Liputan6.com, Jakarta Musik dipercaya menghasilkan efek-efek positif bagi pendengarnya. Tak hanya untuk bersenang-senang ternyata musik juga memiliki efek ilmiah bagi pendengarnya.
Para peneliti menjelaskan bahwa setiap jenis musik tertentu bisa meningkatkan emosi positif yang bisa menstimulasi produksi hormon-hormon peningkat imunitas tubuh. Orang-orang yang mendengarkan rekaman musik yang mengalun tiap pagi dan malam dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2001, orang yang sering mendengarkan musik memiliki otak yang lebih tajam. Penelitian dari University of Kansas Medical Center menemukan bahwa orang yang terkait dengan musik, seperti belajar musik dan terbiasa mendengarkan musik memiliki otak yang lebih awet muda dibandingkan dengan orang yang tidak menyukai musik.
Terkadang saat mendengarkan musik kesukaan, anggota tubuh akan bereaksi dengan menggerakkan kepala, menjentikkan jari, mengayunkan kaki, atau menggerakkan anggota tubuh lain sesuai irama musik.
Hal ini adalah sesuatu yang datang secara alami, dan bahkan kadang-kadang kamu tidak menyadari bahwa telah melakukannya. Kamu mungkin sedang duduk di mobil, menunggu kereta atau jemputanmu datang atau mungkin hanya sekadar mengisi waktu, dan kemudian gerakan-gerakan tersebut terjadi.
Berikut penjelasan mengapa kamu menggerakkan tubuh saat mendengarkan musik seperti Liputan6.com lansir dari WorldofBuzz, Minggu(3/2/2019).
Musik Membuatmu Bahagia
Menurut CNN, ketika seseorang mendengarkan musik, otak akan melepaskan dopamin, atau hormon yang memicu rasa bahagia. Hal ini merupakan respons terhadap rangsangan yang berhubungan dengan kesenangan.
Bahkan, pencitraan otak telah mengungkapkan bahwa proses ini terjadi sebagai respons terhadap makanan dan seks juga lho. Itulah betapa otak kita sangat menyukai musik. Faktanya, pada saat berada pada puncak kesenangan saat mendengarkan musik, tubuh akan menghasilkan dopamin sedemikian rupa sehingga dikatakan sebanding dengan methamphetamine sejenis doping yang menciptakan efek kebahagiaan.
Hal ini menjelaskan mengapa saat mendengarkan musik tubuh juga ikut bergerak mengikuti irama. Karena suasana hatimu sedang bahagia. Selain itu musik juga dapat menghilangkan rasa cemas yang kamu hadapi.
Advertisement
Otak Ingin Memahami Apa yang Kamu Dengar
Menurut penelitian, ketika mendengarkan musik kamu cenderung menggerakkan tubuh sesuai dengan irama. Misalnya, kamu sering mengetuk kaki mengikuti irama drum ketika mendengarkan lagu tertentu, seolah-olah meniru instrumen dan mencoba menciptakan kembali suara yang tepat.
Ini adalah cara tubuhmu untuk mencoba lebih memahami musik secara keseluruhan. Dengan gerakan refleks ini tubuhmu berusaha memahami musik yang kamu dengar melalui gerakan-gerakan meniru instrumen musik.
Menurut sebuah penelitian medis, musik menghasilkan getaran suara yang bisa merangsang gelombang otak kamu. Hal ini tergantung dengan getaran pada musik. Kecepatannya akan mempengaruhi kewaspadaan kamu.
Musik Adalah Hal yang Kompleks
Penelitian dari Aarhus University, Denmark menunjukkan bahwa lagu-lagu yang paling enak didengarkan akan menstimulasi otak untuk mengekspresikannya dengan gerakan tubuh. Tubuhmu tampaknya tidak nyaman dengan keheningan saat mendengarkan musik.
Sebuah survei oleh tim yang sama juga menemukan bahwa kebanyakan orang menikmati lagu dengan ketukan konstan dan kompleks. Dengan musik tubuhmu akan tergerak untuk mengekspresikan kompleksitas kebahagiaan yang kamu haslikan.
Salah satu contoh lagu terbaik yang menjadi favorit saat ini adalah lagu dari Pharrell Williams yang berjudul Happy. Lagu ini memiliki irama menyenankan yang begitu menarik perhatian dan dapat membuat seseorang untuk menari. Tak diragukan lagi lagu ini dapat berada di puncak tangga lagu Billboard 100 selama 15 minggu.
Dengan mendengarkan musik tubuhmu akan terdorong untuk melakukan aktivitas dengan penuh semangat. Efek-efek yang ada pada musik memang kompleks dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Advertisement
Dapat Membantu Menjalin Ikatan Dengan Orang Sekitar
Aniruddh Patel dari Neurosciences Institute di San Diego menyatakan bahwa kemampuan otak seseorang untuk mendengarkan musik dimaksudkan sebagai cara manusia untuk terikat dalam kelompok melalui gerakan bersama.
Sama seperti tentara yang berbaris dengan ketukan yang sama di sebuah pasukan, salah satu tujuan mendengarkan musik adalah untuk mengikat seseorang secara sosial.
Dengan mendengarkan musik yang sama maka perasaan untuk terikat akan muncul dengan sendirinya. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menari dengan lagu yang sama lebih mudah untuk bekerja sama. Jadi, jika kamu ingin membangun sebuah ikatan dengan seseorang musik adalah pilihan yang tepat.