Menelisik Potensi Bullish Pasar Kripto di Tengah Mambaiknya Iklim Investasi

Bitcoin berhasil menembus harga USD 50 ribu pada 12 Februari 2024 lalu, untuk pertama kalinya sejak akhir 2021. kenaikan harga Bitcoin ini juga dibarengi dengan sentimen positif pada iklim investasi secara keseluruhan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Feb 2024, 15:57 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2024, 15:56 WIB
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Liputan6.com, Jakarta Bitcoin berhasil menembus harga USD 50 ribu pada 12 Februari 2024 lalu, untuk pertama kalinya sejak akhir 2021. Kenaikan harga Bitcoin ini juga dibarengi dengan sentimen positif pada iklim investasi secara keseluruhan.

Indeks saham AS seperti S&P 500 juga mengalami kenaikan 1,45 persen dalam lima hari terakhir dan 5,37 persen dalam satu bulan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average juga turut mencapai rekor baru yang didorong oleh saham-saham di sektor teknologi dan keuangan.Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby mengatakan kondisi ini menjadi momentum investor untuk mempertimbangkan aset berisiko seperti kripto.

"Namun bagi para investor yang mungkin belum terlalu familiar dengan instrumen berisiko seperti aset kripto maupun saham, investor dapat mengambil strategi diversifikasi untuk lebih mendistribusikan risiko. Selain itu, investor juga perlu menyesuaikan pemilihan aset pada komposisi portofolionya dengan profil risiko investasinya,” kata Robby, dikutip Rabu (14/2/2024).

Crypto Researcher Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan Tahun Naga Kayu menyiratkan kepercayaan diri investor dalam mengambil risiko yang dapat dilihat dari beberapa aspek. Antara lain meningkatnya hash power atau kekuatan komputasi yang menjalankan blockchain Bitcoin dan meningkatnya aliran dana investasi masuk terlepas dari situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini.

"Serta berkembangnya beragam naratif yang didukung meningkatnya investasi ke proyek-proyek kripto baru di berbagai sektor,” kata Fahmi.

Data Look Into Bitcoin menunjukkan hash rate Bitcoin secara konsisten membukukan new all time high khususnya dalam satu tahun terakhir. Hal ini menggambarkan optimisme dan keberanian para miner dalam berinvestasi di perangkat keras untuk melakukan penambangan, terlepas dari adanya Bitcoin Halving yang akan memangkas reward menambang Bitcoin pada April nanti.

Menurut laporan aliran dana investasi masuk Coinshares pada 12 Februari 2024, terdapat peningkatan inflow yang konsisten dengan adanya USD 1,1 miliar net inflow minggu lalu. Peningkatan tersebut membuat Asset Under Management (AuM) di instrumen kripto berada pada level tertinggi sejak awal 2022 di angka USD 59 miliar.

 

 

Suku Bunga

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Menariknya, Fahmi melanjutkan, peningkatan tersebut terjadi di saat situasi suku bunga masih relatif tinggi, di mana instrumen berisiko rendah seperti dollar AS dan surat utang negara dapat memberikan imbal hasil yang menarik.

“Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan diri investor khususnya di kalangan institusional di AS dalam mengambil risiko lebih di tengah kemungkinan penurunan suku bunga yang masih belum begitu pasti,” kata Fahmi.

Kemudian, perkembangan berbagai naratif di kripto sendiri mulai dari Gamefi, Layer 2, hingga ERC 404 yang baru-baru ini banyak mencuri perhatian. Berkembangnya beragam narasi yang juga turut didorong oleh proyek-proyek baru dengan dukungan besar dari komunitas dan investor ritel, turut menggambarkan tingginya optimisme dan keberanian para pelaku pasar.

"Di tengah optimisme ini, Reku terus menghimbau investor untuk tetap bijak, dengan memperhatikan berbagai aspek terhadap teknologi baru serta memantau sustainability dari product market fit yang ada,” imbuh Fahmi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya