Liputan6.com, Jakarta - Seorang nelayan asal Thailand menemukan gumpalan berwarna kuning pada tahun 2014 lalu menyimpannya. Kini, nelayan bernama Suwat Chitchanthuek itu baru mengetahui kalau objek tak biasa itu merupakan muntahan paus yang bernilai tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Tanpa mengetahui nilai bongkahan itu, Suwat sering mencungkil benda itu dengan pisau saat bosan. Lalu setelah dipotong kecil, bongkahan tersebut akan ia ukir.
Setelah kisah-kisah tentang penemuan serupa muncul dalam berita-berita di tv, pria berusia 58 tahun itu pun memeriksa temuannya. Barulah ia menyadari kalau bongkahan kuning itu adalah ambergris, bahan langka yang digunakan dalam parfum dan berasal dari muntahan paus.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ditemukan di lautan
Zat lilin tersebut diproduksi dalam sistem pencernaan ikan paus dan biasa digunakan sebagai bahan dalam pembuatan parfum. Suwat sendiri menemukan benjolan kuning raksasa itu mengambang di laut di Rayong, Thailand timur. Ia lalu membawanya ke rumah karena menurutnya itu tidak biasa.
Â
Advertisement
Kaget dengan harganya
Pada bulan Februari lalu, sebuah batu serupa di temukan di selatan Thailand dan membuat pria itu penasaran. Setelah yakin, keluarganya terkejut mengetahui benda itu nilainya bisa lebih dari satu juta baht Thailand atau sekitar lebih dari Rp 460 juta.
Â
Menyesal tidak merawatnya dengan baik
"(bongkahan) itu lebih berat dan lebih besar saat saya pertama kali menemukannya. Kadang saat saya bosan, saya mengukirnya dengan pisau. Sekarang saya menyesal melakukannya," ungkap Suwat seperti dikutip dari Viral Press.
Ambergris atau grey amber atau whale ambergris telah dihargai mahal selama berabad-abad dan digunakan sebagai fiksatif untuk parfum dan obat-obatan.
Advertisement