Danau Linow, 3 Warna Airnya Memukau

Manado selama ini orang mengenal dengan aneka makanan khasnya, bubur manado, paniki juga Taman Laut Bunaken yang memukau

oleh Liputan6 diperbarui 16 Des 2014, 17:06 WIB
Diterbitkan 16 Des 2014, 17:06 WIB
Danau Linow di Manado, Indah Memukau
Manado selama ini orang mengenal dengan aneka makanan khasnya, bubur manado, paniki juga Taman Laut Bunaken yang memukau

Citizen6, Manado Manado selama ini identik dengan Taman Laut Bunaken yang merupakan salah satu taman laut terindah di dunia. Namun, bukan hanya itu tempat wisata favorit yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Danau Linow.

Sewaktu mengisi liburan pada akhir Juli, saya bersama keluarga berlibur ke Manado yang juga merupakan kota kelahiran dan kampung dari orang tua. Salah satunya lokasi wisata yang wajib dikunjungi ialah sebuah Danau yang sangat indah dengan warna airnya bisa berubah-ubah, Danau Linow namanya.

Anda akan dibuat terpukau oleh sebuah danau seluas 34 hektar yang berlokasi tepatnya di kota Tomohon. Ternyata Kota Tomohon tidak hanya terkenal sebagai ”Kota Seribu Bunga” dengan hawa yang sejuk dan tanah yang subur membuat hampir segala jenis bunga dapat tumbuh dan berkembang.

Keindahan Danau Linow ini sudah tersebar dan terlintas di benak sekitar kota Manado. Meski Danau Linow belum dikenal sebagai tempat wisata yang sangat menarik di seluruh Indonesia, tetapi sudah banyak wisatawan yang berkunjung dan mengabadikan foto dengan danau yang warnanya bisa berubah-ubah itu.

Danau itu mempunyai 3 warna yang bisa berubah-ubah, kalau di lihat secara kasat mata warna tampak di hijau tosca, biru laut serta coklat susu. Danau ini memiliki kadar belerang yang cukup tinggi yang membuat Danau Linow dapat berubah-ubah warna.

Ketika berada di sana, saya ditemani oleh kehadiran kawanan burung belibis yang tengah berenang di danau. Selain pemandangan yang indah, yang menarik minat saya adalah makanan pisang goreng dan dabu – dabu yang dijajakan di sekitar lokasi wisata ini.

Selain kedua makanan tersebut, masih banyak jenis makanan lainnya seperti kue khas dari Manado dan kerajinan tangan seperti kalung, gelang, dan gantungan kunci yang ditawarkan. Anda hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 25000 saja per orang untuk bisa menikmati keindahan tempat wisata tersebut.

Selain Danau Linow masih ada lagi tempat wisata yang menarik yang tidak saya lewatkan untuk dikunjungi selagi masih berada disana, yaitu Bukit Kasih. Bukit Kasih terletak sekitar 55 km dari kota Manado,  perlu waktu tempuh kira-kira 3 jam.

Namun apabila ditempuh dari kampung tempat saya tinggal, perjalanan menuju Bukit Kasih hanya ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit saja. Sesampainya disana, Anda akan bertemu dengan 2.435 anak tangga hingga sampai ke puncak bukit yang harus Anda daki, tentunya dapat membuat kaki lelah Anda.

Sepanjang perjalanan ke puncak bukit, di sekitarnya terdapat pemandangan kawah belerang. Disana juga sudah ada berbagai peringatan untuk berhati-hati dalam menaiki anak tangga dan himbauan untuk memakai sepatu yang nyaman. Semua rasa lelah dan letih yang saya rasakan seakan sirna ketika tiba di puncak bukit tersebut.

Sebuah tempat yang menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama. Ternyata Bukit ini juga diyakini sebagai rumah tinggal nenek moyang asli Minahasa, disana kita akan melihat ukiran wajah nenek moyang mereka yang tergambar di salah satu sisi bukit. Unik sekali!

Selagi di puncak tugu, ada patung burung merpati dan bola dunia. Merpati menjadi simbol kesucian dan kesetiaan, sementara bola dunia menandakan bahwa kasih itu universal dan tidak memiliki batasan. Ini juga digambarkan dengan adanya 5 rumah ibadah yang dibangun berdampingan di Bukit Kasih.

Setelah puas melihat dan menuruni tangga sebanyak yang waktu dinaiki, saya disambut oleh berbagai para ibu yang sudah membuat kerajinan dengan tangannya sendiri sebagai bentuk oleh-oleh khas Manado seperti yang ada di Danau Linow dan tak jauh beda seperti kalung, anting, cincin, gelang dan juga ada berupa kaos yang berlambang gambar dan tulisan “Bukit Kasih”.

Selain itu, saya menyempatkan diri untuk mampir ke gubuk tempat para wisatawan mencicipi berbagai makanan yang ada disana, Bagi mereka yang ingin mencoba makanan yang berbeda, ini adalah tempat yang tepat untuk mencoba jagung, pisang dan ubi rebus di kawah bukit.

Tempat wisata yang ketiga dan menjadi tempat favorit terakhir saya yaitu Pantai Malalayang. Anda tidak harus pergi ke Bali yang untuk melihat suasana pemandangan pantai yang indah dan juga dapat melihat sunset. Namun pesisir pantai Manado juga merupakan lokasi yang tepat untuk menikmati sunset.

Selain menikmati moment sunset, pantai Malalayang juga terkenal dengan sajian menu Pisang Goreng atau yang sering disebut orang Manado dengan "Pisgor deng dabu-dabu” yang dijual di pondok sekitar tepi pantai.  Makan pisgor deng dabu-dabu sambil melihat keindahan pantai dan juga sunset bagaikan kita merasa berada di suasana Bali. Sungguh pantai ini menjadi tempat favorit saya tiap akhir minggu bersama keluarga dan saudara untuk menikmatinya.Kezia Revi

Penulis:

Kezia Revi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya