Demi Pengobatan, Bocah Leukimia Tempuh Jarak 400 Km Sendirian

Kisah bocah malang ini sungguh membuat miris siapa saja yang mendengarnya

oleh Liputan6 diperbarui 04 Okt 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 16:30 WIB
Bocah 11 Tahun Jalan Kaki 400 KM untuk Penyembuhan
Bocah 11 Tahun Jalan Kaki 400 KM untuk Penyembuhan

Liputan6.com, Jakarta Kisah bocah  malang ini sungguh membuat miris siapa saja yang mendengarnya. Shi Luyao bocah laki-laki yang baru berusia 11 tahun ini harus menjalani hidup yang sungguh berat.

Sebelumnya Shi menjalani kehidupan normal layaknya bocah seusianya. Setiap pagi ia berangkat ke sekolah dan melakukan aktivitas lain setelah pulang. Namun sejak November 2013 ia mengalami demam tinggi.

Setelah menjalani pemeriksaan medis, Shi ternyata mengidap leukemia limfositik akut. Sejak itu dunianya berubah. Ia terpaksa keluar dah sekolah dan mencari pengobatan untuk kesembuhan kankernya.

Celakanya orangtua Shi telah berpisah. Ibu Shi telah meninggalkan dirinya saat ia berusia dua tahun. Sedangkan ayahnya juga pergi mencari pekerjaan ke kota lain. Ia  terpaksa  tinggal bersama kakek neneknya. 

Bocah 11 Tahun Jalan Kaki 400 KM untuk Penyembuhan

Untuk membiayai pengobatan kankernya, beberapa kerabat sepakat memberikan sumbangan. Namun setelah dihitung ayahnya, jumlah yang terkumpul belum bisa menutup biaya pengobatan yang telah dilakukan.

"Anakku, kamu harus bertahan. Aku akan berusaha dengan segala cara, "kata ayahnya.

Kondisi Shi pada Agustus 2015 membaik. Setelah ia menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit yang berjarak sekitar 400 Km dari rumahnya.

Bocah 11 Tahun Jalan Kaki 400 KM untuk Penyembuhan

Untuk menghemat biaya, Shi mulai terpaksa berobat ke rumah sakit sendirian. Media setempat melaporkan, dari rumahnya di Bengjing Guizhou, ia pergi ke Liupanshui dengan bus, lalu melanjutkan menumpang kereta menuju Kunming.

"Aku ingin menangis, tapi aku tidak mau orang lain mengetahui, aku sendirian, "katanya.

Setelah menjalani pengobatan, Shi harus berbaring selama enam jam. Meski rasa sakit menusuk-nusuk di sumsum tulangnya, ia segera meninggalkan tempat itu dan langsung menuju Liupanshui untuk pulang.

Meskipun Shi sakit, ia adalah siswa yang gigih. Saat ia tidak masuk dan menjalani pengobatan, ia meminjam buku sepupunya dan terus belajar. Rasa sakit yang ia rasakan tak mampu menghalanginya untuk belajar. Berkat kegigihannya itu, Shi menjadi juara kelas.

Peng, gurunya terkejut setelah mengetahui Shi mengidap leukemia. Ia pun membantu Shi agar lebih nyaman dengan menjaga dan merawatnya. 

Menurut dokter, pengobatan Shi memasuki tahap selanjutnya. Kabar baiknya ia tak perlu menjalanai transplantasi sumsum tulang.

Semangat dan semoga lekas sembuh ya Shi.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya