Kado Awal Tahun untuk KPI dari Rakyat Indonesia

Sejauh ini sebagian masyarakat awam kurang mengetahui apa itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jan 2014, 09:12 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2014, 09:12 WIB
140117ckpi.jpg
Citizen6, Jakarta: Sejauh ini sebagian masyarakat awam kurang mengetahui apa itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), apa fungsinya, dan bagaimana kinerja dari komisioner KPI itu sendiri.

KPI, merupakan salah satu Lembaga Independen Indonesia yang kedudukanya setingkat dengan lembaga negara lainya yang berfungsi sebagai sebuah regulator penyelenggaraan penyiaran di indonesia.

KPI, juga berwenang atas penyiaran yang di lakukan oleh lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, dan lembaga penyiaran komunitas. Namun, sebagai masyarakat Indonesia baik itu mahasiswa, masyarakat menengah ke bawah, buruh, dan siswa yang tentu menggunakan media komunikasi publik merasakan hal yang tidak wajar pada media tersebut, seperti televisi.

Saat ini yang masyarakat butuhkan adalah sebuah tayangan televisi berbasis edukasi yang memberikan sarana informasi sebagai pengetahuan untuk publik. Bukan sebuah joget-joget tidak jelas yang ditayangkan 4 jam lamanya, dan juga bukan sebuah stasiun televisi yang menganut pada satu Partai Politik (Parpol) di Indonesia.

Belum saatnya Parpol melakukan kampanye. Tetapi, masyarakat bisa saksikan sendiri iklan-iklan, beberapa acara kuis, dan acara televisi yang seakan-akan menjadi pembodohan untuk masyarakat Indonesia. Bukannya memberikan edukasi mereka malah "narsis" dan membangga-banggakan diri sendiri. Tentu ini menjadi cambuk bagi para orangtua yang harus lebih hati-hati membimbing anaknya ketika menonton televisi, yang sampai saat ini program edukasinya masih minim.

Memang stasiun televisi tersebut merupakan milik pribadi dari beberapa Calon Presiden mendatang yang berpijak pada satu Partai Politik. Para ketua umum partai-partai politik tersebut sama-sama "Narsis" memamerkan segala hal yang baik serta janji-janji agar masyarakat Indonesia tertarik untuk mendukung dan memilih mereka dalam pemilu pada April mendatang.

Aakah yang dilakukan KPI hingga saat ini?Mengapa KPI hanya diam? Apakah KPI takut dengan penguasa-penguasa tersebut? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para kaum intelektual, masyarakat Indonesia, dan 32 organisasi lainya yang telah bergabung dalam aksi gerakan Frekuensi Milik Publik "Kado untuk KPI" yang berjalan dari bundaran HI menuju Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) dan berakhir di gedung KPI Pusat yang menuntut agar stasiun televisi tersebut mendapatkan hukuman atas pelanggaran etika.

Dalam Orasinya di depan gedung KPI-Jakarta Pusat, salah satu anggota dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Luviana mengatakan, "Kami sengaja datang dalam gerakan frekuensi milik publik untuk menyerahkan kado awal tahun kepada KPI agar bekerja secara baik menindak tegas, hukum pemilik-pemilik media yang sudah memakai frekuensi milik publik. Padahal ada dua fungsi frekuensi publik, yang pertama menyuarakan publik dan kedua mengkontrol gerakan pemerintah. Kami adalah mahasiswa, kami adalah rakyat jelata, rakyat miskin kota, masyarakat biasa, buruh. kita di sini berkumpul meminta anggota komisioner KPI untuk menerima kado awal tahunan dari gerakan kami yang menilai frekuensi kami telah di sabotase oleh pemilik-pemilik media untuk kepentingan personal dan kepentingan partainya sendiri."

Kado untuk KPI tersebut berisi petisi-petisi dari 32 organisasi dan lebih dari 3500 tanda tangan masyarakat Indonesia yang menentang, menolak, mengeluh akan media frekuensi publik yang di sabotase, serta menuntut agar KPI menindak lanjuti dengan menghukum pemilik-pemilik media tersebut.

"Kami siap memasang badan pak jika bapak selaku komisi penyiaran indonesia di serang oleh pemilik-pemilik media tersebut, kami siap mendukung bapak. KPI dibayar oleh masyarakat indonesia jadi bekerjalah untuk rakyat bukan untuk industri, silahkan bapak memilih membela rakyat atau industri," Ungkap perwakilan mahasiswa. (mar)

Penulis
Ahmad Shalahuddin Falah
Jakarta, saladinfaxxx@gmail.com

Baca juga:


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya