Meskipun Rutin Dirazia, Gepeng Tetap Bermunculan

Maka itu butuh pendidikan yang memang wajib dan gratis bagi rakyat Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Jul 2014, 16:18 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2014, 16:18 WIB
Meskipun Rutin Dirazia, Gepeng Tetap Bermunculan
Maka itu butuh pendidikan yang memang wajib dan gratis bagi rakyat Indonesia.

Citizen6, Jakarta Di kota-kota besar seperti Jakarta, masalah pengemis seperti tak pernah selesai. Apalagi pada bulan Ramadan seperti sekarang ini. Rupanya pemberantasan gelandangan dan pengemis (gepeng) oleh pemerintah belum maksimal. Banyak masyarkat yang menganggap pemerintah tidak tegas.

Padahal kenyataannya pemerintah telah bergerak, namun di sisi lain para Gepeng itu sendiri yang tidak mengerti dan tidak mau menerima maksud dari pemerintah kita. Mereka justru membuat suatu pemikiran yang disebarkan kepada teman-temannya agar tetap menjadi gepeng untuk mencari rezeki. 

Pada penelusuran yang saya lakukan di wilayah Karet Tengsin dan Pejompongan Jakarta, hasilnya memang benar, kelompok gepeng sudah punya aturan permainan sendiri. Contohnya di kawasan Vihara Jakarta Pusat, selagi Gepeng yang sudah menjadi orangtua meminta-minta atau menerima sumbangan dari orang-orang maka para anak diberi tugas untuk mengintai dan disuruh mengambil secara diam-diam barang dari sang pemberi uang atau bantuan itu. 

Sebenarnya pemerintah telah bergerak dengan menerjunkan satuan polisi pamong praja (satpol pp) ke daerah-daerah yang rawan akan Gepeng, namun seringkali setelah gepeng ditangkap dan dibebaskan maka mereka kembali lagi untuk beroperasi. Pemerintah belum melakukan tindak lanjut jangka panjang untuk menangani masalah ini. 

Seharusnya ada tindak lanjut dari ini semua, seperti pendidikan dan relokasi kawasan tempat tinggal. Karena Gepeng itu sebenarnya warga Indonesia yang berarti sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Tinggal bagaimana pemerintah bisa mengubah SDM yang lemah kepada perubahan kearah lebih baik.

Maka itu butuh pendidikan yang memang wajib dan gratis bagi rakyat Indonesia. Dengan adanya pendidikan otomatis SDM akan berkualitas, ditambah dengan pengawasan dan pencegahan yang ketat. Setelah itu baru SDM yang sudah berkualitas akan menjadi tenaga kerja yang dibuat di suatu kawasan sendiri misalnya kawasan industry batik atau apapun yang dikelola pemerintah dan mereka diberi tempat tinggal disitu dan jaminan kesehatan yang mencukupi.

Jika itu semua terlaksanakan, maka tidak ada lagi saling menyalahkan antara Pemerintah dan masyarakat . "Kami sudah melakukan penyapuan rutin sesuai arahan atasan kami, namun gepeng tetap bermunculan " ujar Suharto salah satu satpol pp di kawasan Pejompongan Jakarta Pusat.

Pengirim:

Antonius Pramudyo

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com. 

Mulai 1 Juli sampai dengan 13 Juli Citizen6 mengadakan program menulis bertopik ke-15: Tempat Asyik Buat Ngabuburit berhadiah router dan merchandise cantik. Info detail di sini

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya