Liputan6.com, Jakarta Studi baru yang dipresentasikan di ENDO 2023, pertemuan tahunan Endocrine Society, mengungkapkan bahwa kesepian atau isolasi sosial tidak hanya berpengaruh buruk pada kesehatan mental pria, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan tulang mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Rebecca Mountain dari Maine Health Institute for Research menunjukkan bahwa isolasi sosial, yang telah menjadi masalah kesehatan yang semakin berkembang, dapat menyebabkan peningkatan risiko gangguan kesehatan tulang, termasuk osteoporosis dan patah tulang pada pria, terutama di kalangan orang dewasa yang lebih tua.
Dr. Mountain menekankan bahwa meskipun stres psikososial akibat isolasi sosial sudah lama menjadi perhatian dalam kaitannya dengan masalah kesehatan mental, dampaknya pada kesehatan tulang belum banyak diteliti. Dia mencatat bahwa kondisi ini bisa berdampak negatif pada pria, namun temuan ini tidak berlaku pada wanita menurut penelitian tersebut.
Baca Juga
Selain dampaknya pada kesehatan mental, isolasi sosial juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit lainnya dan kematian yang lebih tinggi, menambah urgensi untuk lebih memperhatikan kesejahteraan sosial dan mental, terutama di kalangan lansia.
Advertisement
Menariknya, penelitian ini memperlihatkan perbedaan pengaruh isolasi sosial terhadap pria dan wanita, yang menjadi bahan penelitian lebih lanjut dalam memahami bagaimana stres sosial dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Para ilmuwan menemukan bahwa isolasi sosial menyebabkan penurunan kualitas tulang yang signifikan
Dalam studi tersebut, para peneliti mengekspos tikus dewasa ke isolasi sosial artinya satu tikus per kandang atau kelompok perumahan, dengan empat tikus per kandang selama empat minggu.
Para ilmuwan menemukan bahwa isolasi sosial menyebabkan penurunan kualitas tulang yang signifikan, termasuk penurunan kepadatan mineral tulang, pada tikus jantan, tetapi tidak pada tikus betina.
Abstrak artikel tersebut menunjukkan bahwa tikus jantan yang diisolasi memiliki tanda-tanda berkurangnya remodeling tulang yang diwakili oleh berkurangnya jumlah osteoblas (sel-sel yang membentuk tulang baru), ekspresi gen yang berhubungan dengan osteoblas dan ekspresi gen yang berhubungan dengan osteoklas. Namun, tikus betina yang diisolasi mengalami peningkatan ekspresi gen terkait resorpsi tulang, tanpa perubahan apapun dalam massa tulang.
Advertisement
Diperlukan lebih banyak studi tentang topik ini
Dr. Mountain berkata, “Secara keseluruhan, data kami menunjukkan bahwa isolasi sosial memiliki efek negatif yang dramatis pada tulang pada tikus jantan, tetapi mungkin bekerja melalui mekanisme yang berbeda atau dalam kerangka waktu yang berbeda pada tikus betina.”
Dia juga menambahkan, “Penelitian di masa depan diperlukan untuk memahami bagaimana temuan ini diterjemahkan ke dalam populasi manusia.”
“Pekerjaan kami memberikan wawasan kritis tentang efek isolasi pada tulang dan memiliki implikasi klinis utama saat kami bergulat dengan dampak kesehatan jangka panjang dari peningkatan isolasi sosial terkait pandemi COVID-19,” tutupnya.