Tesla Betah Genggam Bitcoin Senilai Rp 2,9 Triliun hingga Kuartal III 2023

Ini adalah kuartal keempat berturut-turut Tesla mencatat nilai yang sama untuk aset digitalnya

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 06:00 WIB
Jaguar Akan Menggunakan Port Tesla Pada Mobil Listriknya
Tesla melaporkan pendapatan USD 23,35 miliar atau setara Rp 370,1 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Tesla (TSLA) merilis hasil pendapatan kuartal III 2023 pada Rabu, 18 Oktober 2023. Perusahaan melaporkan pendapatan USD 23,35 miliar atau setara Rp 370,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.854 per dolar AS) dan laba USD 1,85 miliar atau setara Rp 29,3 triliun, menandai penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Dilansir, dari Bitcoin.com, Sabtu (21/10.2023), meskipun pendapatann meleset dari ekspektasi Wall Street, neraca perusahaan mobil listrik tersebut masih menunjukkan aset digital bersih sebesar USD 184 juta atau setara Rp 2,9 triliun. 

Ini adalah kuartal keempat berturut-turut Tesla mencatat nilai yang sama untuk aset digitalnya, yang sebagian besar terdiri dari bitcoin (BTC).

Tesla menginvestasikan USD 1,5 miliar atau setara Rp 23,7 triliun dalam BTC pada kuartal satu 2021 tetapi menjual 75 persen kepemilikannya pada kuartal dua 2022. 

CEO Tesla, Elon Musk menjelaskan pada saat itu perusahaan pasti terbuka untuk meningkatkan kepemilikan bitcoin di masa depan, mencatat penjualan tersebut karena kekhawatiran tentang likuiditas perusahaan secara keseluruhan, mengingat penutupan akibat Covid di Tiongkok. 

Pada Januari 2023, pengajuan SEC Tesla menunjukkan nilai pasar wajar dari kepemilikan BTC perusahaan adalah USD 191 juta atau setara Rp 3 triliun pada akhir 2022.

Perusahaan mobil listrik juga menerima meme cryptocurrency dogecoin (DOGE) untuk beberapa barang dagangan, yang menyumbang “jumlah tidak material” dari aset digital sebagaimana dinyatakan dalam pengajuan SEC perusahaan.

Selama panggilan pendapatan kuartal tiga 2023 Tesla pada Rabu, Musk menyoroti beberapa kekhawatiran yang mempengaruhi profitabilitas perusahaannya, termasuk lingkungan suku bunga yang tinggi

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Terungkap, Tesla Absen dari Transaksi Bitcoin Sejak Pertengahan 2022

Ilustrasi mobil Tesla (Foto: Tesla)
Ilustrasi mobil Tesla (Foto: Tesla)

Sebelumnya diberitakan, Perusahaan pembuat mobil listrik, Tesla (TSLA) diketahui tidak melakukan transaksi Bitcoin selama dua kuartal berturut-turut.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru perusahaan, menunjukkan bahwa Tesla memiliki aset digital senilai USD 184 juta pada 30 Juni, jumlah yang sama dengan posisi akhir Maret 2023 dan Desember 2022.

Perubahan signifikan terakhir Tesla dalam kepemilikan aset digital terjadi pada kuartal terakhir tahun lalu, ketika kepemilikannya turun dari USD 218 juta menjadi USD 184 juta.

Sebelumnya, pada Juli 2022, perusahaan mengatakan menjual sebagian dari Bitcoin-nya seharga USD 936 juta. Penjualan itu berjumlah sekitar tiga perempat dari Bitcoin yang awalnya dibeli perusahaan pada awal 2021.

Pada akhir kuartal kedua tahun ini, harga bitcoin kira-kira USD 30.400, naik dari sekitar USD 28.500 pada akhir kuartal pertama. Namun, aturan akuntansi saat ini tidak mengizinkan penilaian aset digital dinaikkan saat harga naik, kecuali jika aset tersebut dijual, tetapi dapat dikurangi saat harga turun, bahkan sebelum penjualan.

Melansir Coindesk, Kamis (20/7/2023), Tesla belum membeli atau menjual bitcoin apa pun sejak kuartal kedua tahun lalu.

Perusahaan awalnya membeli bitcoin senilai USD 1,5 miliar pada awal 2021, dengan CEO Elon Musk memberikan dorongan pada harga bitcoin, juga mengatakan Tesla akan menerima bitcoin sebagai pembayaran untuk mobilnya, yang akhirnya ditarik kembali oleh Musk.

Kabar nihilnya transaksi Bitcoin Tesla datang bersamaan dengan laporan keuangan perusahaan kuartal II 2023. Pada periode tersebut, Tesla melaporkan laba per saham yang disesuaikan sebesar USD 0,91, dibandingkan perkiraan analis konsensus sebesar USD 0,80, menurut FactSet.

Pendapatan Tesla pada kuartal II tercatat sebesar USD 24,9 miliar, melampaui perkiraan analis sebesar USD 24,2 miliar.

 

Elon Musk Gigit Jari, Simpanan Bitcoin Milik Tesla Rugi Rp 508,5 Miliar

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Sebelumnya diberitkana, dalam laporan pendapatan terbarunya, Tesla mengungkapkan pihaknya tidak membeli atau menjual Bitcoin apa pun pada kuartal terakhir 2022.

Dilansir dari Decrypt, Jumat (27/1/2023),Tesla alami biaya penurunan nilai sekitar USD 34 juta atau setara Rp 508,5 miliar (asumsi kurs Rp 14.947 per dolar AS)  karena nilai kepemilikan Bitcoin turun menjadi USD 184 juta atau setara Rp 2,7 triliun dari USD 218 juta atau setara Rp 3,8 triliun pada kuartal tiga 2022.

Dalam dunia akuntansi, biaya penurunan nilai adalah pengurangan nilai aset di bawah nilai tercatatnya atau biaya perolehan aset. Dalam konteks kepemilikan Bitcoin Tesla, ini berarti meskipun perusahaan masih memiliki jumlah BTC yang sama di neraca, nilai pasar simpanan telah turun dibandingkan kuartal sebelumnya.

Bitcoin diperdagangkan di bawah USD 20.000 atau setara Rp 299,1 juta pada akhir September 2022, sebelum jatuh di bawah USD 16.000 atau setara Rp 239,4 juta pada akhir tahun, menurut data CoinGecko.

 

 

Tesla dan Bitcoin

FOTO: Melihat Gigafactory Tesla di Shanghai
Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla, Shanghai, China, 20 November 2020. Perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla, pada 2019 lalu membangun Gigafactory pertamanya di luar AS di kawasan baru Lingang. (Xinhua/Ding Ting)

Tesla bergabung dengan jajaran perusahaan yang memegang cryptocurrency terkemuka ketika mengungkapkan telah berinvestasi USD 1,5 miliar atau setara Rp 22,4 triliun dalam Bitcoin pada Februari 2021, berita itu sontak mendorong harga BTC ke rekor tertinggi baru pada saat itu.

 Tesla bergabung dengan jajaran perusahaan yang memegang cryptocurrency terkemuka ketika mengungkapkan telah berinvestasi USD 1,5 miliar atau setara Rp 22,4 triliun dalam Bitcoin pada Februari 2021, berita itu sontak mendorong harga BTC ke rekor tertinggi baru pada saat itu.

Perusahaan menjual 10 persen dari kepemilikan Bitcoinnya pada Q1 2021 untuk membuktikan likuiditas Bitcoin sebagai alternatif untuk menyimpan uang tunai di neraca, dengan penjualan signifikan berikutnya datang pada kuartal kedua 2022 ketika Tesla mengungkapkan mereka telah menjual 75 persen dari kepemilikan Bitcoinnya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya