Liputan6.com, Jakarta - Manusia adalah makhluk hidup yang sering merasakan berbagai jenis suasana hati. Mirisnya, meskipun kesedihan dan suasana hati yang buruk selalu menjadi bagian dari pengalaman manusia, kini tak jarang orang lebih memilih untuk mengabaikan perasaan ini.
Baca Juga
Advertisement
Emosi normal manusia seperti kesedihan, sering dianggap layaknya “gangguan” dan orang lebih memilih untuk berpura-pura bahagia untuk menutupinya. Namun, ternyata suasana hati yang buruk tetap menjadi bagian penting dari rentang suasana hati normal yang kita alami secara teratur. Pengakuan bahwa suasana hati yang buruk adalah normal, justru membantu kita mengatasi banyak situasi dan tantangan sehari-hari.
Melansir Inverse, Kamis (17/11/2022), terlalu menekankan kebahagiaan dan menyangkal kesedihan hanya akan menyebabkan lebih banyak kekecewaan pada seseorang, yang bahkan menimbulkan depresi.
Kesedihan yang intens, seperti depresi, jelas merupakan gangguan yang serius dan melemahkan. Tetapi, suasana hati buruk yang lebih ringan dan bersifat sementara dapat memiliki tujuan adaptif yang penting dan berguna.
Alih-alih menolaknya, perasaan sedih kerap membawa manfaat tersendiri, mulai dari sinyal otak kepada tubuh, menjadi bantuan untuk mengatasi tantangan sehari-hari, hingga menjadi latihan untuk menghadapi situasi yang sulit.
Banyak manfaat lainnya yang terdapat pada perasaan sedih dibalik emosi yang kerap dihindari oleh sebagian orang ini. Berikut kami rangkum manfaat kesedihan melansir dari penelitian yang dilakukan oleh Live Science.com.
Manfaat Perasaan Sedih
Melansir Live Science, untuk mendemonstrasikannya, dilakukan penelitian yang memanipulasi suasana hati orang (dengan menayangkan film bahagia atau sedih misalnya), kemudian mengukur perubahan kinerja dalam berbagai tugas kognitif dan perilaku.
1. Meningkatkan Ingatan Memori
Suasana hati yang buruk (yang disebabkan oleh cuaca buruk) mengakibatkan orang lebih baik dalam mengingat rincian toko yang baru saja mereka tinggalkan. Suasana hati yang buruk juga bisa meningkatkan ingatan saksi mata dengan mengurangi efek dari berbagai gangguan, seperti informasi yang tidak relevan, palsu atau menyesatkan.
2. Membangkitkan Motivasi
Berdasarkan penelitian Live Science, ketika peserta yang bahagia dan sedih diminta untuk melakukan tugas mental yang sulit, mereka yang suasana hatinya sedang buruk berusaha lebih keras dan lebih tekun. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas, mencoba lebih banyak pertanyaan, dan menghasilkan lebih banyak jawaban yang benar.
Advertisement
3. Komunikasi yang lebih baik
Gaya berpikir yang lebih penuh perhatian dan terperinci yang ditimbulkan oleh suasana hati yang buruk juga dapat meningkatkan komunikasi. Ditemukan bahwa, orang yang sedang dalam suasana hati yang sedih menggunakan argumen persuasif yang lebih efektif untuk meyakinkan orang lain, lebih baik dalam memahami kalimat yang ambigu, dan lebih baik dalam berkomunikasi ketika berbicara.
4. Meningkatkan perasaan adil
Menariknya, suasana hati yang agak buruk menyebabkan orang lebih memperhatikan ekspektasi dan norma-norma sosial dan mereka memperlakukan orang lain dengan tidak terlalu egois dan lebih adil. Perasaan sedih juga menimbulkan sisi empati yang lebih tinggi kepada seseorang dan membuatnya menjadi lebih emosional. Meskipun terdengar buruk, tetapi sisi emosional ini memainkan peranan sosial yang lebih simpatik kepada manusia lain.
5. Penilaian yang lebih akurat
Suasana hati yang agak buruk juga mengurangi beberapa bias dan distorsi dalam cara orang membentuk kesan. Misalnya, hakim yang sedikit sedih membentuk kesan yang lebih akurat dan dapat diandalkan tentang orang lain karena mereka memproses detail dengan lebih efektif.
Ditemukan bahwa, suasana hati yang buruk juga mengurangi sifat mudah tertipu dan meningkatkan skeptisisme ketika mengevaluasi mitos dan rumor perkotaan, dan bahkan meningkatkan kemampuan orang untuk mendeteksi penipuan secara lebih akurat.
6. Meningkatkan kreativitas
Pada awal tahun 1990-an, para psikolog menemukan bahwa gangguan suasana hati delapan hingga 10 kali lebih banyak terjadi pada penulis dan seniman daripada populasi umum. Sensitivitas emosional, introversi, dan impulsif dianggap sebagai karakteristik inti dari orang-orang kreatif. Dan sifat-sifat itu sering berjalan seiring dengan suasana hati yang negatif.
Ditemukan bahwa, secara keseluruhan, orang-orang yang mengalami penolakan sosial menunjukkan kreativitas artistik terbesar, terutama jika orang-orang tersebut sudah memiliki tanda-tanda depresi.
Advertisement
7. Perasaan sedih dapat mengikat
Selain dari penelitian yang dilakukan oleh Live Science, penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang menerbitkan Journal of Applied Psychology menunjukkan hal ini dari 39 studi yang mengukur integrasi sosial dan kinerja tugas dalam kelompok.
Ditemukan, sebuah tim lebih cenderung berantakan ketika sumber negativitas berada di dalam kelompok seperti anggota tim misalnya yang menolak untuk bekerja sama. Pada saat-saat ini, perasaan positif bersama, seperti kebahagiaan dan kegembiraan, membantu mengikat kelompok bersama.
Namun, ketika kekuatan negatif datang dari luar kelompok, seperti musuh bersama, maka kelompok tersebut dapat benar-benar bersatu lebih cepat. Perasaan negatif nyatanya dapat meningkatkan integrasi sosial dan secara tidak langsung, meningkatkan kinerja tugas kelompok.