Liputan6.com, Jakarta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 menandai tonggak penting dalam sejarah pendidikan Indonesia. Untuk pertama kalinya, ratusan penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang keterbatasan berpartisipasi dalam ujian penentu masa depan pendidikan mereka.
Partisipasi ini tersebar di berbagai universitas ternama di Indonesia. Dari data yang berhasil dihimpun, terdapat 377 penyandang disabilitas yang mengikuti UTBK di 21 lokasi, meliputi 70 tunanetra, 98 tunadaksa, 192 tunarungu, dan 17 tunawicara.
Advertisement
Baca Juga
Berbagai universitas seperti UI (76 peserta), UB (16 peserta), UNS (10 peserta), Undana (6 peserta), UNP (5 peserta), dan UGM (4 peserta) turut berkontribusi dalam UTBK untuk penyandang disabilitas. Nilai inklusivitas terlihat membaik dari tahun ke tahun yang melibatkan upaya maksimal berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, hingga para peserta disabilitas itu sendiri yang gigih berjuang meraih mimpi.
Advertisement
Persiapan Universitas Negeri untuk Peserta UTBK Disabilitas
Universitas-universitas di Indonesia terlihat serius membangun nilai inklusif dengan menyediakan fasilitas dan dukungan yang ramah disabilitas untuk peserta UTBK 2025. Fasilitas ini dirancang untuk memastikan para peserta dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan setara dengan peserta lain. Hal ini mencakup ruangan ujian khusus di lantai dasar yang mudah diakses kursi roda, serta tersedianya alat bantu seperti screen reader dan riglet.
Selain fasilitas fisik, berbagai universitas juga menyediakan pengawas ujian yang terlatih dalam menangani kebutuhan khusus peserta disabilitas, seringkali berasal dari program studi Pendidikan Luar Biasa (PLB). Pendampingan juga diberikan untuk membantu peserta dalam hal teknis pelaksanaan ujian, namun pendamping dilarang mengintervensi pengerjaan soal, menekankan kemandirian peserta. Waktu ujian khusus juga diberikan kepada peserta tunanetra untuk mengakomodasi kebutuhan mereka.
Universitas Brawijaya (UB), misalnya, menyiapkan satu ruangan khusus di FISIP UB untuk 16 peserta difabel dengan berbagai jenis ketunaan. "Kami telah menyiapkan satu ruangan khusus bagi peserta difabel di Laboratorium 1 FISIP. Peserta yang terdaftar terdiri dari penyandang disabilitas daksa, disabilitas rungu, dan disabilitas netra," jelas Arif Hidayat, Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB. Universitas Negeri Padang (UNP) juga berperan sebagai satu-satunya penyelenggara UTBK SNBT untuk peserta disabilitas di Sumatera Barat, melayani lima peserta berkebutuhan khusus.
Pun dengan Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pada pelaksanaan hari kedua UTBK-SNBT 2025, terdapat satu peserta disabilitas netra. Untuk peserta disabilitas, Universitas Diponegoro telah menyiapkan ruang khusus untuk peserta mengikuti ujian dengan nyaman. Dalam mengikuti ujian, peserta disabilitas dengan kondisi tuna netra didampingi oleh pengawas yang terlatih dan fasilitas pendukung yang disesuaikan dengan kondisi peserta.
Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNDIP, Prof. Dr. rer.nat. Heru Susanto, S.T., M.M., M.T. mengatakan ada empat peserta disabilitas terdaftar mengikuti UTBK-SNBT 2025 yang terdiri dari peserta dengan kondisi tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu. “UNDIP memastikan bahwa seluruh peserta tersebut memperoleh fasilitas dan layanan yang disesuaikan secara individual, mulai dari akses menuju ruang ujian, ruang khusus dengan pengaturan teknis tertentu, hingga pendampingan yang diberikan oleh pengawas terlatih”, ucapnya mengutip laman undip.ac.id (25/4/2025).
“Komitmen kami adalah menghadirkan pengalaman ujian yang adil dan setara bagi semua peserta, tanpa kecuali, terutama bagi peserta disabilitas. Pelaksanaan UTBK di UNDIP bukan hanya tentang kompetisi akademik, tetapi juga tentang menciptakan ruang seleksi yang manusiawi dan bermartabat,” timpal Wakil Ketua Pengembangan Pendidikan dari Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MP) Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Paramita Prananingtyas, S.H., LLM.
Advertisement
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2025
Pengalaman para peserta disabilitas dalam mengikuti UTBK 2025 sangat beragam, namun semangat dan tekad mereka untuk meraih pendidikan tinggi sangatlah menginspirasi. Ade Dwi Cahyo Putra, peserta tunanetra, mengungkapkan, "Saya senang bisa ikut UTBK, meskipun tadi saya sempat deg-degan di awal, tetapi perlahan akhirnya bisa tenang dan menyelesaikan seluruh soalnya." Ade, seperti dilansir kominfo.jatimprov.go.id, merasa terbantu dengan aksesibilitas dan pelayanan yang diberikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ade mengungkapkan, alasannya memilih tes di Unesa karena faktor aksesibilitas dan pelayanan. Ade merasa sangat terbantu dengan para pendamping yang sigap dan selalu mendampinginya mulai dari lobi, ke ruangan tes, sampai kembali lagi ke lobi.
Ade memilih dua kampus pada jalur UTBK, yaitu UPN Veteran Jawa Timur dan Unesa, dengan pilihan program studi Hubungan Internasional (HI). Alasan memilih HI cukup kuat, ia ingin bekerja di NGO (Non-Governmental Organization) dan berfokus pada isu-isu disabilitas.
Abidah Ardelia Ramadhani Budiatmaja, peserta disabiltas netra lain, berbagi pengalaman pertamanya menggunakan komputer dalam ujian. "Tadi sempat deg-degan juga, karena baru menggunakan komputer. Sempat trial and error. Namun, dengan arahan pendamping, akhirnya bisa lancar. Screen reader di komputer juga memudahkan saya," ujarnya.
Sementara itu Alivia Rahmi Hanindya Sahnaz, peserta Tuli, juga menyampaikan semangatnya mengikuti UTBK untuk meraih pendidikan di PTN. "Tesnya lancar, dan soal yang saya kerjakan sesuai dengan dengan apa yang sudah saya pelajari. Harapannya saya bisa lolos di Unesa tahun ini," ucapnya.
Dalam UTBK, Unesa menyiapkan berbagai perangkat untuk peserta disabilitas, termasuk pendampingan dari dosen dan mahasiswa. Perangkat yang disediakan seperti aplikasi screen reader NVDA, stylus, dan riglet untuk peserta tunanetra. Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa, Martadi, menekankan komitmen Unesa untuk menyelenggarakan pendidikan yang inklusif, mulai dari tes masuk yang ramah disabilitas.
Fasilitas dan Dukungan yang Diberikan
- Ruangan khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas penyandang disabilitas.
- Alat bantu seperti screen reader, riglet, dan alat bantu komunikasi lainnya.
- Pengawas ujian yang terlatih dalam menangani kebutuhan khusus peserta disabilitas.
- Waktu ujian khusus untuk peserta tunanetra.
- Pendampingan untuk membantu peserta disabilitas dalam hal teknis pelaksanaan ujian.
- Akomodasi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta disabilitas.
Advertisement
