Liputan6.com, Jakarta - Tidur dengan lampu menyala tidak dianjurkan karena akan berpengaruh pada kualitas tidur Anda. Lampu menyala dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang merupakan hormon yang membantu Anda tidur.
Karena itu, tidur dengan lampu menyala dapat membuat Anda kesulitan untuk tertidur atau bahkan menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Selain itu, tidur dengan lampu menyala juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan mata, sakit kepala, dan migrain.
Jadi, sebaiknya hindari tidur dengan lampu menyala dan pastikan ruangan tidur Anda cukup gelap dan tenang untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.
Advertisement
Dilansir dari Washington Post, Rabu (12/4/2023), sebuah penelitian menunjukkan bahwa paparan cahaya di malam hari pada jam-jam sebelum tidur dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Dalam sebuah penelitian pada tahun 2022, Zee Phyllis, seorang ahli saraf menguji bagaimana paparan cahaya akan memengaruhi kondisi biologis 20 orang dewasa yang sehat saat mereka tidur.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa seseorang yang tidur dengan lampu menyala melaporkan bahwa mereka tidur nyenyak, namun rekaman otak menunjukkan bahwa mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur dalam gelombang lambat dan tidur dengan gerakan mata yang cepat.
Dari sampel darah dalam penelitian menunjukkan bahwa tidur di bawah cahaya kamar akan meningkatkan resistensi insulin partisipan, yang penting untuk mengontrol gula darah. Namun, yang lebih mengejutkan bagi para peneliti bahwa paparan cahaya ketika tidur memengaruhi detak jantung.
Mengapa Paparan Cahaya Saat Tidur Berbahaya Bagi Kesehatan?
Sensor khusus di retina memiliki koneksi langsung ke nucleus suprachiasmatic dan sangat sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang yang pendek, hal ini dikenal sebagai cahaya biru atau blue light.
Di pagi hari, cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti sinar matahari membantu kita bangun dan menyelaraskan jam internal kita dengan lingkungan eksternal. Tetapi cahaya di malam hari menunda jam internal, sehingga membuatnya tidak sinkron.
“Hal ini akan menciptakan kondisi di mana jam internal Anda akan tidak selaras dengan jam sosial dan jam matahari. Ini juga akan menyebabkan kurangnya jam tidur secara parsial karena Anda akan bangun lebih awal dari jam internal Anda,” ujar seorang ahli saraf, Zee.
Gangguan pada jam tidur ini dapat menyebabkan sejumlah masalah, termasuk gangguan tidur, gangguan suasana hati, gangguan kognitif, dan disfungsi metabolisme dan risiko kanker.
Advertisement
Cara Untuk Mengurangi Efek Cahaya di Malam Hari agar Tidur Nyenyak
1. Kurangi paparan cahaya sebelum tidur
Dalam dua hingga tiga jam sebelum Anda tidur, cobalah untuk meredupkan lampu dan hindari layar dan ponsel cerdas untuk memungkinkan pelepasan melatonin.
2. Ubah Kualitas Cahaya
Kurangi jumlah pengaktifan gelombang pendek, cahaya biru yang mengenai retina Anda. Hindari komputer atau ponsel sebelum tidur karena akan berpengaruh pada kualitas tidur Anda.
3. Buat lingkungan tidur Anda segelap mungkin
Tutuplah tirai, terutama jika lingkungan luar ruangan Anda terang. Tapi perhatikan juga cahaya yang Anda miliki di kamar tidur. Zee, seorang ahli saraf merekomendasikan untuk melihat sekeliling tempat tidur Anda untuk melihat lampu yang tidak perlu ditutupi, dimatikan, atau dijauhkan dari mata Anda saat Anda tidur.
4. Memakai penutup mata
Masker mata atau penutup mata merupakan benda yang dapat menghalangi cahaya saat tidur. Meskipun tidak ada uji coba atau penelitian tentang bagaimana penutup mata memengaruhi kualitas tidur, namun terdapat studi pada pasien yang sedang dalam masa pemulihan di unit perawatan intensif yang menunjukkan bahwa menggunakan penutup mata saat tidur dapat meningkatkan kualitas tidur subjektif mereka.