Atambua, Beranda RI yang Penuh Toleransi

Kabupaten Belu yang beribukota Atambua, merupakan salah satu kabupaten di propinsi NTT yang berbatasan langsung negara Timor Leste.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mar 2012, 12:06 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2012, 12:06 WIB
120305aatambua.jpg
Citizen6, Atambua: Kabupaten Belu yang beribukota Atambua, merupakan salah satu kabupaten di propinsi NTT yang berbatasan langsung negara Timor Leste. Letaknya yang tepat berbatasan dengan negara Timor Leste di tengah Pulau Timor, kiranya tidak salah dijuluki Beranda Terdepan Republik Indonesia.

Belu, dalam bahasa Tetun memiliki arti sahabat atau teman, yang menceriminkan masyarakatnya yang cukup ramah dan bersahabat bagi setiap siapa saja yang datang ke wilayah ini. Sejak Timor-Timur berpisah dari pangkuan NKRI, kabupaten ini namanya mendunia. Hal ini dikarenakan ratusan ribu pengungsi Timor-Timur mengungsi ke wilayah yang dalam sejarah dikenal sebagai daerah yang netral, yang terletak diantara kolonialisme Belanda di Timor Barat dan Portugis di wilayah Timor-Timur.

Atambua yang menjadi ibukota Kabupaten Belu tidak saja saat ini dihuni oleh masyarakat penduduk lokal suku Kemak, Bunak, Marae, Dawan dan Tetun, namun juga dihuni oleh sejumlah kalangan pendatang seperti orang Jawa Sulawesi, Flores, Sumatera hingga kaum Tionghoa yang telah membaur menjadi warga Belu. Masyarakat Belu yang mayoritas beragama Roma Katolik ini menjunjung tinggi toleransi umat beragama yang ditunjukkan melalui kebersamaan dalam setiap perayaan hari-hari besar.

Kabupaten Belu yang saat ini memiliki 24 kecamatan ini, kini mulai menanti lahirnya sebuah kabupaten baru hasil pemekaran yakni kabupaten Malaka. Wilayah utara dan selatan tetap satu dalam sebuah kebersamaan untuk tetap berada didalam beranda terdepan NKRI. (Pengirim: Fransiskus Pongky Seran)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya