Kebun Binatang Bukittinggi Punya Bayi Harimau Sumatra, Minum Susu dan Makan Sekilo Daging Tiap Hari

Bayi yang diberi nama Banun Kinantan itu lahir pada 28 Desember 2024 dari pasangan harimau Sumatra indukan bernama Mantagi (10) dan pejantan bernama Bujang Mandeh (12).

oleh Tim Lifestyle Diperbarui 21 Apr 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 08:00 WIB
Harimau Sumatera
Keluarga Harimau Sumatera sedang bercengkerama di hutan (Liputan6.com / M.Syukur)... Selengkapnya

Bukittinggi - Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mengumumkan penghuni baru. Mereka kini memiliki seekor bayi harimau sumatra jenis Panthera Tigris Sumatrae berjenis kelamin betina yang diberi nama Banun Kinantan.

Dokter Hewan TMSBK Bukittinggi drh Yoli Zulfanedi di Bukittinggi mengatakan, Banun Kinantan lahir pada 28 Desember 2024 dari pasangan harimau Sumatra indukan bernama Mantagi (10) dan pejantan bernama Bujang Mandeh (12).

"Kelahiran bayi harimau sumatra Banun menambah koleksi Harimau Sumatra di TMSBK menjadi delapan ekor. Ini belum termasuk satu ekor harimau Sumatra lagi yang masih dalam masa observasi," terang Yoli Zulfanedi, dilansir dari Antara, 18 April 2025.

Sebelumnya, delapan ekor harimau Sumatra di TMSBK adalah Bancah (jantan) berusia 20 tahun, Dara Jingga (betina,16), Bujang Mandeh (jantan, 12), Mantagi (betina,10), Bujang Kinantan (jantan,8), Yani (betina, 8), Boncel (jantan, 7) dan kini Banun Kinantan, Betina yang telah berusia 3,5 bulan.

Selain kedelapan harimau tersebut juga ada Si Mauang, harimau Sumatra betina berusia 3 tahun yang dievakuasi masuk ke TMSBK pada 12 Maret 2025 setelah terlibat konflik dengan warga di Taruyan, Nagari Tigobalai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

"Si Mauang bisa jadi dilepasliarkan ke habitatnya atau dirawat di Kebun Binatang Bukittinggi sebagai lembaga konservasi," kata Yoli Zulfanedi.

Dengan beberapa kali kelahiran harimau Sumatra di kebun binatang ini, TMSBK Bukittinggi menunjukkan telah berhasil menjalankan tugas sebagai lembaga yang mengelola konservasi ek-situ (di luar kawasan hutan).

 

Belum Diperkenalkan ke Publik

Enclosure Harimau Sumatera
Relawan dan petugas saat memberikan makan di Enclosure Harimau Sumatera yang dikelola Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.... Selengkapnya

Sementara itu keeper atau penjaga Amril mengatakan, Banun telah diberi makan daging sapi dan daging ayam. Dalam sehari Banun bisa menghabiskan setengah sampai sekilo daging.

"Sampai saat ini Banun masih diberi susu dua kali sehari, pagi dan sore. Induknya hanya mau menyusui anaknya selama seminggu sejak lahir," jelas Amril.Banun Kinantan direncanakan segera diperkenalkan kepada publik secara resmi oleh Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pada 28 April 2025.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi Rofie Hendria, Banun akan diperkenalkan kepada publik oleh wali kota kita saat acara pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang diadakan di Bukittinggi nanti. APEKSI merupakan organisasi yang mewakili pemerintah kota di Indonesia.

Selain sebagai objek wisata andalan, TMSBK Bukittinggi sebagai Lembaga Konservasi di bawah binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Barat sudah membuktikan dapat melaksanakan tugas untuk menjaga, merawat dan mengembang-biakkan koleksi satwa terkhusus jenis harimau Sumatera yang dilindungi dan hampir punah.

Diterkami Harimau Sumatra

Personel BBKSDA Riau mengevakuasi harimau sumatra yang menerkam pekerja di Kabupaten Pelalawan hingga tewas.
Personel BBKSDA Riau mengevakuasi harimau sumatra yang menerkam pekerja di Kabupaten Pelalawan hingga tewas. (Liputan6.com/M Syukur)... Selengkapnya

Belum lama ini seorang pekerja hutan tanaman industri di Kabupaten Pelalawan, Yafao Zebua tewas diterkam harimau sumatra. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah turun ke lokasi menindaklanjuti konflik satwa dengan manusia itu.

Kepala BBKSDA Riau Genman Suhetfi Hasibuan menjelaskan, harimau terduga penerkam korban telah ditangkap pada 16 Maret 2025. Si Datuk Belang sudah dibawa ke tempat aman untuk menjalani beberapa tahapan sebelum dilepasliarkan ke alam liar.

"Saat ini dalam proses habituasi di kandang sebelum dilepasliarkan," kata Genman, Rabu petang, 19 Maret 2025, ,mengutip kanal Regional Liputan6.com, 20 Maret 2025. Genman menjelaskan, BBKSDA Riau mendapatkan laporan dari perusahaan tempat korban bekerja pada 13 Maret 2025. Perusahaan melaporkan korban meninggal dunia setelah diserang harimau.

"Korban berusia 50 tahun, pekerja perawatan, mengalami beberapa luka cakarandi kepala bagian belakang dan leher serta pada bagian daging paha atas kanan," jelas Genman.Keesokan harinya, BBKSDA Riau mengirim Unit Penyelemat Satwa (UPS). Di lokasi, tim melakukan kajian selanjutnya memasang kamera pengintai serta kandang jebak.

Patroli BBKSDA Riau

Kawasan TNKS di Jambi
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan kawasan paling banyak dihuni kawanan harimau di Sumatera. (Liputan6.com/B Santoso)... Selengkapnya

Ada 2 kandang jebak dipasang di lokasi kejadian, salah satunya di dekat kamp pekerja yang merupakan jalur lintasan harimau berdasarkan jejak yang ditemukan.

Pada 16 Maret 2024, harimau sumatra ditemukan masuk dalam salah kandang jebak yang dipasang. Selanjutnya tim melakukan evakuasi ke kamp pekerja menggunakan kendaraan air yang dilanjutkan evakuasi ke kandang habituasi.

Sebagai tindakan pencegahan, BBKSDA Riau dalam beberapa waktu ke depan meningkatkan patroli di area rawan konflik. Kemudian melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara bertindak bilamana bertemu harimau. "BBKSDA Riau mendorong penerapan sistem peringatan dini di sekitar wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar," ujar Genman.

BBKSDA Riau mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan jejak atau melihat harimau di sekitar pemukiman. Laporan dapat disampaikan melalui call center BBKSDA Riau atau aparat desa setempat. "Selain itu, untuk menjaga rantai makanan satwa di alam liar, kami menghimbau masyarakat tidak melakukan perburuan satwa yang biasa menjadi mangsa harimau seperti rusa dan babi hutan," tutup Genman.

 

Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer
Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya