Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau mengalami pergerakan yang beragam pada Minggu (12/7/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melemah. Bitcoin mengalami peningkatan 3,84 persen dalam 24 jam. Saat ini, harga Bitcoin berada di level Rp970 juta.
Baca Juga
Ethereum (ETH) turut meningkat. ETH naik 2,25 persen sehari terakhir. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp51,68 juta per koin.
Advertisement
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) naik tipis 0,58 persen dalam 24 jam terakhir. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp8,69 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA pulih 1,93 persen dalam 24 jam terakhir. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp6.953 per koin.
Adapun Solana (SOL) juga masih di zona hijau. SOL naik 4,41 persen dalam sehari. Saat ini, harga SOL berada di level Rp2,34 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP menguat 3,47 persen dalam 24 jam. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp8,569 per koin.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level Rp35.681 triliun, atau menguat sekitar 2,73 persen dalam sehari terakhir.
Ini Dampak Rilis Data Inflasi AS ke Bitcoin CS
Pergerakan harga kripto dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya oleh dampak rilis data inflasi Amerika Serikat. Dimana pasar minggu ini menantikan rilis data inflasi AS, dimulai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan jika angka inflasi yang diumumkan melampaui harapan pasar, ini akan berpotensi memberikan dampak negatif pada Bitcoin.
Namun, jika angka inflasi sesuai dengan atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum.
"Dari sisi analisa teknikal, Jika BTC bertahan di atas USD57.000, ada peluang menguji resistance USD60.000. Jika turun di bawah USD57.000, BTC berpotensi kembali melemah ke USD54.000 - USD55.000,” kata Panji, Minggu (14/7/2024).Adapun kata Panji, seminggu terakhir pasar kripto mengalami masa-masa penuh gejolak di tengah penjualan bitcoin (BTC) oleh pemerintah Jerman dan kekhawatiran tentang distribusi pengembalian ke kreditur Mt. Gox yang sudah tidak beroperasi lagi juga menimbulkan kekhawatiran di pasar kripto saat ini.
"Namun, prospek bullish belum berakhir didukung oleh faktor makroekonomi. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan pada Selasa (9/7) bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Ini tampaknya mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan pelonggaran kebijakan," jelasnya.
Advertisement
Penurunan Suku Bunga The Fed
Setelah pernyataan tersebut, peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (0,25%) pada FOMC 18 September 2024 meningkat menjadi 70%.
Jika terjadi, suku bunga acuan akan menjadi 5,00%-5,25%. Sementara itu, pada pertemuan FOMC 31 Juli, The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunganya, menurut CMEWatchtools.
Selain itu, Bitcoin berhasil pulih didorong oleh perdagangan ETF Bitcoin spot di AS. Menurut data SoSo Value, dari Senin (8/7) hingga Rabu (10/7), ETF ini mencatat arus masuk sebesar USD654,3 juta hanya dalam tiga hari perdagangan saja.