Liputan6.com, Jakarta - Bahasa Indonesia ternyata punya banyak varian untuk menyebut kata “mati”. Dalam Tesamoko, Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang terbit tahun 2016, disebutkan mati bersinonim dengan berkalang tanah, berlalu, berpulang, berputih tulang, binasa, lewat, mangkat, mendahului, mengembuskan napas penghabisan, meninggal, putus jiwa, tewas, dan wafat.
Sementara untuk kata-kata yang dianggap lebih kasar, Tesamoko menyarankan jangkang, koit, kojor, mampus, modar, dan terjengkang.
Mati, merujuk pada KBBI edisi IV, didefinisikan sebagai ‘sudah hilang nyawanya; tidak bernyawa; tidak pernah hidup’.
Namun, penggunaan kata mati berbeda-beda, tergantung pada konteks dan nilai rasa yang melekat pada kata tersebut.
Pada kata tewas, misalnya, lebih tepat dipakai untuk menyebutkan tidak bernyawanya seseorang akibat kejadian yang tidak wajar, misalnya korban pembunuhan.
KBBI IV sendiri merujuk tewas sebagai ‘mati dalam perang, bencana, dan sebagainya'.
Lalu bagaimana untuk meninggal? Kata ini dianggap bersinonim mutlak dengan mati, tapi tentu kita lebih wajar menyebut, contohnya: kucing itu mati dibanding kucing itu meninggal.
Ada pula kata koit, mampus, dan modar. KBBI IV menggolongkan ketiganya berarti 'mati' dengan keterangan kasar. Namun, kapan ketiga kata itu dipakai?
Mampus agak bermakna menyumpahi, sementara kata modar dan koit bisa dipakai untuk menunjukkan bahwa yang meninggal adalah orang yang tak berharga. Misalnya, penjahat itu koit di tangan polisi atau penjahat itu modar kena tembakan polisi.
Selain kata-kata di atas, masyarakat juga mengenal mengembuskan napas terakhir sebagai sinonim meninggal. Kadang-kadang dipakai pula ungkapan meregang nyawa. Namun rupanya, meregang nyawa tidak bersinonim dengan mengembuskan napas terakhir.
KBBI IV menyebutkan meregang nyawa memiliki arti 'hampir mati' alias 'sekarat'. Jadi, kalau ada kalimat, “PSK berinisial A meregang nyawa karena dibunuh teman kencannya di sebuah hotel di Jakarta”. Jadi, di sini perlu dipertanyakan apakah A sekarat dulu atau langsung tewas setelah ditusuk berkali-kali itu.
KOLOM BAHASA: Mati atau Meregang Nyawa, Apa Bedanya?
Bahasa Indonesia tenyata punya banyak varian untuk mendefiniskan mati atau hilangnya nyawa.
diperbarui 30 Jul 2016, 09:15 WIBDiterbitkan 30 Jul 2016, 09:15 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Meghan Markle Menyala dengan Daur Ulang Gaun Lama Tanpa Pangeran Harry yang Tur ke Afrika
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester United: Main Tanpa Gol, Pacelik Menang Setan Merah Berlanjut
Meningkat, Ekonomi Digital Kalsel 2024 Capai 22 Juta Transaksi dengan Nominal Rp 2,85 Triliun
Penampilan Haddad Alwi dan Sulis Pecah, Selawat Berkumandang di Synchronize Fest 2024!
Dharma ke Pramono Anung: Beliaulah yang Menempatkan Saya di BSSN
Resmi Buka Peparnas 2024, Presiden Jokowi Ungkapkan Pesan Persaudaraan
Marak Gen Z Kena PHK, Ridwan Kamil Janji Beri Dana Kekuatan Sosial hingga Gratiskan Minum Kopi
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalimantan Selatan, Siapa Dia?
Sebut Pandemi Agenda Asing, Dharma Pongrekun Bikin Warganet Ngakak
Pembukaan Peparnas 2024 di Solo: Dibuka Jokowi, Dimeriahkan God Bless
Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Dana RW Rp 1 Miliar di Debat Cagub DKI Jakarta
Singgung Pandemi di Debat Cagub Jakarta, Dharma Pongrekun: Covid-19 Omong Kosong