Stroke Perdarahan Seperti Reza Gunawan Bisa Picu Disabilitas

Suami penulis Dewi Lestari atau Dee Lestari, Reza Gunawan meninggal dunia pada Selasa 6 September 2022 setelah mengidap stroke perdarahan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Sep 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2022, 18:00 WIB
[Fimela] Rumah duka Reza Gunawan
(Foto: KapanLagi.com®/Bayu Herdianto)

Liputan6.com, Jakarta Suami penulis Dewi Lestari atau Dee Lestari, Reza Gunawan meninggal dunia pada Selasa 6 September 2022 setelah mengidap stroke perdarahan.

Selain menyebabkan kematian, stroke perdarahan juga memicu berbagai kondisi yang mengarah pada disabilitas seperti hilangnya kemampuan bicara, penurunan penglihatan, dan tubuh tak bisa digerakkan.

Melansir Medical News Today, gejala stroke perdarahan dapat muncul tiba-tiba atau berkembang selama beberapa hari. Seseorang dengan stroke perdarahan dapat mengalami:

- Tiba-tiba sakit kepala parah atau ketidakmampuan untuk melihat cahaya terang

- Perubahan penglihatan

- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

- Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh

- Kejang

- Kehilangan kemampuan bicara atau kesulitan memahami ucapan

- Kebingungan atau kehilangan kesadaran

- Mual dan muntah

- Kelumpuhan atau mati rasa di bagian tubuh mana pun

- Kekakuan atau nyeri di daerah leher

- Perubahan detak jantung dan pernapasan.

Stroke perdarahan atau stroke hemoragik adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Ini bisa terjadi setelah pembuluh darah pecah atau jika jaringan otak berdarah.

Dokter juga dapat menggunakan istilah "perdarahan intrakranial" ketika berbicara tentang stroke perdarahan.

Pendarahan di otak memberi tekanan pada sel-sel otak di sekitarnya dan dapat menyebabkan area otak kekurangan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan otak, yang dapat menyebabkan gejala neurologis dan mengancam jiwa.

Stroke perdarahan disebabkan oleh pendarahan di otak. Ini bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau ketika jaringan otak mulai berdarah.

Akibat Kerusakan Otak

Gambar Ilustrasi Human Brain Stroke
Sumber: Freepik

Kerusakan akibat stroke perdarahan dapat terjadi akibat tekanan yang disebabkan oleh perdarahan, edema, atau kurangnya suplai darah.

Jaringan otak bisa berdarah setelah stroke iskemik, yaitu stroke yang disebabkan oleh suplai darah yang tersumbat. Ini merusak jaringan otak, membuatnya rapuh dan rentan terhadap perdarahan.

Ada risiko stroke perdarahan yang sangat tinggi setelah terjadinya stroke iskemik parah dengan kerusakan otak yang luas dan pembengkakan jaringan. Ini disebut konversi hemoragik.

Konversi hemoragik dapat terjadi kapan pun dalam rentang waktu beberapa hari hingga 2 minggu setelah stroke iskemik.

Penyebab umum dari stroke perdarahan termasuk tumor otak, tumor yang bermetastasis ke otak, dan infeksi parah di otak.

Peneliti memperkirakan bahwa sekitar 13 persen kasus stroke adalah stroke perdarahan.

Ada berbagai jenis stroke perdarahan dan perdarahan intraserebral adalah jenis yang paling umum. Pada tipe ini, perdarahan terjadi di dalam otak. Pada perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya.

Faktor Risiko

Ilustrasi hipertensi
Ilustrasi hipertensi. (Gambar oleh Thomas H. dari Pixabay)

Kondisi, riwayat medis, dan kebiasaan berikut dapat terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi:

- Tekanan darah tinggi

- Kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang tinggi

- Merokok

- Diabetes

- Riwayat keluarga stroke

- Riwayat penyakit jantung, penyakit kardiovaskular, atau stroke

- Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi

- Kondisi medis tertentu, seperti gangguan perdarahan

- Penggunaan obat pengencer darah, seperti warfarin (Coumadin)

- Penggunaan obat-obatan rekreasional seperti kokain

- Gaya hidup tak sehat

- Kurangnya variasi makanan dan nutrisi

- Konsumsi alkohol tinggi

- Kelebihan berat badan di sekitar pinggang dan perut

- Angiopati amiloid serebral, di mana protein terkumpul di pembuluh darah di otak.

Secara khusus, faktor risiko stroke perdarahan adalah perdarahan intraserebral termasuk malformasi pembuluh darah seperti:

-Malformasi kavernosa serebral: Ini terjadi ketika pembuluh darah kecil yang disebut kapiler berkumpul di otak, menjadi membesar dan tidak berbentuk, dan dapat memengaruhi aliran darah.

-Aneurisma serebral: Ini adalah tonjolan di dinding pembuluh darah di otak. Aneurisma dapat bertambah besar, menyebabkan dinding arteri melemah. Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol.

-Malformasi arteriovenosa (AVM): Kondisi genetik ini biasanya memengaruhi otak dan tulang belakang. Jika terjadi di otak, pembuluh darah bisa pecah, menyebabkan pendarahan ke otak. Gangguan ini jarang terjadi.

Gejala Umum dan Penanganan

ilustrasi pusing/freepik
ilustrasi pusing/freepik

Beberapa gejala stroke yang paling umum termasuk:

- Mati rasa atau kelemahan di lengan, wajah, atau kaki

- Kebingungan mendadak

- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan

- Pusing

- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

- Tiba-tiba, sakit kepala parah

- Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata

“Mengenali gejala awal stroke adalah cara terbaik untuk membantu seseorang mendapatkan perawatan medis dengan cepat,” mengutip Medical News Today.

Pengobatan segera untuk stroke perdarahan sangat penting. Perawatan darurat berfokus pada pengendalian perdarahan dan mengurangi tekanan di otak. Ini dapat melibatkan perbaikan pembuluh darah yang terkena.

Prosedur pembedahan yang dikenal sebagai kraniotomi bisa saja diperlukan jika terjadi pembengkakan otak. Seorang ahli bedah akan membuka bagian kecil dari tengkorak untuk membantu meringankan tekanan pada otak yang menumpuk karena perdarahan.

“Seorang dokter mungkin juga meresepkan obat untuk mengurangi tekanan darah. Ini akan menurunkan tekanan di otak.”

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya