Click Restraint: Metode Menavigasi Informasi di Ruang Digital

Click Restraint diperlukan untuk membantu menemukan informasi yang lebih kredibel dan relevan tanpa harus banyak klik website-website yang tidak diperlukan.

oleh Rida Rasidi diperbarui 02 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Click Restraint
Ilustrasi Click Restraint. (Freepik/studiogstock)

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda telah menghabiskan lebih dari beberapa menit di internet, Anda pasti memahami perasaan dibanjiri informasi dalam hitungan detik. Masalahnya, tidak semua informasi tersebut faktual dan dapat diandalkan.

Saat mencari informasi di mesin pencarian, pastilah banyak dari kita yang hanya mengklik dua hasil teratas. Namun, tautan tersebut sering kali berisi iklan atau postingan bersponsor yang menjadi hasil teratas mesin pencarian karena dipromosikan.

Melansir dari poynter.org, John Green, seorang duta besar Program Literasi Media Digital Poynter Institute, MediaWise, mengatakan, memahami informasi bukanlah tentang menemukan banyak sumber, tetapi tentang menemukan beberapa sumber yang dapat diandalkan dalam melakukan pencarian.

Di situlah peran click restraint.

Click Restraint penting untuk digunakan saat menjelajahi internet. Beberapa situs web telah mengasah teknik SEO untuk mencapai posisi teratas di mesin pencarian agar mereka dapat mencapai suatu tujuan, entah apakah itu untuk memicu emosi besar, seperti ketakutan dan kemarahan atau hanya untuk mencoba menjual sesuatu.

Jika sebuah situs membuat Anda merasakan emosi yang berlebihan hanya dari judulnya saja, mengapa ingin membaca semuanya? Click Restraint membantu Anda melihat sumber yang lebih kredibel dan tepat sebelum memercayai suatu informasi.

Bagaimana Cara Kerja Click Restraint?

Click Restraint adalah sebuah tip literasi media yang dikembangkan oleh Stanford History Education Group (SHEG). Clik Restraint adalah tindakan menunggu beberapa detik sebelum mengklik hal pertama yang Anda lihat pada hasil pencarian. Itulah kuncinya, menahan diri untuk tidak langsung mengklik hingga menemukan sumber yang kredibel dan relevan. SHEG menemukan bahwa pemeriksa fakta profesional menggunakan clik restraint untuk menemukan artikel, video, studi, atau statistik yang sah.

Alih-alih langsung mengklik hal pertama yang mereka lihat, pemeriksa fakta menahan diri dan memilih untuk menelusuri seluruh halaman pertama, bahkan terkadang memeriksa halaman kedua dan ketiga dari hasil pencarian.

Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan Click Restraint dari Green dan MediaWise:

  • Tanyakan pada diri Anda sendiri: "Apakah dalam hasil pencarian ada nama-nama organisasi berita atau blog yang belum pernah Anda dengar?"
  • Dari judulnya, Anda juga bisa mengetahui apakah sebuah halaman merupakan artikel berita atau hanya menyajikan opini sehingga tidak relevan dengan pencarian Anda.
  • Selanjutnya, Anda harus memindai cuplikan di bawah setiap judul. Teks di bawah URL akan memberi petunjuk tentang konten halaman web tersebut.
  • Bacalah menggunakan metode lateral reading: Buka tab baru dan lakukan pencarian lain untuk nama organisasi atau kata-kata kunci dari cuplikan tersebut.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya