Mengenal Hidrosefalus yang Membuat Kepala Membesar Serta Gejalanya

Bayi yang lahir dengan kepala lebih besar dari biasanya disebut sebagai bayi dengan hidrosefalus. Secara harfiah hidrosefalus memiliki arti adanya air di otak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Mar 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2022, 13:00 WIB
Hidrosefalus
Ahmad Hasan bayi 9 bulan penderita Hidrosefalus masih dirawat intensif di Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo usai menjalani operasi. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta Bayi yang lahir dengan kepala lebih besar dari biasanya disebut sebagai bayi dengan hidrosefalus. Secara harfiah hidrosefalus memiliki arti adanya air di otak.

Sedangkan, definisi sebenarnya yakni adanya penumpukan cairan di rongga (ventrikel) jauh di dalam otak. Cairan ini tidak mengalir atau terserap sebagaimana mestinya. Dengan demikian, cairan dapat menyebabkan cadangan dan penyumbatan yang memberi tekanan pada otak bayi.

Melansir tulisan yang ditinjau ulang Kepala Direktur Medis di WebMD, Michael W. Smith, MD, MBA, CPT, tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

“Itu benar. Dari darah Anda ke cairan yang mengalir di dalam dan di sekitar jaringan dan organ Anda, cairan membentuk sekitar 70 persen dari tubuh Anda,” mengutip Webmd Minggu (20/3/2022).

Di kepala pun demikian, tengkorak diisi dengan cairan yang mengelilingi lipatan dan lobus otak. Ini disebut cairan serebrospinal, dan itu melindungi otak dari cedera sekaligus mengandung nutrisi dan protein yang membantu otak tetap sehat dan bekerja.

Simak Video Berikut Ini

Fungsi Cairan Serebrospinal

Cairan serebrospinal juga berfungsi untuk:

-Memungkinkan otak yang relatif berat mengapung di dalam tengkorak

-Menghilangkan produk limbah metabolisme otak

-Mengalir bolak-balik antara rongga otak dan tulang belakang untuk mengatur tekanan di otak.

Cairan serebrospinal tidak bekerja atau mengalir dengan baik jika:

-Ada penyumbatan yang bisa disebabkan tumor, kista, disabilitas lahir, dan benda lain di otak yang dapat menghalangi atau memengaruhi aliran normal cairan serebrospinal.

-Penyerapan cairan yang buruk. Peradangan, cedera, atau infeksi seperti meningitis bakteri dapat mencegah jaringan otak mengambil cairan serebrospinal.

-Terlalu banyak cairan. Dalam kasus yang jarang terjadi, tubuh membuat lebih banyak cairan serebrospinal daripada yang dapat ditangani oleh otak.

Hidrosefalus paling sering terjadi pada bayi atau orang dewasa yang berusia lebih dari 60, tetapi setiap orang bisa mengalaminya di usia berapa pun. Itu tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan diagnosis dan pengobatan dini, orang dapat menjalani kehidupan yang aktif.

Gejala Hidrosefalus

Gejala hidrosefalus bisa berbeda tergantung usia. Pada bayi, gejala-gejala yang dapat terjadi yakni:

-Kepala yang luar biasa besar dan terus membesar dengan cepat

-Ubun-ubun keras atau menonjol

-Mata yang terfokus ke bawah (kadang-kadang disebut "matahari terbenam")

-Rewel atau lekas marah

-Muntah atau sulit makan

-Kejang

-Tonus dan kekuatan otot yang buruk

-Kurang responsif terhadap sentuhan

-Pertumbuhan yang buruk.

Sedangkan, gejala hidrosefalus pada balita dan anak-anak termasuk:

-Sakit kepala

-Mata yang terfokus ke bawah (kadang-kadang disebut "matahari terbenam")

-Pandangan yang kabur

-Kepala yang luar biasa besar

-Kantuk atau energi rendah

-Mual atau muntah

-Keseimbangan atau koordinasi yang buruk

-Kurang nafsu makan

-Kejang

-Sering buang air kecil atau kehilangan kontrol kandung kemih

-Rewel atau perubahan suasana hati

-Perubahan kepribadian

-Kesulitan berprestasi di sekolah

-Keterlambatan atau masalah dalam keterampilan yang sudah diperoleh, seperti berjalan dan berbicara.

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya