Liputan6.com, Jakarta Bekerja menjadi sebuah kewajiban untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan seseorang. Setiap perusahaan tentunya memiliki aturan, kultur ataupun jam kerja yang berbeda.
Ada perusahaan yang menerapkan lima hari bekerja ataupun enam hari bekerja. Tetapi rupanya bekerja selama empat hari dalam seminggu mampu membuat karyawan lebih produktif lho. Mungkin bagi perusahaan bekerja empat hari dalam seminggu adalah waktu yang sedikit yang dikhawatirkan akan menghambat kinerja perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Liputan6.com dari laman Big Think, Kamis (21/2/2019) seorang Psikolog Adam Gran dan penulis Rutger Bregman mengungkapkan bekerja empat hari dalam seminggu mampu membuat karyawan lebih produktif.
Adam Grant seorang psikolog dari Wharton School di Pennsylvania melakukan eksperiman untuk mengurangi jam kerja pada sejumlah karyawan, dan hasilnya memuaskan.
4 Hari Kerja Membuat Lebih Fokus
Seseorang yang bekerja empat hari kerja dalam seminggu nampak lebih fokus dan kreativitas yang dihasilkan pun lebih tinggi. Dengan mengurangi jari kerja, para pekerja memiliki waktu lebih untuk kehidupan mereka di luar pekerjaan, mereka pun juga lebih loyal pada perusahaan.
Adam Grant mengatakan, "Saya pikir kami memiliki beberapa eksperimen bagus yang menunjukkan bahwa jika Anda mengurangi jam kerja, orang-orang dapat memusatkan perhatian mereka secara lebih efektif. Mereka tetap memproduksi dengan jumlah yang sama dengan kualitas dan kreativitas yang lebih tinggi. Dan mereka juga lebih loyal kepada organisasi karena bersedia memberi mereka fleksibilitas untuk peduli dengan kehidupan mereka di luar pekerjaan."
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ekonom dan sejarawan Rutger Bregman, penulis Utopia for Realists.
Ia setuju, dan menjelaskan bahwa jumlah hari kerja yang lebih singkat sebenarnya sudah dicoba pada beberapa pengusaha kapitalis besar pada zaman dulu dan terbukti hasilnya para pekerja lebih produktif.
Rutger mengatakan "Selama beberapa dekade, semua ekonom utama, filsuf, sosiolog, hingga pada tahun 1970-an, mereka semua percaya bahwa kita akan bekerja semakin sedikit," katanya.
"Pada 1920-an dan 1930-an, sebenarnya ada pengusaha kapitalis besar menemukan bahwa jika Anda mempersingkat minggu kerja, karyawan menjadi lebih produktif. Henry Ford, misalnya, menemukan bahwa ia mengubah jam kerja dalam sepekan dari 60 jam menjadi 40 jam, karyawan akan menjadi lebih produktif, karena mereka tidak terlalu lelah di waktu luang mereka. " imbuh Rutger.
Advertisement
Berdasarkan hasil penelitian
Hal ini juga didukung oleh penelitian akademik. Berbagai studi menemukan bahwa hari kerja yang lebih pendek akan membuat orang lebih bahagia dan lebih produktif.
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga menunjukkan bahwa negara-negara dengan budaya jam kerja yang panjang sering mendapat skor buruk untuk produktivitas dan PDB per jam bekerja.
Sementara itu, salah satu perusahaan di Selandia Baru melakukan uji coba bekerja selama empat hari per minggu. Tahun lalu mereka mengonfirmasi akan menerapkannya secara permanen.
Para akademisi yang melakukan uji coba juga melaporkan seorang pekerja memiliki tingkat stres yang lebih rendah, tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan mengalami peningkatan keseimbangan kehidupan kerja. Secara kritis, mereka juga mengatakan pekerja 20% lebih produktif.