Gara-Gara Meme, Winnie the Pooh Diblokir di China

Bertubuh gempal dan berwajah imut bikin sosok Winnie the Pooh menggemaskan. Namun, tidak demikian di China.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 18 Jul 2017, 10:33 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2017, 10:33 WIB
Meme Presiden China dan Barack Obama pada 2013
Meme Presiden China dan Barack Obama pada 2013 (Weibo)

Liputan6.com, Jakarta - Bertubuh gempal dan berwajah imut bikin karakter kartun Winnie the Pooh menggemaskan. Namun, tidak demikian di China. Negeri Tirai Bambu ini melarang kehadiran sosok lucu itu di depan umum maupun di dunia maya.

Selama akhir pekan lalu, badan sensor pemerintah China dikabarkan menghapus Winnie the Pooh dari GIF (Graphics Interchange Format) animasi dan sejumlah posting-an di media sosial Sina Weibo, juga aplikasi WeChat.

Pada Senin 17 Juli 2017, posting-an yang menggunakan gambar beruang itu dan juga karakter Mandarin Winnie the Pooh masih diizinkan di media sosial Weibo. Namun, komentar tentang Little Bear Winnie--nama Winnie the Pooh versi China--akan dibalas pesan yang mengatakan "konten tersebut ilegal".

Stiker-stiker Winnie the Pooh juga telah dihapus dari galeri resmi WeChat, tapi GIF yang datang dari pengguna masih tersedia.

Penyebabnya belum bisa dipastikan. Namun, sejumlah pengamat menilai tindakan keras itu untuk merespons beredarnya meme internet yang menyamakan Presiden China Xi Jinping dengan Winnie the Pooh, tokoh kartun beruang yang lamban tapi baik hati karya AA Milne.

Kemunculan meme tersebut berawal sejak 2013, ketika foto Presiden China Xi Jinping dan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama disandingkan dengan gambar Winnie dan rekannya Tiger yang berjalan bersisian.

Tak hanya itu, pada tahun berikutnya giliran foto Presiden Cina bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang disamakan dengan gambar Winnie dan Eeyore si keledai.

Menurut Global Risk Insights, gambar Presiden Xi berdiri di atap mobil disamakan dengan mainan anak-anak bertema Winnie the Pooh menjadi gambar paling disensor pada 2015.

Meme tersebut bahkan memicu pemerintah China menambahkan kata "Winnie the Pooh" dalam daftar hitam pencarian internet.

Partai Komunis yang berkuasa di China sangat sensitif terhadap penggambaran lucu dari pemimpinnya, terutama jelang kongres partai yang dianggap menentukan tahun ini.

Pada Senin 17 Juli, sejumlah pengguna media sosial di China menguji sejauh mana pembatasan pada sosok beruang yang sering berkata, "oh, bother" ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. "Kasihan Winnie kecil," tulis seorang pengguna Weibo soal nasib Winnie the Pooh. "Apa yang dilakukan beruang penyuka madu menggemaskan ini hingga dianggap memprovokasi?"

Jawabannya, hanya pemerintah China yang tahu pasti.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya