5 Dampak Negatif Inner Child yang Perlu Diketahui, Pengaruhi Hubungan dengan Kekasih

Inner child mengacu pada bagian dalam diri seseorang yang mencerminkan pengalaman dan perasaan yang terbentuk selama masa kecil.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 14 Agu 2023, 20:05 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 20:05 WIB
Cara Mengatasi Fenomena Inner Child
Ilustrasi Fenomena Inner Child Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta - Inner child mengacu pada bagian dalam diri seseorang yang mencerminkan pengalaman dan perasaan yang terbentuk selama masa kecil. Inner child juga digambarkan sebagai representasi dari pengalaman masa kecil seseorang, baik pengalaman positif maupun negatif.

Pengalaman tersebut dapat dilihat dari bagaimana interaksi dengan orangtua, teman sebaya, dan adanya peristiwa traumatis sehingga hal tersebut dapat menimbulkan perasaan takut, ketidakamanan dan ketidakpuasan dalam diri seseorang.

Inner child kita mewakili tahap awal perkembangan emosional kita, dan luka yang kita alami selama masa itu akan tetap ada bersama kita sampai kita dewasa. Luka-luka inner child yang belum terselesaikan ini sering muncul kembali dalam hubungan kita, dan sangat mempengaruhi perilaku, emosi, dan interaksi kita dengan orang lain.

Sangatlah penting untuk memahami dan menyembuhkan luka-luka ini untuk menjalani hidup yang lebih sehat serta perilaku dalam sebuah hubungan yang positif. Berikut adalah 5 dampak negatif inner child yang akan mempengaruhi hubungan Anda dengan kekasih, dilansir dari Times of India, Rabu (9/8/2023).

1. Pengabaian

inner child terluka
Ilustrasi inner child yang menggambarkan keterbukaan. (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Luka pengabaian akan muncul ketika Anda pernah mengalami pengabaian, penolakan, atau kurangnya dukungan emosional selama masa kanak-kanak. Sebagai orang dewasa, individu dengan luka pengabaian mungkin takut ditinggalkan atau ditolak oleh pasangan mereka. Ketakutan ini dapat membuat mereka menjadi terlalu lengket atau posesif dalam hubungan, mencari kepastian yang konstan untuk mengurangi kecemasan mereka tentang ditinggalkan lagi.

2. Penolakan

Pengalaman penolakan di masa kecil yang meliputi perasaan tidak dicintai atau tidak diinginkan dapat menciptakan bekas luka emosional yang mendalam. Orang dewasa mungkin bergumul dengan rasa rendah diri dan terus-menerus mencari validasi dan persetujuan dari pasangannya. Mereka juga mungkin sangat sensitif terhadap tanda-tanda penolakan yang dirasakan. Hal ini sering kali mengarah pada kecenderungan untuk mendorong orang lain untuk menjauh sebelum mereka ditolak.

3. Pengkhianatan

inner child
Ilustrasi orang dewasa membaca. (Foto: Unsplash/Joel Muniz).

Pengkhianatan di masa kecil, seperti mengingkari janji atau pelanggaran kepercayaan, dapat mengakibatkan masalah kepercayaan di masa dewasa. Mereka yang memiliki luka pengkhianatan merasa sulit untuk mempercayai pasangan mereka sepenuhnya, takut akan dikecewakan atau disakiti lagi. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membentuk hubungan yang intim dan kecenderungan untuk menjaga jarak dalam hubungan.

4. Pengabaian

Pengabaian secara emosional atau fisik selama masa kanak-kanak dapat membuat individu merasa tidak mampu dan tidak berharga. Sebagai orang dewasa, mereka mungkin kesulitan untuk percaya bahwa mereka layak mendapatkan cinta dan perhatian dalam hubungan mereka. Hal ini dapat mengarah pada pola mencari pasangan yang tidak tersedia secara emosional atau memperlakukan mereka dengan buruk, yang semakin memperkuat keyakinan bahwa mereka tidak layak mendapatkan cinta.

5. Over Protektif

inner child
(Foto: Unsplash/Annie Spratt)

Hal ini terjadi ketika batasan-batasan seorang anak tidak dihormati, dan mereka menjadi terlalu bergantung pada pengasuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membentuk batasan yang sehat dalam hubungan orang dewasa. Mereka yang memiliki luka pengasuhan mungkin berjuang untuk tidak terlalu bergantung pada pasangannya atau memiliki ketakutan akan keintiman karena pengalaman masa lalu yang dibekap atau dikendalikan oleh orang lain.

Infografis Peranan Penting Orang Tua dalam Pengasuhan Anak (Parenting)
Infografis peranan penting orang tua dalam pengasuhan anak (parenting) Source: Kementerian Sosial Reublik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya