Khofifah Ajak Masyarakat Lawan Ujaran Kebencian dengan Memperkuat Literasi Digital

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa ajak seluruh elemen masyarakat untuk melawan ujaran kebencian dengan memperkuat literasi digital.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 23 Jun 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2024, 20:00 WIB
Khofifah Indar Parawansa berharap bisa berduet dengan Emil Dardak di Pilkada Jawa Timur. Komunikasi dengan partai politik terus digencarkan.
Khofifah Indar Parawansa (Ady Anugrahadi).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa mengajak, seluruh masyarakat bersama-bersama melawan ujaran kebencian.

Salah satu caranya yaitu dengan menguatkan literasi digital. Hal ini disampaikan Khofifah untuk memperingati Hari Internasional untuk Melawan Ujaran Kebencian.

"Melawan ujaran kebencian bisa dilakukan melalui pendidikan dan literasi media dan informasi, mengetahui tentang aturan kebebasan berekspresi untuk mengatasi akar penyebab ujaran kebencian, dan aktif melakukan kroscek," kata Khofifah dilansir dari Antara, Minggu (23/6/2024).

Menurut Khofifah, saat ini masyarakat cenderung mudah terprovokasi dan tersulut emosi dari konten ujaran kebencian yang disebarkan lewat media sosial.

Selain, kata dia, perkembangan teknologi saat ini memberi kebebasan masyarakat untuk mengunggah beragam konten. Namun, tak sedikit dari konten tersebut berisi hate speech atau ujaran kebencian.

"Dari unggahan itu, bermacam-macam tujuannya mulai dari menyebar hoaks, memicu konflik, dan memecah belah. Untuk itu kita sebagai pengguna internet dan media sosial, harus melawan adanya ujaran kebencian yang semakin hari semakin banyak merajalela," ucap dia.

Berdasarkan survei Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII 2024), Jawa Timur menduduki peringkat ke-2 sebagai provinsi dengan jumlah pengguna internet terbesar di Pulau Jawa, dengan total 34,06 juta pengguna.

Selain literasi digital, Khofifah mengatakan, upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter informasi.

"Sebagai masyarakat harus memiliki sensitivitas untuk memahami mana konten yang menggiring opini untuk memecah belah dan mengundang kebencian," tambah dia.

Lebih lanjut Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini menjelaskan bahwa dampak ujaran kebencian bukanlah hal yang boleh disepelekan. Tak jarang, ujaran kebencian memicu konflik yang jika terus dipelihara.

"Selain mencegah diri dan lingkungan terdekat untuk memproduksi ujaran kebencian, yang paling mudah bisa kita lakukan adalah tidak mudah menyebarkan konten berbau ujaran kebencian," tuturnya.

Khofifah berpesan, kepada masyarakat untuk saling memperkuat literasi digital sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan global menjadi lebih penting dari sebelumnya.

"Mengatasi ujaran kebencian, baik secara daring maupun dalam kehidupan nyata, menjadi lebih mudah ketika seseorang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengidentifikasi dan menangkal ujaran kebencian. Mari melawan hate speech dan kuatkan persatuan bangsa," kata Khofifah.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya