Perbedaan Nabi dan Rasul Menurut Islam, Serta Kisah 5 Ulul ‘Azmi

Bagi umat muslim wajib hafal nih.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2021, 16:29 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2019, 10:55 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (AFP PHOTO/LOUAI BESHARA)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai umat muslim, wajib hukumnya untuk meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah benar adanya meskipun belum pernah melihat sosoknya sekalipun. Namun, sebagian orang masih salah memahami perbedaan Nabi dan Rasul. 

Tidak sedikit orang yang menganggap Nabi dan Rasul adalah sama. Padahal, semua nabi tidak berarti rasul, namun rasul sudah pasti nabi.

Nabi dan Rasul adalah suri tauladan umat Islam yang semua perilakunya patut dicontoh oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Agar lebih paham terkait perbedaan Nabi dan Rasul, berikut adalah penjelasan mengenai Nabi dan Rasul yang perlu diketahui agar tidak salah dalam mengimaninya.

Pengertian Nabi dan Rasul

Secara etimologi, kata “nabi” berasal dari kata naba yang berarti “dari tempat yang tinggi”. Sementara itu, pengertian Nabi secara umum adalah seorang manusia Hamba Allah SWT yang diberikan kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.

Dengan kata lain, wahyu yang diturunkan kepada Nabi kemudian tidak disampaikan kepada umatnya. Wahyu yang didapatnya tersebut kemudian hanya diamalkan oleh dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban menyampaikan kepada umat atau kaumnya.

Sementara itu, kata “rasul” berasal dari kata risala yang berarti penyampaian. Rasul adalah seseorang yang diberikan wahyu dan kepercayaan oleh Allah SWT yang kemudian diamalkan dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya.

Mengenai jumlah Nabi dan Rasul, ada yang berpendapat bahwa jumlah Nabi adalah 124.000, sedangkan jumlah Rasul ada 312. Namun, dalam Al-Quran hanya terdapat beberapa nama Nabi dan Rasul yang disebutkan seperti dalam surat Al-Ghafir ayat 787 berikut:

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mu’jizat melainkan dengan seizin Allah.” (Qs. Al-Ghafir: 787)

Terdapat 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an dan Hadits yang wajib diimani oleh setiap Muslim, yaitu:

Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Saleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishak (Ishaq) AS, Yaqub AS, Yusuf AS, Syu’aib AS, Ayyub AS, Dzulkifli AS, Musa AS, Harun AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa’ AS, Yunus AS, Zakaria AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW

Perbedaan Nabi dan Rasul

Lebih jauh, berikut beberapa perbedaan Nabi dan Rasul:

1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya;

2. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir);

3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Jumlah Nabi sangat banyak yaitu kurang lebih 124.000 sedangkan jumlah Rasul adalah 312;

4. Semua Nabi tidak berarti Rasul, namun Rasul sudah pasti Nabi;

5. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat;

6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang diutus Allah SWT selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.

Nabi Ulul ‘Azmi

Perbedaan Nabi dan Rasul juga dapat dilihat dari keteguhan hati yang sangat mengagumkan. Dari 25 nama-nama Nabi, terdapat 5 nabi yang mempunyai sifat Ulul ’Azmi yaitu para nabi yang mempunyai keteguhan hati sangat mengagumkan, tabah luar biasa, kesabarannya tidak terbatas, meskipun mereka mendapatkan berbagai macam ujian dari Allah SWT namun mereka tetap teguh, sabar, dan senantiasa bertawakal dalam menyampaikan ajarannya kepada umatnya.

5 Nabi Ulul ‘Azmi

 

Kisah Nabi Nuh AS

Nuh adalah putra Lamik bin Matta Syalih bin Idris. Menurut Al-Quran, usia Nabi Nuh ialah 950 tahun (QS. Al-'Ankabuut:14). Setelah Nabi Idris meninggal dunia, perilaku masyarakat semakin menyimpang. Begitu juga kaum Nuh, yang ketika itu menyembah berhala. Selain itu, kaum Nuh terkenal zalim dan sewenang-wenang.

Kisah Nabi Nuh AS terkenal dengan pembuatan Kapal yang besar yang digunakan untuk menyelamatkan kaumnya yang beriman serta hewan-hewan dari banjir air bah yang dahsyat. Bencana tersebut kemudian membinasakan orang-orang kafir, termasuk puteranya yang durhaka.

Kisah Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah yang wajib diketahui umat Islam. Ayah dari Nabi Ibrahim AS adalah pembuat patung berhala. Ditambah lagi, ada seorang raja kafir bernama Raja Namrud yang dengan sombongnya mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan Semesta Alam.

Paham bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Karena geram dan kesal, Raja Namrud akhirnya memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi Ibrahim tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun.

Kisah Musa AS

Nabi Musa dilahirkan di Negeri Mesir pada masa pemerintahan Raja Firaun. Ibunya bernama Yukabad dan ayahnya bernama Imran bin Yashar. Raja Firaun adalah seorang Raja yang kejam. Waktu itu dikeluarkan undang-undang apabila ada bayi lahir laki-laki, harus dibunuh.

Ketika Musa lahir, ibunya khawatir Musa akan dibunuh tetapi Allah SWT memberikan ilham agar bayi itu ditaruh di dalam peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil. Akhirnya, peti yang berisi bayi itu ditemukan oleh Asyiyah istri Firaun.

Asyiyah memohon kepada suaminya agar bayi itu tidak dibunuh, tetapi dijadikan anak angkat saja.

Setelah Musa dewasa, ia tidak senang melihat kekuasaan Firaun yang sewenang-wenang. Untuk memberantas kekejaman Firaun, Allah SWT mengangkat Musa menjadi Nabi dan Rasul. Nabi Musa menerima wahyu dan kitab suci Taurat.

Sebagai seorang utusan Allah, beliau diberi Mukjizat. Pengikut Nabi Musa semakin banyak sehingga Raja Firaun tambah khawatir. Nabi Musa dan pengikutnya dikejar-kejar sampai ke tepi laut merah.

Setelah Nabi Musa sampai di tepi Laut Merah, dipukulkan tongkatnya ke laut, seketika laut menjadi kering sehingga dapat dilewati. Para pengikut Raja Firaun telah berada di belakangnya. Musa lalu memukulkan kembali tongkatnya ke laut, maka tanah tersebut menjadi lautan lagi. Pasukan Firaun tergulung air laut dan mati semuanya.

Kisah Isa AS

Nabi Isa adalah anak Maryam, yang merupakan keponakan dari Nabi Zakaria. Saat mengandung Nabi Isa, Maryam di fitnah oleh penduduk sekitar karena dia mengandung tanpa di sentuh lelaki manapun. Tanda-tanda kenabian Isa sudah nampak sejak kecil.

Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Isa melalui malaikat Jibril, dan diangkat menjadi nabi serta menerima kitab Injil. Isi dari kitab tersebut untuk membenarkan dan melengkapi kitab sebelumnya, yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa.

Nabi Isa AS terkenal dengan kisahnya yang bisa menghidupkan burung yang ia bentuk dari tanah liat. Tak hanya itu, Nabi Isa AS juga bisa menyembuhkan penyakit parah sekalipun. Atas izin Allah SWT, Nabi Isa AS dapat mengembalikan indera penglihatan orang buta yang sudah menderita sejak lahir.

Kisah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 20 April 571 Masehi/12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau Amul Fiil. Sejak kecil hingga dewasa Nabi Muhammad SAW telah dikenal sebagai orang yang jujur, tidak pernah berkata kotor, tidak pernah berbohong, dan tidak pernah melakukan maksiat.

Karena kejujurannya dalam berkata dan bersikap itulah kemudian beliau diberi gelar al-Amin oleh kaumnya yang berarti “orang yang terpercaya”.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Muhammad untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al-Quran. Selain itu, Muhammad juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah.

Nabi Muhammad juga mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman, memerintah bumi dan pohon seperti Nabi Musa, serta banyak mukjizat lainnya.

Reporter: Yunisda Dwi Saputri

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya