Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 53 tahun dibawa ke unit gawat darurat setelah mengalami nyeri perut tak tertahankan selama tiga hari. Tak hanya itu, perutnya juga bengkak dan kaki kanannya mati rasa sehingga tak dapat bergerak selama 24 jam terakhir. Saat diraba, kaki itu tidak memiliki denyut nadi dan terasa dingin.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari The BMJ Case Report, riwayat medis pria yang tak disebutkan namanya itu amat bersih. Tak ada risiko penyakit vaskular, tak ada obat yang diambil, dan tak ada riwayat medis lainnya. Setelah diperiksa, ternyata semua penyakitnya bersumber dari buang air besar yang senantiasa ditahan selama 4 minggu.
Pemeriksaan dubur mengungkapkan segumpalan tinja yang menumpuk di tubuhnya. Scan perut menunjukkan pemadatan tinja yang amat besar dan sindrom kompartemen perut yang berpotensi mengancam jiwanya.
Kotoran yang menumpuk di organ pencernaannya telah membuatnya ususnya membengkak serta menekan arteri iliaka kanannya. Tekanan ini menyebabkan rasa sakit di kaki dan kelumpuhan.
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Selanjutnya
Lebih jauh, pria itu juga menunjukkan tanda-tanda gangguan ginjal dan asidosis metabolik. Keseriusan kasus ini membuatnya segera dibawa untuk dioperasi dan dihilangkan kotoran yang menumpuk itu.
"Sebanyak sekitar 2 liter feses dikeluarkan dari tubuh pria itu," ungkap salah satu dokter yang menangani kasus tersebut.
Setelah sejumlah besar kotoran dikeluarkan dari tubuhnya, pria itu juga diberikan penanganan untuk sembelit yang ia alami. Empat hari kemudian, pria itu diperbolehkan meninggalkan unit perawatan intensif meskipun masih butuh 13 hari lagi sebelum ia bisa kembali berjalan.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Para dokter tak yakin apa yang menyebabkan penumpukan kotoran tersebut. Nyatanya, konstipasi semacam itu memang bisa berbahaya.
Pada 2015, seorang gadis yang mengalami fobia toilet meninggal setelah menahan buang air besar selama 8 minggu. Penumpukan itu menyebabkan rongga dadanya tertekan dan gadis itu meninggal karena serangan jantung.
Karena itu, bila Anda mengalami kesulitan buang air besar, segeralah menghubungi dokter. Dalam keadaan apapun, Anda tak boleh menahannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: