Tips Lulus Kuliah dari Mahasiswa Difabel UNJ, Jalin Komunikasi dan Berani Bertanya

Di tengah tantangan mengikuti perkuliahan, Rohmat dan Rovan membuktikan mereka dapat menyelesaikan studi sarjananya dengan baik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 26 Apr 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2025, 13:00 WIB
Resep Lulus Perguruan Tinggi dari Mahasiswa Disabilitas, Jalin Komunikasi dan Berani Bertanya
Mahasiswa difabel Rohmat dan Rovan lulus dari UNJ dan sampaikan pesan bagi teman-teman penyandang disabilitas. Foto: UNJ.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bagi mahasiswa penyandang disabilitas, tantangan di dunia kuliah bukan hanya soal tugas-tugas yang menumpuk. Namun juga aksesibilitas sarana prasarana, akses materi, dan ketersediaan pendamping.

Sudah menjadi tanggung jawab kampus untuk menyediakan lingkungan yang setara dan mudah dijangkau oleh seluruh mahasiswa termasuk yang menyandang disabilitas. Mahasiswa difabelnya pun harus berupaya dengan gigih dalam menghadapi tantangan demi tantangan yang ada.

Seperti dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rovan Januariza dan Rohmat Nurhadi. Rovan adalah penyandang low vision dan Rohmat adalah penyandang disabilitas netra total (total blind).

Keduanya berhasil lulus dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) dan resmi wisuda pada Rabu, 23 April 2025.

Di tengah tantangan mengikuti perkuliahan, Rovan dan Rohmat membuktikan mereka dapat menyelesaikan studi sarjananya dengan baik.

Rovan mengungkapkan bahwa tantangan terbesar selama menempuh pendidikan adalah dari segi lingkungan dan komunikasi.

“Dalam pendidikan inklusif, komunikasi menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman bagi kami. Saya sangat terbantu dengan adanya Relawan Disabilitas (Redis) UNJ dan fasilitas kampus yang mendukung kemandirian saya selama kuliah. UNJ ini adalah kampus inklusif yang mendukung para disabilitas,” ujarnya usai wisuda mengutip laman UNJ.

 

Bahan Ajar Digital Bisa Dibaca Screen Reader

Rovan juga mengapresiasi bahan ajar dalam bentuk digital yang dapat dibaca dengan screen reader alias pembaca layar.

Hal ini memudahkan proses belajar mandiri di luar bantuan teman. Ia juga membagikan pengalaman berkesan selama kuliah, termasuk momen keakraban dengan teman-teman melalui canda dan tawa.

Ia berharap ke depannya UNJ bisa menambah guiding block (ubin pemandu) dan toilet khusus disabilitas di setiap fakultas untuk mendukung mobilitas mahasiswa penyandang disabilitas.

 

Berani Bertanya dan Tetap Semangat

Sementara itu, Rohmat menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian gelar sarjana.

“Alhamdulillah, saya bangga dan senang, meskipun ada rasa berat karena gelar ini membawa tanggung jawab baru setelah kehidupan kampus. Ke depan, saya bercita-cita menjadi guru dan ingin memperdalam ilmu komputer,” ungkapnya.

Rohmat tak memungkiri, berbagai tantangan telah ia alami dalam menyelesaikan studi, khususnya selama pandemi, karena kecenderungannya yang pendiam. Namun, ia berhasil melewati semua itu berkat dukungan dosen, teman-teman, keluarga, dan sahabat.

Ia pun menegaskan peran penting Redis UNJ dalam mendampingi dan membimbingnya sejak awal perkuliahan hingga kelulusannya.

Keduanya berpesan kepada seluruh mahasiswa penyandang disabilitas untuk “Tetap semangat, berani bertanya, dan terus berusaha meraih mimpi melalui pendidikan.”

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya