Tidak Mudik Lebaran, Penjual Kelapa Parut di Gorontalo Raup Untung Besar

Permintaan kelapa parut yang meningkat drastis menjelang dan setelah Lebaran membawa berkah tersendiri bagi mereka yang tetap berjualan di tengah hiruk-pikuk perayaan.

oleh Arfandi Ibrahim Diperbarui 04 Apr 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2025, 08:00 WIB
Kelapa Parut Gorontalo
Salah satu pedagang kelapa parut di pasar sentral Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Saat kebanyakan orang sibuk merayakan Idulfitri bersama keluarga, para penjual kelapa parut di Gorontalo justru tengah menikmati lonjakan omzet yang signifikan. Permintaan kelapa parut yang meningkat drastis menjelang dan setelah Lebaran membawa berkah tersendiri bagi mereka yang tetap berjualan di tengah hiruk-pikuk perayaan.

Sejak lima hari sebelum Lebaran, pasar tradisional di Gorontalo ramai dengan pembeli yang berburu kelapa parut. Salah satu penjual, Mirna, mengaku harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jika biasanya ia hanya mendapatkan sekitar Rp300 ribu per hari, kali ini pendapatannya melonjak hingga Rp2 juta per hari. "Kami sudah memperkirakan akan ada peningkatan permintaan, tapi tidak menyangka bisa sebesar ini. Tahun ini lebih ramai dibanding tahun lalu," ujar Mirna saat ditemui di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Banyak pedagang memilih untuk tidak mudik demi memanfaatkan momentum ini. Mirna dan rekan-rekannya memutuskan tetap berjualan karena tahu kelapa parut akan menjadi komoditas utama dalam berbagai hidangan khas Lebaran. "Kalau mudik, siapa yang akan melayani pelanggan? Hampir semua rumah di Gorontalo butuh kelapa untuk masakan seperti opor ayam, nasi jaha, dan burasa. Belum lagi berbagai kue tradisional yang menggunakan santan," katanya.

Dalam sehari, Mirna bisa menjual 100 hingga 200 butir kelapa. Puncaknya terjadi sehari sebelum Lebaran, di mana ia dan pedagang lain bisa menjual hingga 300 butir kelapa dari pagi hingga sore hari. "Setiap kali kelapa datang, langsung habis dalam hitungan jam. Kami bahkan harus menambah stok lebih banyak dari biasanya," tambahnya.

Meski harus bekerja ekstra keras saat momen Lebaran, Mirna dan para pedagang kelapa lainnya merasa bersyukur dengan rezeki yang datang. Di tengah kondisi harga kopra kelapa turun, meningkatnya permintaan kelapa parut memberikan harapan bagi mereka pedagang kelapa. "Alhamdulillah, berkah Lebaran benar-benar kami rasakan tahun ini. Hingga sekarang pun, pembeli masih terus berdatangan," pungkasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya