Minta Sambungan Listrik, Warga Bekasi Keberatan Bayar Rp 13 Juta

Harapan masyarakat pedesan di Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan aliran listrik dengan adanya program listrik desa (Lisdes) tidak mudah.

oleh Maria Flora diperbarui 30 Mar 2014, 16:45 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2014, 16:45 WIB
Tanpa Listrik
Ilustrasi. (Antara Foto/Septianda Perdana)

Citizen6, Bekasi Harapan masyarakat pedesan di Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan aliran listrik dengan adanya program listrik desa (Lisdes) tidak mudah. Warga RT003/RW18, Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi misalnya, mesti mengeluarkan uang cukup besar untuk bisa menikmati listrik masuk ke dalam rumah.

Ketua RT003/RW018, Desa Segara Makmur, Agus mengatakan, warga mesti merogoh kocek sebab program listrik desa hanya masuk di lingkungan kampung saja, namun tidak sampai ke rumah warga. Hal ini lantaran tidak adanya kabel penghubung ke rumah-rumah warga.

Dikatakannya, warga merasa keberatan akan hal tersebut, sebab biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut cukup besar.  Untuk menjangkau total 95 rumah warga yang ada di RT yang dipimpinya tersebut, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 13 jutaan. Uang tersebut untuk membeli kabel serta perangkat lainya.

"Kalau harus keluar uang sampai segitu kami warga merasa keberatan sekali. Kami harap warga bisa mendapatkan aliran listrik secara gratis," keluhnya.

Agus juga menambahkan tidak masalah jika ke depannya warga mesti membayar biaya listrik yang digunakan masing-masing warga setiap bulannya. Hanya saja warga keberatan jika harus keluar uang  untuk mendapatkan aliran listrik.

"Mestinya program listrik desa harus sampai rumah warga dan tidak ada embel-embel biaya lagi. Kalau begitu caranya warga keberatan," kata dia.

Masyarakat hingga saat ini belum sekalipun menikmati listrik masuk ke dalam rumah. Hal tersebut menjadi ironi di tengah pesatnya pembangunan di Kabupaten Bekasi.

"Miris sekali ihat ini. Masa wilayah seperti Kabupaten Bekasi ada yang warganya belum tersentuh listrik," kata Sulaiman, tokoh pemuda Kabupaten Bekasi.

Terkait hal itu, dirinya mendesak kepada Pemkab Bekasi dalam hal ini Bupati untuk tidak tinggal diam terkait hal tersebut.

"Kami harap Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin tidak tinggal diam urusan ini. Kasihan warga selama ini tidak mendapatkan  haknya," tandasnya.  (Ivan Faizal/mar)

Penulis
Ivan Faizal
Bekasi, faizalixxx@gmail.com

Baca juga:
Menulis Bertopik ke-11 : Apa Arti Pemilu Bagimu?
Yuk, Promosikan Artikel Blog Kamu di Citizen6
[Arti Pemilu] Pesta Demokrasi Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai Rabu 19 Maret 2014 sampai dengan 3 April 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Apa Arti Pemilu Buatmu". Ada hadiah utama LinkSys Smart Wi-Fi Router untuk satu pemenang dan merchandise spesial untuk 5 tulisan terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya