Liger dan Tigon, Spesies Unik Hasil Kawin Silang Singa dengan Harimau

Spesies Liger dan Tigon lahir secara alami dari perkawinan silang antara Singa dan Harimau

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 07:00 WIB
Liger dan Tigon, Spesies Unik Hasil Perkawinan Singa dengan Harimau
Spesies Liger dan Tigon lahir secara alami dari perkawinan silang antara Singa dan Harimau (Sumber foto: Inform.kz)

Liputan6.com, Jakarta - Semakin berkembangnya ilmu biologi, saat ini banyak ilmuan menciptakan hal-hal unik hasil percobaan kawin silang antara hewan tertentu. Salah satunya adalah spesies baru Liger dan Tigon, yang merupakan hasil kawin silang antara singa dan harimau.

Liger merupakan singkatan dari dari nama lion dan tiger, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Simau (singkatan dari singa dan harimau). Hewan ini merupakan hasil perkawinan antara singa jantan dan harimau betina. Sedangkan tigon merupakan hasil persilangan antara harimau jantan dan singa betina.

Melansir dari sains.me, secara umum perkawinan silang ini sering terjadi secara alami, namun di alam liar keberadaan kedua spesies hibrida ini mulai punah. Oleh karena itu, saat ini mulai banyak penangkaran satwa liar di dunia mulai mengembangbiakkan spesies ini.

Liger dan tigon memiliki karakteristik yang hampir sama dengan menurunkan sifat kedua induknya. Misalnya kebiasaan liger yang suka berenang seperti harimau, dan juga memiliki tubuh bintik-bintik seperti singa. Berat liger bisa mencapai 400 kilogram dengan ukuran dua kali ukuran induknya.

Tigon Cenderung Alami Kekerdilan

Spesies Hibrida yang Mulai Punah
Spesies Tigon yang lebih banyak menurunkan sifat Harimau daripada Singa (Sumber foto: Nationalgeographic.com)

Berbeda dari liger, tigon lebih cenderung mengalami dwarfism (kekerdilan) sehingga memiliki badan berukuran kecil. Hal ini dikarenakan tigon selalu mewarisi gen penghambat pertumbuhan dari induk singa betina sehingga berat tigon hanya sekitar 200 kilogram.

Perkawinan harimau dan singa saat ini lebih banyak direkayasa oleh manusia, oleh karena itu liger dan tigon yang ada saat ini lebih banyak terlahir tidak secara alami dan cenderung tumbuh tidak normal atau memiliki penyakit sehingga umur mereka lebih pendek.

Penulis:

Latif Munawar

Reporter Sahabat Liputan6.com

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya