Binance Bantu Selidiki Serangan Siber di Bursa Kripto Turki

Bekerja sama dengan Binance, Btcturk secara aktif menyelidiki serangan siber yang telah dideteksi pada pada 22 Juni 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jun 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran mata uang kripto asal Turki, Btcturk, mengungkapkan bahwa mereka telah mengalami serangan siber, sehingga membahayakan keamanan pada operasionalnya. 

Mengutip news.bitcoin.com, Senin (24/6/2024) Btcturk kemudian menghentikan penyetoran dan penarikan kripto sebagai tindakan pencegahan.

Bekerja sama dengan Binance, Btcturk secara aktif menyelidiki serangan siber tersebut. 

"Tim kami mendeteksi serangan siber pada 22 Juni 2024, menyebabkan penarikan tidak sah dari platform kami. Hanya sebagian dari saldo 10 mata uang kripto di dompet panas yang terpengaruh, sementara sebagian besar aset yang disimpan di dompet dingin tetap aman," ungkap perusahaan dalam keterangannya.

"Kekuatan finansial BTCURK jauh di atas jumlah yang terpengaruh, memastikan aset pengguna tidak terpengaruh," jelas bursa tersebut.

"Investigasi mendetail sedang berlangsung, dan pihak berwenang resmi telah dihubungi. Sebagai tindakan pencegahan, penyetoran dan penarikan mata uang kripto dihentikan hingga pekerjaan kami selesai. Operasi mata uang kripto yang terkena dampak akan dipulihkan secara bertahap saat tim keamanan siber kami menyelesaikan pekerjaan mereka," bebernya.

Dalam pembaruan status tindak lanjut pada hari Minggu, Btcturk mengumumkan bahwa deposit dan penarikan untuk semua mata uang kripto ERC20 di jaringan ERC20 telah dibuka kembali.

Dalam keterangan terpisah yang dibagikan di platform media sosial X pada hari Sabtu (22/6), CEO Binance Richard Teng menyampaikan bahwa pihaknya telah membantu Btcturk dalam proses penyelidikan dan sejauh ini telah membekukan lebih dari USD 5,3 juta atau Rp.86,8 miliar dana yang dicuri.

"Tim investigasi dan keamanan kami bekerja sepanjang waktu sebagai bagian dari upaya proaktif kami untuk melindungi ekosistem dari pelaku kejahatan," terangnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Taiwan dan Binance Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 99,1 Miliar

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Departemen Kepatuhan Kejahatan Keuangan (FCC) di Binance telah bekerja sama dengan Biro Investigasi Kementerian Kehakiman Taiwan dan Kantor Kejaksaan Distrik Taipei untuk menangani kasus pencucian uang berskala besar.

Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (21/5/2024) dengan kerja sama ini Taiwan berhasil mengungkap dan menyelesaikan penipuan aset digital senilai USD 6,2 juta atau setara Rp 99,1 miliar (asumsi kurs Rp 15.984 per dolar AS).

 Menurut pernyataan resmi, operasi tersebut memfasilitasi penjahat dalam mencuci hasil ilegal melalui transaksi mata uang kripto. Para penipu menggunakan dokumen pengiriman uang palsu, informasi identifikasi palsu, dan memanipulasi catatan komunikasi pelanggan untuk menghindari deteksi oleh penegak hukum.

Dalam sebuah pernyataan Binance berhati-hati untuk tidak merinci kasus yang dimaksud, meskipun dikatakan bahwa operasi tersebut telah dilaporkan di media. Menurut Binance, operasi tersebut memalsukan dokumentasi, termasuk catatan percakapan pelanggan palsu, dan data verifikasi identitas palsu.

 

Binance Kerja Sama dengan Penegak Hukum

Ilustrasi mata uang kripto (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi mata uang kripto (Liputan6.com / Abdillah)

Binance telah menerapkan langkah-langkah dan upaya di luar kepatuhan standar, secara aktif bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh dunia. 

Hal ini mencakup program pelatihan penegakan hukum yang pertama di industri sebuah upaya terkoordinasi di seluruh dunia untuk membantu penegak hukum dan jaksa mendeteksi kejahatan keuangan dan dunia maya serta membantu mengadili pelaku kejahatan.

Pada 2023, Binance mengajukan permohonan untuk terdaftar di bawah Komisi Pengawas Keuangan (FSC) Taiwan dan Undang-Undang Pengendalian Pencucian Uang. Badan pengawas lokal sebelumnya telah mengakui upaya kolaboratif bursa dalam membantu penyelidikan penipuan aset digital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya