Citizen6, Jakarta - Sepuluh tahun lalu, tepatnya tahun 2006, seorang perampok yang sedang beraksi untuk mencuri barang-barang antik di sebuah situs arkeologi suku Maya tergelincir ke dalam gua, setelah tali yang dipegangnya terlepas.
Perampok malang itu terjun bebas ratusan meter ke dalam sebuah gua. Di dalam gua yang gelap itu, ia terjatuh di tumpukan tulang belulang manusia.
Baca Juga
Baru-baru ini, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tulang belulang manusia tersebut adalah korban persembahan. Mereka kebanyakan adalah anak-anak.
Advertisement
Para peneliti menemukan fakta baru bahwa telah terjadi perdagangan anak pada masa itu. Gua yang menyimpan 9.566 tulang manusia tersebut dijuluki "Mitnacht Schreknis Heel," yang berarti "Midnight Teror Cave".
Seperti dilansir viralnova.com, para peneliti di Cal State memperkirakan gua tersebut dibuat 3.000 tahun lalu. Selama 1500 tahun, 144 mayat dibuang ke dalam gua. Sebagian besar korban adalah anak-anak usia antara 6 dan 14 tahun.
Luka-luka pada tulang mengindikasikan bahwa anak-anak tersebut adalah korban persembahan, dibunuh hidup-hidup atas nama Chaac, dewa angin dan hujan suku Maya. Orang-orang Maya percaya dengan mengorbankan anak manusia, para dewa berkenan menurunkan hujan.
Terbukti, para peneliti menemukan fakta bahwa pada periode tersebut terjadi delapan kali kekeringan di wilayah tersebut.
Sebagian suku-suku di dunia percaya bahwa dewa-dewa bersemayam di langit. Namun suku Maya percaya bahwa dewa-dewa mereka lebih suka berdiam di dalam gua-gua. Karena itu mereka melakukan persembahan manusia di gua.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6