China Tak Lagi Punya Simpanan Bitcoin

China pernah didapuk menjadi salah satu negara dengan simpanan Bitcoin terbanyak. Apakah predikat tersebut masih tersemat sampai saat ini?

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 06:00 WIB
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Pandangan mengenai China sebagai pemegang bitcoin besar telah dipertanyakan oleh beberapa pelaku industri kripto. Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah penciri perusahaan analis kripto menilai China tak lagi memiliki simpanan Bitcoin saat ini. Padahal, Negara Tirai Bambu itu pernah didapuk menjadi salah satu negara dengan simpanan Bitcoin terbanyak.

Pendiri dan CEO Cryptoquant, Ki Young Yu mempertanyakan simpanan bitcoin China. Dia menilai China sudah menjual sebanyak 194.000 bitcoin yang dimiliki.

“BTC yang disita dari penipuan Plustoken telah dicampur dan dikirim ke bursa pada 2019. Tidak ada gunanya menggunakan mixer dan banyak bursa jika mereka tidak menjualnya,” ujar Ki Young Yu, mengutip Bitcoin.com, Senin (27/1/2025).

Dia menjelaskan, bitcoin ini adalah bagian dari penyitaan besar yang dilakukan oleh otoritas China saat mereka menindak Plustoken, salah satu skema Ponzi kripto terbesar.

Dia bilang, meskipun data on-chain jelas menunjukkan kalau operasi penjualan kemungkinan telah terjadi, tidak ada konfirmasi dari pihak China mengenai penjualan tersebut. Meski begitu, dia menyoroti penggunaan mixer untuk mendistribusikan dana tersebut pada 2019, sebuah indikator yang dapat menunjukkan adanya kemungkinan penjualan.

Pandangan mengenai China sebagai pemegang bitcoin besar telah dipertanyakan oleh beberapa pelaku industri kripto. Pendiri Time Chain Index, Sani juga percaya bahwa China saat ini sama sekali tidak memiliki bitcoin.

“Saya tidak tahu siapa yang perlu mendengar ini, tetapi tidak ada bukti bahwa China masih memiliki Bitcoin mereka yang disita,” kata Sani.

Dia mengundang siapa pun yang percaya bahwa ini benar untuk menunjukkan alamat-alamat penyimpanan BTC yang diduga dimiliki China.

 

Potensi Bitcoin di Tengah Dominasi Dolar AS

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, Goldman Sachs, salah satu raksasa Wall Street, mulai melirik potensi Bitcoin. Meskipun belum sepenuhnya terjun, perusahaan ini mengakui teknologi blockchain yang mendasari Bitcoin memiliki potensi besar untuk merevolusi sistem keuangan global.

Melansir coinmarketcap, Jumat (24/1/2025), Goldman Sachs saat ini sedang aktif meneliti dan mengembangkan aplikasi berbasis blockchain untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan.

Salah satu fokus utama adalah pada pengembangan produk dan layanan yang dapat memanfaatkan keunggulan teknologi blockchain seperti transparansi, keamanan, dan desentralisasi.

CEO Goldman Sachs, David Solomon melihat blockchain dapat memberikan solusi inovatif untuk berbagai tantangan dalam industri keuangan, termasuk penyelesaian transaksi yang lebih cepat, pengurangan biaya, dan peningkatan transparansi.

Dengan memanfaatkan teknologi ini, perusahaan berharap dapat menawarkan produk dan layanan baru yang lebih kompetitif dan menarik bagi klien mereka.

 

Tetap Waspada

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Meskipun demikian, Goldman Sachs tetap berhati-hati dalam mengadopsi Bitcoin. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti volatilitas harga Bitcoin yang tinggi, regulasi yang belum jelas di banyak negara, dan kekhawatiran tentang penggunaan Bitcoin untuk aktivitas ilegal.

Perusahaan lebih memilih untuk fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi blockchain yang mendasarinya, daripada berinvestasi langsung dalam Bitcoin.

Dengan kata lain, Goldman Sachs melihat Bitcoin sebagai sebuah inovasi teknologi yang menarik, namun masih membutuhkan waktu untuk matang sebelum dapat diaplikasikan secara luas dalam industri keuangan.

Perusahaan ini lebih tertarik pada potensi jangka panjang dari teknologi blockchain daripada pada volatilitas jangka pendek dari harga Bitcoin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya