Penambangan Kripto Phoenix Technology Bakal Go Public di UEA

Hal ini dilakukan Phoenix Technology karena UEA adalah pusat kripto ketiga di dunia.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 31 Jul 2023, 12:47 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 12:47 WIB
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Phoenix Technology, perusahaan pengecer perangkat keras penambangan kripto dan operator fasilitas penambangan, sedang mempertimbangkan untuk go public.

Dilansir dari CoinDesk, Senin (31/7/2023), menurut laporan Bloomberg Phoenix sedang dalam pembicaraan tahap awal untuk penawaran umum perdana di Abu Dhabi. Seorang juru bicara Phoenix Technology menolak mengomentari laporan tersebut.

Pada 2021, perusahaan yang berbasis di UEA ini menandatangani kesepakatan senilai USD 650 juta untuk alat penambangan guna meningkatkan kapasitasnya hingga 1,4 Gigawatt. 

Salah satu pendiri Phoenix, Bijan Alizade mengatakan kepada Entrepreneur Magazine pada Januari dia yakin UEA adalah pusat kripto ketiga di dunia. UEA telah menjadi tujuan yang semakin menarik bagi para penambang bitcoin, berkat energi yang murah dan lingkungan regulasi yang ramah kripto. 

Penambang kripto Marathon Digital Holdings (MARA) juga sedang membangun fasilitas 250 Megawatt dengan mitra lokal di Abu Dhabi, sementara saingannya Crusoe Energy juga mengatakan akan memperluas ke Oman dan Abu Dhabi.

Langkah Kripto di UEA

UEA menjadi salah satu negara yang ramah dengan kripto. Mereka juga memiliki target untuk menjadi pusat kripto global. Banyak perusahaan kripto berbondong-bondong ingin memperluas bisnisnya ke negara ini.

Menurut studi pada 2022 oleh perusahaan pembayaran Checkout.com sekitar 54 persen responden di UEA dan Arab Saudi percaya cryptocurrency harus digunakan sebagai mata uang dan tidak hanya sebagai aset investasi. 

Angka persentase ini sembilan poin lebih tinggi dari rata-rata hasil studi secara global yang hanya 45 persen. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat  ekonomi terbesar di dunia dan salah satu pasar kripto terbesar secara global hanya 36 persen responden yang mengatakan kripto harus digunakan sebagai mata uang. 

Di Jerman, sekitar 31 persen responden setuju kripto harus digunakan sebagai mata uang, sementara 32 persen dari Inggris mengatakan hal yang sama.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya