Liputan6.com, Jakarta Digi-X kembali digelar. Kali ini program pelatihan jurnalistik Liputan6.com bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Pelatihan diikuti oleh 15 jurnalis, staf Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP), serta pengelola Media Center DKISP, berlangsung selama 2 hari pada 20-21 November 2023 di SCTV Tower, Jakarta.
Semakin besarnya tantangan di dunia digital menuntut jurnalis untuk bisa beradaptasi dengan cepat. "Terjadi perubahan yang cepat di dunia media, kita jangan kalah dengan netizen," ujar Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati dalam sambutan pembukaan Digi-X.
Ketika semua orang "bisa membuat berita", masih banyak cara yang bisa dilakukan jurnalis untuk bersaing. Selain terus mencoba memahami algoritma platform digital, kreativitas dan pemahaman tema berita juga menjadi kata kunci. "Konten lokal semakin diminati dan yang mengerti kita (jurnalis setempat)," tambah Irna menyemangati rekan-rekan jurnalis Kabupaten Paser.
Advertisement
Seiring dengan banyaknya permintaan konten, jurnalis juga diminta untuk mengembangkan potensi daerahnya selain menjadi kontrol sosial. "Pers dituntut memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah, di antaranya melakukan sosialisasi, edukasi, sosial kontrol terhadap kinerja pemerintah daerah. Namun harus disadari bahwa kontrol sosial itu bukanlah atas dasar kebencian, melainkan berlandaskan kecintaan," ujar Bupati Kabupaten Paser, dr. Fahmi Fadli, dalam sambutan yang dibacakan Kepala DKISP Ina Rosana.
Fahmi mengharapkan upaya peningkatan skill jurnalis dan staf DKISP melalui program Digi-X dapat bermanfaat untuk perkembangan Kabupaten Paser. "Harapannya (Digi-X) dapat dijadikan bahan diskusi dan memperkaya wawasan peserta pelatihan. Pandangan ini bukan saja ditujukan kepada peserta pelatihan tetapi secara umum kepada para wartawan dan pihak yang memiliki minat di bidang jurnalistik atau informasi komunikasi publik."
Â
Â
Informasi Berkualitas
Saat ini, eksistensi media sosial sudah mendominasi. Arus informasi di media sosial begitu deras, ada yang berkualitas namun tidak sedikit yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Sekarang zaman social media based. Wartawan bertugas mengisi informasi yang bertanggung jawab," ujar Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Harun Mahbub, dalam materi pertama terkait kode etik dan jurnalisme berkualitas.
Sementara itu di tengah derasnya arus informasi, juga banyak ditemui berita bohong (hoaks). Hoaks banyak beredar di media sosial maupun lewat aplikasi berbagi pesan. Tugas wartawan sebagai fact checker harus terus dilakukan. Ada beberapa indikasi yang bisa dijadikan acuan bahwa sebuah info kemungkinan adalah hoaks. "Biasanya hoaks mengganggu perasaan, ada yang janggal, asalnya tidak jelas," jelas Edu Krisnadefa, Redaktur Pelaksana Liputan6.com dalam materi cek fakta. Penyebarnya bisa 10 tahun penjara karena melanggar pasal 28 ayat 1 UU no 11 tahun 2008.
Selain 2 materi jurnalisme berkualitas dan cek fakta, ada 5 materi lagi yang diberikan pada program Digi-X. Peserta yang berasal dari Kabupaten Paser juga mendapat pengetahuan tentang search engine optimation dan artificial intelegence, social media, indepth video reporting, serta live streaming.
"Materinya menarik dan bermanfaat. Saya jadi tahu bagaimana mengatasi kegugupan di depan orang," ujar M Lutfi, salah seorang jurnalis setelah mengikuti materi presenting and public speaking yang dibawakan oleh News Anchor Indosiar, Jemmy Darusman.
Manfaat yang sama dirasakan Kepala DKISP Ina Rosana. Menurutnya materi yang disajikan sangat bagus, menarik dan mengena untuk diaplikasikan. "Materi dan narasumbernya bagus sekali. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Salah satu materi yang kami terapkan nanti terkait live streaming."
Kunjungan ke studio SCTV dan kantor Vidio.com menjadi penutup rangkaian acara Digi-X.
Advertisement