Dalam Keterbatasan, Mimpi Tedi Kurniawan Tak Pernah Pudar

Melihatnya sekilas, mungkin ia terlihat tak berbeda dari anak-anak seusianya.

oleh Karmin Winarta diperbarui 26 Mei 2017, 12:31 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 12:31 WIB
Tedi Kurniawan
Foto: Rumah yatim

Liputan6.com, Jakarta Melihatnya sekilas, mungkin ia terlihat tak berbeda dari anak-anak seusianya. Apalagi ketika ia menggunakan setelan jas saat acara wisuda perpisahan di sekolahnya, Sabtu. Ia tampak semakin dewasa di usia remajanya. Namun, ada duka yang sempat dirasakannya dibalik senyumnya saat diwisuda kemarin.

Dialah Teddy Kurniawan, salah seorang anak asuh Rumah Yatim Yogyakarta. Teddy baru saja menyelesaikan pendidikannya di MTs Ummul Quro dan berencana melanjutkan tingkat menengah atas di MAN 4 Sleman.

Lelaki asli Solo ini mulanya mengalami rasa sakit pada kakinya hingga kemudian terjadi bengkakan di kaki. Tak kuat menahan rasa sakit, Teddy akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya, kaki Teddy terkena kanker tulang dan satu-satunya cara agar kanker ini tak menyebar adalah amputasi.

Keputusan diambil dan akhirnya ia harus merelakan satu kakinya diamputasi dari bagian pangkal paha. Meninggalkan sedikit saja daging kaki di dekat pinggangnya. Selesai dari proses amputasi, Teddy sempat mengalami guncangan. Ia masih belum percaya bahwa kakinya hanya tinggal satu.

Foto: Rumah yatim

Belum bisa menerima kondisi yang ada, Teddy memilih kembali ke rumah dengan orang tuanya dan meninggalkan asrama. Ia sempat tak mau melanjutkan sekolah karena merasa terpukul dengan kondisi kakinya.

Teddy yang dikenal gampang bergaul dan humoris ini sempat menjadi pendiam. Hingga kemudian pihak Rumah Yatim berusaha terus memotivasinya untuk kembali seperti dulu dan menghiraukan kondisi fisik yang kini dimilikinya. Setelah berkali-kali meyakinkannya, akhirnya Teddy mau kembali ke asrama. Ia pun melanjutkan sekolah hingga berhasil menyelesaikan Ujian Nasional bersama teman-temannya.

Menurut Tosin selaku pembina asrama, Teddy dikenal sebagai anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik. Ia pun juga termasuk yang istiqomah dalam berbagai hal. Hafalan misalnya, meski tak sebanyak temannya yang lain tapi Teddy tergolong istiqomah. “Hafalannya memang tak banyak tapi dia istiqomah. Setiap hari pasti setoran walau dua atau tiga ayat.” Terang Ali Tosin.

Lelaki yang memiliki kegemaran memancing ini akhirnya bisa beraktivitas seperti biasa dengan menggunakan bantuan kaki palsu. Meski awalnya tak dapat menerima tapi Teddy cepat menemukan semangatnya kembali. Bahkan ia bercita-cita menjadi dokter tulang agar kelak bisa menciptakan obat bagi orang-orang yang terkena penyakit sepertinya. “ Supaya nggak perlu diamputasi dan kehilangan kaki seperti saya”, ungkapnya.

“Tetaplah semangat belajar karena kekurangan bukanlah penghalang untuk meraih cita- cita dan impian.” Pesan Teddy lagi.

Penulis:

Sinta Guslia

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya