Simfoni Untuk Bangsa, Syahdunya Lagu Indonesia dalam Pakem Klasik

Konser musik ini membawakan lagu-lagu Indonesia dengan sentuhan musik klasik

oleh Sulung Lahitani diperbarui 30 Agu 2015, 17:29 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2015, 17:29 WIB
Simfoni Untuk Bangsa, Syahdunya Lagu Indonesia dalam Pakem Klasik
Konser musik ini membawakan lagu-lagu Indonesia dengan sentuhan musik klasik

Citizen6, Jakarta Selama ini, musik klasik identik dengan musik yang eksklusif. Musiknya orang-orang tertentu. Tambahan lagi, lagu-lagu yang dibawakan dalam musik klasik adalah lagu yang asing bagi telinga kebanyakan orang Indonesia. Atas dasar itulah, Konser Simfoni Untuk Bangsa dihadirkan.

Konser Simfoni Untuk Bangsa sendiri merupakan konser musik klasik yang memadukan lagu-lagu nasional, lagu-lagu daerah, serta lagu-lagu perjuangan dengan pakem musik klasik. Konser ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan lagu-lagu Indonesia agar lebih menarik dan menginspirasi masyarakat di Indonesia.

-

Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Fondation serta The Resonanz Music Studio, konser yang diadakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 29 Agustus 2015, ini menampilkan talenta-talenta muda milik Indonesia. Sebut saja: Bernadeta Astari, Farman Purnama, Rainier Revireino, serta dua flutis kenamaan Metta F. Ariono serta Marini Widyastari.

Tak hanya itu, konser yang dipandu Avip Priatna sebagai konduktor ini juga menghadirkan Batavia Madrigal Singers serta The Resonanz Children's Choir, dua paduan suara asal Indonesia yang menjuarai berbagai perlombaan di luar negeri.

-

Membawakan lagu-lagu yang familiar, seperti Bendera (Cokelat), Jamrud Khatulistiwa, Untukmu Indonesiaku, Indonesia Jaya, Senandung Syukur, serta lagu daerah Tokecang, Bungong Jeumpa, Benggong, konser ini nyatanya berhasil membius masyarakat yang datang untuk menonton.

Sebut saja pada saat lagu Tokecang. Diawali dengan nada-nada indah dari dua flute, penonton diajak berseru "Hei" pada nada tertentu. Ide mengajak penonton turut berpartisipasi ini nyatanya mengubah kesan jemu yang biasa tampak pada konser musik klasik.

-

Tak hanya lagu gembira, penonton juga dibius dengan nada sendu nan syahdu pada saat Batavia Madrigal Singers membawakan lagu almarhum Slamet Abdul Syukur. Meski hanya seperti kumpulan bunyi gumaman, namun ritme yang teratur serta pembagian suara yang tepat membuat lagu tersebut gampang dinikmati.

Tak mau kalah dengan senior mereka, The Resonanz Children's Choir juga memukau penonton saat membawakan lagu daerah Bungong Jeumpa. Nada rendah di awal berganti bersemangat di pertengahan lagu. Wajah semringah dan bangga tampak jelas dari muka para penyanyi cilik tersebut.

-

Nyatanya, Avip Priatna berhasil menghibur penonton berkat tangan dinginnya. Meski lagu Indonesia Jaya telah selesai sebagai lagu penutup, tepukan penonton membuat Avip beserta rekan-rekannya menambahkan satu lagu daerah, Gelang-gelang Sipatu Gelang.

Ya, Avip mengajak penonton pulang bersama-sama meski penonton tampak enggan beranjak dari kursi mereka. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya