Kecam Eksploitasi Gajah Kurus Tikiri, Netizen Petisi Pemerintah Sri Lanka

Lembaga Save Elephant Foundation dan PETA berusaha untuk menjaga gajah-gajah yang dieksploitasi melalui kasus Tikiri.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 16 Agu 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 19:00 WIB
Viral di Medsos, Begini Kondisi Menyedihkan Gajah Kurus Tikiri
Gajah kurus bernama Tikiri memakan tumbuh-tumbuhan di Kuil Gigi, Kandy, Sri Lanka, Selasa (13/8/2019). Gajah malang tersebut menjadi sorotan setelah fotonya saat sedang parade dalam Festival Perahera viral di media sosial (medsos). (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tikiri, gajah berumur 70 tahun, menjadi viral di dunia maya setelah fotonya yang kurus tersebar. Ia sangat kurus. Terlihat kulit yang dimiliki gajah betina itu membentuk tulang-tulang dari badan hingga kepalanya.

 

Foto Tikiri pertama kali dikeluarkan oleh Save Elephant Foundation dengan tubuhnya yang tampak memprihatinkan. Ia harus berjalan berkilo-kilo meter di dalam kostum yang menutupi kekurusannya bersamaan dengan penari, penyembur api, dan musisi yang berisik. Tak hanya itu, ia harus melakukannya setiap hari selama sepuluh hari untuk Festival Buddha.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Save Elephant Foundation

Berjalan Jauh dan Ditutupi Kain, Kondisi Gajah Ini Bikin Geram Netizen
Tikiri, gajah betina tua yang punya badan kurus bikin miris. (Sumber: World of Buzz)

Lembaga Save Elephant Foundation melalui facebook menceritakan kisah Tikiri. Ia menjadi salah satu atraksi yang diberi kostum dari Festival yang bernama Esala Perahera di Kandy, Sri Lanka, Thailand.

“Tidak ada yang melihat tubuhnya yang kurus atau kondisinya yang lebih, karena kostumnya. Tidak ada yang melihat air mata di matanya, yang terluka oleh cahaya terang yang menghiasi topengnya, tidak ada yang melihat kesulitannya untuk melangkah karena kakinya diborgol ketika dia berjalan,” ujar Lek Chailert, pendiri Save Elephant Foundation, di facebook.

Petisi Mendesak Perdana Menteri

Viral di Medsos, Begini Kondisi Menyedihkan Gajah Kurus Tikiri
Gajah kurus bernama Tikiri berada di Kuil Gigi, Kandy, Sri Lanka, Selasa (13/8/2019). Tikiri seumur hidupnya dipaksa untuk ikut berparade dalam festival kostum. (LAKRUWAN WANNIARACHCHI/AFP)

Dilansir dari CNN travel, Save Elephant Foundation sedang berusaha mendesak orang-orang untuk menulis surat kepada Perdana Menteri Sri Lanka agar turun tangan terhadap kasus ini.

“Pada tahap ini kamu meminta orang untuk melobi pemerintah Sri Lanka untuk mengambil tindakan segera,” kata lembaga yang berbasis di Thailand ini.

Petisi untuk mendesak Perdana Menteri Sri Lanka untuk ‘mengakhiri penyiksaan dan pelecehan biadab ini’ kini telah ditandatangani oleh lebih dari 8000 tanda tangan.

Dukungan PETA

Viral di Medsos, Begini Kondisi Menyedihkan Gajah Kurus Tikiri
Gajah kurus bernama Tikiri memakan tumbuh-tumbuhan di Kuil Gigi, Kandy, Sri Lanka, Selasa (13/8/2019). Kondisi gajah berumur 70 tahun ini sangat miris dan rapuh. (STR/AFP)

Direktur Badan Amal Kesejahteraan Hewan PETA, Elisa Allen, mengungkapkan bahwa gajah sering dieksploitasi di tempat-tepat wisata dan kuil-kuil. Ia mengatakan bahwa pihak berwenang Sri Lanka untuk mulai beraksi dalam memberantas kekejaman terhadap gajah.

“Pihak berwenang Sri Lanka harus berhenti membiarkan kekejaman yang begitu kejam dan mengirim gajah malang ini ke tempat perlindungan di mana dia dapat diperiksa oleh dokter hewan dan, jika perawatan dapat dilakukan, biarkan dia menghidupkan sisa-sisa tahunnya dengan damai,” tutur Allen.

Bantu Selamatkan Gajah

Viral di Medsos, Begini Kondisi Menyedihkan Gajah Kurus Tikiri
Gajah kurus bernama Tikiri berada di Kuil Gigi, Kandy, Sri Lanka, Selasa (13/8/2019). Setelah mendapat kecaman warganet, gajah yang seumur hidupnya dipaksa ikut berparade dalam festival kostum itu akhirnya ditarik pihak berwenang untuk beristirahat dan berobat. (LAKRUWAN WANNIARACHCHI/AFP)

Allen juga mengajak turis untuk membantu gajah-gajah yang menjadi objek eksploitasi tempat wisata. Caranya adalah dengan menolak untuk menunggangi gajah-gajah tersebut.

Selain itu turis juga perlu untuk mendatangi atraksi yang berhubungan dengan menunggangi gajah, hewan-hewan yang dirantai, atau yang memaksa hewan untuk melakukan sesuatu.

 

Penulis:

Timothy Juliano

Universitas Multimedia Nusantara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya