Remaja Jenius Temukan Zat Pembunuh Bakteri Kebal Antibiotik

Ia mendapat penghargaan karena menemukan zat pembunuh Staphylococcus aureus, bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 31 Jan 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 07:00 WIB
Remaja Jenius Temukan Zat Pembunuh Bakteri Kebal Antibiotik
Ia mendapat penghargaan karena menemukan zat pembunuh Staphylococcus aureus, bakteri yang resisten terhadap antibiotik. (Doc: The Irish Time)

Liputan6.com, Jakarta Seorang remaja berusia 15 tahun asal Irlandia, mendapat penghargaan karena menemukan zat pembunuh Staphylococcus aureus, bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Remaja bernama Simon Meehan itu mendapat penghargaan karena tak hanya menemukan zat pembunuh Staphylococcus aureus, tapi juga karena zat yang ia temukan merupakan bahan alami yang didapat dari buah blackberry. Menurut WHO, bakteri resisten antibiotik merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan global, keamanan pangan, dan pembangunan saat ini.

Singkatnya, infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, dan salmonellosis jadi makin sulit diobati saat bakteri penyebabnya berevolusi dan kebal terhadap antibiotik umum yang tersedia dalam pengobatan saat ini. Semua ini menunjukkan betapa besar arti penemuan Simon.

Menurut The Irish Times, Simon menemukan sifat tahan antibiotik super dari ekstrak blackberry hanya dengan bereksperimen dengan 10 tanaman di daerahnya. Berdasarkan laporan BTPLC, tanaman yang ia teliti termasuk asparagus dan jelatang.

Setelah melakukan beberapa percobaan, barulah Simon menemukan bahwa blackberry mengandung zat kimia yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri kebal antibiotik.

"Orang-orang pergi ke hutan Amazon untuk mencari antibiotik baru. Tapi saya menemukannya di kebun belakang. Ini begitu menakjubkan," kata dia.

 

Selanjutnya

ilustrasi bakteri
Bakteri Bacillus F

Profesor John O'Halloran, salah satu juri dalam "The 54th BT Young Scientist & Technology Exhibition" mengklaim temuan Simon memberikan pendekatan unik untuk membunuh bakteri dengan menggunakan bahan aktif tumbuhan alami.

"Ketegasan pendekatan yang diadopsi Simon membuat proyeknya berbeda dari pesaing lainnya dan membuatnya menjadi pemenang keseluruhan," kata dia.

Simon mengaku mendapat inspirasi penelitian tersebut dari kakeknya. Eddie Lucey, sang kakek, dikenal sebagai guru sains dan herbalist. Ia dikenal sering membantu menyembuhkan penyakit orang dengan menggunakan herbal yang ditanam di halaman rumahnya sendiri.

"Ia telah mengilhami pekerjaan saya. Saya berhutang budi atas pengetahuan yang ia berikan," kata bocah itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya