Liputan6.com, Jakarta - Turnamen olahraga elektronik (Esport) kini sedang ramai diadakan. Banyaknya antusias para gamer untuk mengikutinya menjadikan ajang kejuaran Esport rutin diselenggarakan setiap tahun.
British Esports Association (BEA) menyuarakan agar diadakan turnamen game yang khusus diperuntukkan bagi pemain penyandang disabilitas.
Keinginan ini muncul setelah Asososiasi Piala FIFA Perguruan Tinggi melangsungkan turnamen tahun ini dengan melibatkan tiga pemain penyandang disabilitas.
Advertisement
Turnamen ini diselenggarakan setiap minggu hingga bulan Mei 2021 dan hasilnya akan diumumkan secara online.
Salah satu pemain penyandang disabilitas bernama Dan dari National Star College mengatakan, kegiatan seperti ini dapat mendorong aksesibilitas yang lebih luas bagi gamer penyandang disabilitas.
Simak Juga Video Berikut Ini
Berkolaborasi dengan Microsoft
Pihak BEA sendiri berharap agar mereka dapat melakukan turnamen seperti itu dan mengajak pihak Microsoft untuk bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yang ikut dalam kompetisi percontohan, seperti National Star.
BEA yakin hal ini akan berdampak besar pada perkembangan Esport, juga sebagai peluang bagi para penyandang disabilitas yang berminat dibidang olahraga elektronik untuk terus mengembangkan kemampuannya.
“Kami bermaksud untuk berbicara dengan Microsoft tentang peluang untuk melibatkan sekelompok perguruan tinggi seperti National Star dalam kompetisi percontohan seperti ini karena dampak yang mereka lihat sangat besar,” ujar Tom Dore dari BEA.
Advertisement
Menggunakan Alat Bantu
Melibatkan pemain penyandang disabilitas dalam turnamen Esport sebenarnya sudah ingin dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Namun, saat itu dibutuhkan dana yang besar, peralatan khusus, dan pemasangan pengontrol yang dapat diakses para penyandang disabilitas memakan waktu cukup lama.
Daniel, peserta turnamen dengan disabilitas lainnya telah menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh Microsoft pada tahun 2018 untuk membantu mobilitas tangan dan lengannya.
Teknologi itu bernama Xbox Adaptive Controller. Alat ini dapat dikendalikan dari kursi yang setiap hari digunakan ketika bermain.
Meskipun ia menggunakan alat bantu, tetapi lawan mainnya pada turnamen tidak menyadari hal itu.
Berharap Bermain dengan Lawan Sesama Disabilitas
Merupakan sebuah pencapaian yang sangat berarti bagi mereka para penyandang disabilitas dapat mengikuti turnamen Piala FIFA Perguruan Tinggi.
Tetapi, mereka lebih senang apabila dapat bermain dengan lawan penyandang disabilitas lainnya.
Kenyataannya untuk melawan pemain lain non disabilitas sangat sulit, karena cara memainkan game yang berbeda.
“Saya ingin bermain melawan orang-orang yang menggunakan teknologi yang sama dengan saya, sehingga lebih adil,” ujar Dan dari National Star College.
Penulis: Rissa Sugiarti
Advertisement