Peretasan Bursa Kripto Bybit jadi Salah Satu Kasus Terbesar di Dunia

Pengguna dan analis mulai memperhatikan ada transaksi mencurigakan di Bybit, salah satu bursa kripto terbesar di dunia yang berbasis di Dubai.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 24 Feb 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 10:00 WIB
Peretasan Bursa Kripto Bybit jadi Salah Satu Kasus Terbesar di Dunia
Industri kripto kembali diguncang insiden besar setelah bursa aset digital Bybit mengalami peretasan yang disebut sebagai salah satu pencurian aset digital terbesar sepanjang sejarah. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto kembali diguncang insiden besar setelah bursa aset digital Bybit mengalami peretasan yang disebut sebagai salah satu pencurian aset digital terbesar sepanjang sejarah. Peretas berhasil mencuri hampir USD 1,5 miliar atau setara Rp 24,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.310 per dolar AS) dalam bentuk Ether dan derivatifnya.

Pengguna dan analis mulai memperhatikan ada transaksi mencurigakan di Bybit, salah satu bursa kripto terbesar di dunia yang berbasis di Dubai. Dalam waktu singkat, terjadi penarikan Ether dalam jumlah besar dari dompet dingin (cold wallet) milik Bybit, yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan aset yang paling aman dari peretasan.

CEO Bybit, Ben Zhou, segera mengonfirmasi insiden ini. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa peretas berhasil mengambil kendali atas dompet dingin tertentu milik perusahaan dan mentransfer seluruh isi dompet tersebut ke alamat yang tidak diketahui.

"Peretas mengambil kendali atas dompet dingin ETH tertentu yang kami tandatangani dan mentransfer semua ETH di dompet dingin itu ke alamat yang tidak diketahui ini," ungkap Zhou dalam siaran langsung di platform media sosial X, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (24/2/2025). 

Dalam upaya menenangkan pengguna, Zhou menjelaskan Bybit telah mengantre pinjaman jembatan untuk menutupi kerugian dengan menggunakan token milik Bybit sebagai agunan.

Namun, upaya itu belum cukup untuk menghentikan kepanikan di pasar. Aksi jual besar-besaran segera terjadi, menyebabkan Bitcoin turun hampir 5% dari level tertingginya hari itu dan Ether anjlok lebih dari 8%. Altcoin dan memecoin juga terdampak parah, dengan Dogecoin mengalami penurunan hingga 10%.

Masa Depan Bybit dan Keamanan Bursa Kripto

Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Meskipun Bybit berusaha menutup kerugian dengan berbagai langkah darurat, peretasan ini dapat berdampak panjang terhadap kepercayaan investor dan reputasi bursa tersebut.

Sebagai salah satu bursa kripto terbesar dengan volume perdagangan harian lebih dari USD 36 miliar, insiden ini bisa memicu revisi besar dalam sistem keamanan dan transparansi di industri aset digital.

Saat ini, Bybit memiliki total aset sekitar USD 16,2 miliar sebelum peretasan terjadi, menurut data CoinMarketCap. Dengan jumlah Ether yang dicuri mencapai sekitar 9% dari total asetnya, ada kekhawatiran bahwa perusahaan ini akan mengalami krisis likuiditas jika tidak segera mengambil langkah pemulihan yang efektif.

Selain Bybit, peretasan ini juga menjadi peringatan keras bagi bursa lain untuk meningkatkan sistem keamanan mereka agar tidak menjadi target peretas di masa depan. Jika industri kripto ingin bertahan dan berkembang, maka transparansi, regulasi, serta langkah-langkah perlindungan terhadap pengguna harus menjadi prioritas utama.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

El Salvador Tingkatkan Pembelian Bitcoin, Kini 1,6 BTC per Hari

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)... Selengkapnya

Sebelumnya, El Salvador semakin memperkuat strategi investasinya di Bitcoin dengan meningkatkan jumlah pembelian harian menjadi 1,6 BTC per hari, naik dari sebelumnya 1 BTC per hari. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (20/2/2025), sejak 22 Desember 2024, negara tersebut secara konsisten menambah cadangan Bitcoin-nya, dan hingga kini telah mengakumulasi 93.417 BTC dengan harga rata-rata USD 98.579 per BTC.

Peningkatan ini menunjukkan keyakinan kuat El Salvador terhadap prospek jangka panjang Bitcoin dan semakin menegaskan komitmennya dalam mengintegrasikan aset digital ini ke dalam strategi ekonomi nasional. 

Metode Dollar Cost Averaging

Pola pembelian pemerintah menggabungkan metode Dollar Cost Averaging (DCA) secara reguler dengan pembelian massal yang dilakukan secara oportunistik, dengan volume transaksi berkisar antara 1 BTC hingga 11 BTC per pembelian.

Berdasarkan data on-chain, total kepemilikan Bitcoin El Salvador kini mencapai 6.081 BTC, dengan nilai pasar sekitar USD 579,9 juta. Semua aset ini disimpan dalam dompet dingin yang dikelola pemerintah dan transaksi dilakukan melalui Bitfinex, salah satu bursa kripto terkemuka.

Strategi pembelian yang diterapkan menunjukkan pemerintah memanfaatkan fluktuasi harga pasar untuk terus mengakumulasi aset ini, termasuk saat harga Bitcoin mengalami penurunan. Keputusan untuk meningkatkan pembelian harian bisa jadi mencerminkan optimisme terhadap lonjakan harga Bitcoin di masa depan, terutama menjelang halving Bitcoin yang akan datang.

Strategi Investasi Bitcoin El Salvador

Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah terus melakukan pembelian Bitcoin secara konsisten. Pada 18 Februari 2025, El Salvador menambah 1 BTC ke dalam cadangannya dengan harga USD 95.550, setelah sebelumnya pada 17 Februari 2025, membeli 1 BTC seharga USD 96.372. 

Tren ini berlanjut pada 16 Februari 2025, ketika pemerintah kembali menambah kepemilikan dengan membeli 1 BTC di harga USD 97.616. Sehari sebelumnya, 15 Februari 2025, pembelian dilakukan pada harga USD 98.559.

Total akumulasi 93.417 BTC, senilai sekitar USD 9,209 miliar, menegaskan El Salvador tetap berkomitmen penuh pada strategi akumulasi Bitcoin. Hal yang menarik, tidak ada catatan penjualan atau likuidasi BTC oleh pemerintah, menunjukkan negara ini berniat menyimpan asetnya untuk jangka panjang, bukan untuk diperdagangkan atau dijual kembali dalam waktu dekat.

Sebagai negara pertama yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, El Salvador terus menunjukkan kepemimpinan dalam inovasi keuangan digital. Dengan strategi akumulasi yang berkelanjutan, negara ini semakin memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam adopsi Bitcoin di tingkat nasional.

Langkah ini juga bisa menjadi indikator meningkatnya kepercayaan institusional dan pemerintah terhadap Bitcoin, terutama di tengah meningkatnya tekanan inflasi dalam sistem keuangan tradisional. 

Jika Bitcoin mengalami kenaikan harga dalam siklus bullish berikutnya, El Salvador berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari akumulasi ini.

Dengan kepemilikan 6.081 BTC, El Salvador kini semakin mengukuhkan strateginya dalam membangun ekonomi berbasis Bitcoin. Masa depan kebijakan ini akan sangat bergantung pada pergerakan pasar, regulasi global, serta faktor ekonomi makro lainnya. 

Namun untuk saat ini, El Salvador tetap menjadi contoh nyata bagi negara-negara lain yang ingin mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi ekonomi mereka.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya