Meski Usia 68 Tahun Kakek Ini Masih Sekolah SMP

Sesuai usianya yang telah senja, seorang laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Jun 2016, 19:22 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2016, 19:22 WIB
Pantang Menyerah, Kakek 68 Tahun Tetap Sekolah, Kini di Kelas X
Sesuai usianya yang telah senja, seorang laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya.

Liputan6.com, Jakarta Sesuai usianya yang telah senja, sosok laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya. Namanya Durga Kami, usianya 68 tahun. Saat ini ia sedang duduk di kelas  X di sebuah sekolah menengah di Shree Kala Bhairab di Syangja, Nepal.

Layaknya anak sekolah sewajarnya, ia yang membiarkan jenggotnya berkibar-kibar memakai seragam ke sekolah. Dengan bantuan tongkatnya ia harus berjalan selama kurang lebih satu jam untuk mengikuti pelajaran.

Seperti di negara-negara berkembang lainnya, keinginan Kami untuk menyelesaikan sekolah dihentikan oleh kemiskinan. Padahal ia bercita-cita menjadi guru.

Namun sampai setua ini, semangat belajarnya terus menyala. Ayah enam anak dan kakek delapan cucu ini kini setiap hari pergi ke sekolah. Ia bertekad ingin menyelesaikan sekolahnya setelah kesepian ditinggal mati isterinya.

Sesuai usianya yang telah senja, seorang laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya.

( Durga Kami dan teman-teman sekelasnya berpose di sekolah Menengah Shree Kala Bhairab di Syangja, Nepal)

Di sekolah ia bergabung dengan keramaian siswa-siswa lain yang berjumlah kurang lebih 200 siswa. Keriuhan itu kontras dengan rumahnya yang terisolasi di Syangja, kira-kira 250 kilo meter dari ibu kota Nepal, Kathmandu.

Kakek Kami tinggal sendirian di rumah yang berada di atas bukit. Karena dimakan usia, rumah itu atapnya sering bocor jika sedang hujan.

"Untuk melupakan kesedihan saya pergi ke sekolah," kata Kami di tengah puluhan siswa yang rata-rata berusia 14-sampai 15 tahun.  

Sesuai usianya yang telah senja, seorang laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya.

( Durga Kami sedang menjawab pertanyaan dari gurunya saat ia hadiri di sekolah REUTERS / Navesh Chitrakar. [Foto / Instansi]

D.R Koirala, guru sekolah mengundang Kami dan memberikan perlengkapan sekolah, termasuk  seragam celana panjang abu-abu, kemeja putih dan dasi bergaris dasi.

"Ini adalah pengalaman pertama saya mengajar orang seusia ayahku," kata Koirala. "Saya  senang dan bahagia."

Seperti dilansir chinadaily.com.cn, jumlah siswa kelas sepuluh di mana Kami berada sebanyak 20 orang. Kelas itu dijuluki  "Kami 'Baa', yang berarti kelas Ayah. Meskipun usianya sudah tua Kami tetap mengikuti semua aktivitas  termasuk voli di halaman sekolah.

Sesuai usianya yang telah senja, seorang laki-laki dengan rambut yang telah memutih, berada di antara siswa sekolah yang seumuran cucunya.

(Tampak Durga Kami sedang mempersiapkan makan malam di rumahnya)  

Durga Kami mengatakan, dia ingin terus belajar sampai kematian menjemputnya. Dia juga selalu memberi semangat kepada orang lain bahwa usia sebenarnya tidak menghambat seseorang untuk belajar.

Bagaimana?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya