Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Inggris belum lama ini mengungkapkan "volatilitas ekstrem" di pasar kripto menggarisbawahi perlunya peningkatan kerangka peraturan dan penegakan hukum. Bank sentral Inggris juga memperingatkan harga kripto bisa turun lebih jauh.
Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (8/7/2022), volatilitas di pasar kripto saat ini tidak menimbulkan risiko bagi stabilitas sistem keuangan Inggris, bank sentral memperingatkan risiko sistemik akan muncul jika aktivitas kripto dan keterkaitannya dengan sistem keuangan tradisional terus tumbuh.
Baca Juga
Ini bukan kali pertama Bank Sentral Inggris memberikan peringatan dan membahas soal perkembangan dan risiko pasar kripto.
Advertisement
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris untuk stabilitas keuangan, Sir Jon Cunliffe, telah mengatakan pada beberapa kesempatan pasar cryptocurrency dapat menimbulkan ancaman kecuali jika diatur dengan segera.
Dia memperingatkan pada Mei tentang masa-masa sulit di depan bagi investor cryptocurrency karena the Fed dan bank sentral lainnya memperketat kebijakan moneter. Pada Desember tahun lalu, dia mengatakan harga kripto bisa jatuh ke nol.
Kemudian, gubernur Bank Sentral Inggris. Andrew Bailey, mengatakan pada Juni investor harus siap untuk kehilangan semua uang mereka ketika berinvestasi dalam aset kripto. Dia menekankan cryptocurrency tidak memiliki nilai intrinsik dan bitcoin bukanlah alat pembayaran yang praktis.
Beberapa sektor perbankan juga aktif dalam memberikan pandangan mereka terhadap perkembangan pasar kripto dan risiko yang ada di baliknya.
Bulan lalu, manajer umum Bank of International Settlements (BIS), Agustin Carstens, mengatakan semua kelemahan di pasar kripto yang ditunjukkan sebelumnya telah cukup banyak terwujud. Mereka termasuk ketidakcocokan likuiditas dan peserta melepaskan posisi leverage.
Selanjutnya, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, mengatakan hal yang sama yaitu aset kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) berpotensi menimbulkan risiko nyata terhadap stabilitas keuangan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Analis Sebut Bitcoin Berhasil Tumbuh 0,5 Persen pada Awal Juli 2022
Sebelumnya, pergerakan market aset kripto di tengah pekan pertama Juli 2022, terlihat semringah karena ada sedikit reli yang menimbulkan kenaikan harga. Sejak awal pekan, market kripto terus berjuang untuk tidak anjlok lebih dalam di tengah penguatan sinyal resesi.
Melansir situs Coinmarketcap pada Kamis sore, 7 Juli 2022, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir. Nilai Bitcoin (BTC) melambung 1,08 persen ke level USD 20.505 atau sekitar Rp 307,6 juta (asumsi kurs Rp 15.005 per dolar AS) per keping dalam sehari terakhir.
Mengenai pergerakan pasar kripto dan bitcoin pada pekan pertama Juli 2022, Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, harga Bitcoin turun 56 persen per akhir kuartal kedua tahun ini yang kemungkinan disebabkan oleh prospek ekonomi makro yang tidak pasti dan kondisi di pasar kripto.
"Namun, Bitcoin kembali membalikkan keadaan memasuki Juli 2022 dengan bertumbuh sebesar 0,5 persen di bulan ini,” kata Jay dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Juli 2022.
Jay menambahkan, Altcoin juga memulai awal yang positif dengan pemulihan yang lebih unggul dibanding Bitcoin di kisaran 4,9 persen.
“Indeks Kapitalisasi Menengah membukukan performa terbaik pada Juli yaitu sekitar 5 persen, disusul Indeks Kapitalisasi Besar di angka 3,1 persen,” ujar Jay.
Adapun Jay mengungkapkan, tiga koin teratas berdasarkan kapitalisasi pasar telah bersaing ketat selama seminggu terakhir, dengan BNB berhasil sedikit mengungguli Bitcoin dan Ethereum.
Advertisement
Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif
Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama.
Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar.
"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa, 5 Juli 2022.
Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.
"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.
Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.
India Terapkan Pajak Kripto Baru, Volume Perdagangan Anjlok hingga 90 Persen
Sebelumnya, pajak cryptocurrency baru India telah memberikan pukulan berat bagi pertukaran kripto negara itu, menambah kesengsaraan sektoral yang lebih luas dan mengirim volume perdagangan anjlok hingga 90 persen.
Pajak 1 persen pada perdagangan mata uang digital India sejak awal bulan ini telah menjadi disinsentif lebih lanjut bagi investor di pasar kripto. Sebelumnya, peraturan yang memberatkan dan pajak pendapatan digital 30 persen telah menekan volume hingga 60-70 persen, sekarang ditambah dengan aturan pajak lain.
"Kami sedang menggores bagian bawah barel sejauh menyangkut volume,” kata wakil presiden pertukaran kripto WazirX, Rajagopal Menon, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 7 Juli 2022.
"Jumlah kekusutan peraturan, kurangnya kemudahan melakukan bisnis dan dokumen yang telah dibuat pada setiap perdagangan telah membuat investor dan pedagang waspada dan kami melihat orang-orang pindah ke bursa internasional atau ke pasar abu-abu,” ia menambahkan.
Volume perdagangan yang lebih rendah telah menyeret turun pendapatan untuk bursa India, yang telah mengurangi pemasaran dan perekrutan sambil merumuskan strategi untuk mengatasi penurunan yang berlarut-larut.
Pendiri bank digital Cashaa, Kumar Gaurav mengatakan, beberapa perusahaan kripto di India memberhentikan orang setelah mempekerjakan sejumlah besar tahun lalu dan sekarang harus melihat langkah-langkah pemotongan biaya operasional dan perusahaan lainnya.
Sementara bursa India terpukul, volume perdagangan secara global naik lebih tinggi karena harga mata uang kripto turun. Pertukaran kripto global papan atas memperdagangkan volume harian maksimum USD 137 miliar ketika harga bitcoin turun tajam pada 11 Mei 2022.
Advertisement