Kasus Aneh, Wanita Ini Tuntut Ayahnya Setelah Kalah Main Ludo

Kasus yang satu ini mungkin terdengar aneh. Namun, seorang anak melaporkan ayahnya ke pengadilan setelah kalah main ludo

oleh Liputan6dotcom diperbarui 30 Sep 2020, 22:01 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 22:01 WIB
5 Permainan Tradisional Anak-Anak yang Mulai Terlupakan
Permainan Ludo. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Liputan6.com, Jakarta Masalah keluarga bisa saja bermula dari hal-hal remeh yang bahkan terkesan tak masuk akal bagi sebagian orang. Seperti kisah seorang wanita yang melaporkan ayahnya setelah kalah main ludo.

Menurut wanita itu, sang ayah telah berlaku curang. Dan hal ini menyakitinya karena selama ini ia sangat mempercayai sang ayah.

Melansir indiatoday.in, Selasa (29/9/2020), seorang penasihat pengadilan keluarga, Sarita Rajani, mengatakan bahwa wanita itu kehilangan rasa hormat untuk ayahnya, membencinya dan bahkan ingin memutuskan hubungan dengan ayahnya tersebut. Dia bahkan tidak lagi ingin memanggilnya "ayah".

Ia beralasan karena selama ini sangat mempercayai ayahnya sehingga tidak mengharapkan untuk berlaku curang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bermain untuk mengisi waktu

[Bintang] Habiskan Akhir Pekan di Rumah dengan Berbagai Permainan Ini
Ludo | via: kaskus.co.id

Menurut laporan, semuanya bermula saat wanita berusia 24 tahun itu, dua saudara kandungnya, dan ayah mereka mulai bermain permainan papan ludo empat pemain secara teratur untuk menghabiskan waktu karena India sedang diisolasi untuk memerangi pandemi COVID-19.

Lalu ayahnya membunuh salah satu tokennya dalam permainan yang membuatnya tidak percaya bahwa ayahnya bisa melakukan ini. Bahkan ketika ayahnya tersebut menjanjikannya semua kebahagiaan di dunia.

Setelah kekalahannya tersebut, wanita tersebut meyakini bahwa tidak ada hubungan dengan ayahnya setelah kejadian itu. Sempat menolak untuk mengomunikasikan keluhannya dengan anggota keluarga, keluarga tersebut harus mengambil empat sesi konseling untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Wanita itu mengatakan dia merasa ayahnya seharusnya rela untuk kalah dalam permainan demi kebahagiaannya," kata Sarita mengutip ANI.

 

Harus belajar menerima kekalahan

Ilustrasi Hukum di Indonesia
Aturan PPJB Diharapkan Adil Bagi Keduanya

Sarita menambahkan, alasan utama kasus ini adalah karena orang "tidak mampu menahan kekalahan". Konselor pengadilan keluarga mengatakan bahwa kebutuhan untuk belajar bagaimana menerima kekalahan sama pentingnya dengan mengklaim kemenangan.

Hubungan antara anggota keluarga tampaknya membaik setelah wanita tersebut menerima empat sesi konseling. Melansir gulfnews.com, Selasa (29/9/2020), anak bungsu dari tiga bersaudara berusia 24 tahun kini sedang melanjutkan studi di tempat lain sementara keluarganya tinggal di Bhopal.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya