Liputan6.com, Jakarta Selalu memberikan kejutan dalam setiap karya yang diluncurkan kiranya menjadi misi tersendiri bagi desainer kenamaan asal Indonesia, Oscar Lawalata. Kiprahnya di panggung fesyen dunia membuat keberadaannya selalu ditunggu-tunggu oleh para pecinta fesyen. Kembali meramaikan panggung Jakarta Fashion Week, pria kelahiran Pekanbaru ini menghadirkan nuansa khas Indonesia. Bertajuk 'The Ceremony of Java' Oscar berhasil membawa atmosfer keraton Jawa di panggung JFW 2015 sore itu.
Baca Juga
Persiapan Oscar untuk show kerjasama dengan Erasmus Huis ini terasa sangat sempurna. Setiap detil ia perhatikan dengan seksama. Mulai dari nuansa panggung, musik hingga permainan warna dan potongan setiap busana. Memasuki ruangan fesyen show JFW 2015 Selasa sore (4/11/2014) itu terasa lebih gelap dari biasanya. Dentingan musik khas Jawa dengan sedikit sentuhan mistis membuat penonton seakan sedang disuguhi sebuah upacara adat khas Jawa di panggung JFW 2015.
Advertisement
Tak lama setelah para penonton dibuai oleh lantunan musik khas Jawa, barulah beberapa model mulai memasuki runaway. Sepuluh orang model dengan menggunakan batik berwarna cokelat mulai berjalan perlahan dan berpose di tengah panggung. Model yang berjalan secara perlahan menunjukkan sisi wanita keraton yang lemah lembut. Sisi unik kembali terlihat pada sepuluh model ini. Biasanya, setelah memamerkan baju satu persatu para model akan berjalan menuju sudut panggung, namun untuk kali ini, Oscar membiarkan para model untuk berkumpul sejenak dan mulai menggoyangkan tubuhnya secara perlahan.
Para model tampak anggun dengan menggunakan batik prada emas khas keraton Jawa. Dilengkapi dengan aksesoris khas Jawa di beberapa bagian tubuh model, Oscar kembali terlihat detil dengan memilih para model berkulit gelap. Hal ini nampaknya dilakukan agar nuansa wanita keraton Jawa lebih kental terasa.
"Saya menjadi satu dari sekian banyak desainer yang sangat mencintai kebudayaan Indonesia. Maka dari itu, saya kembali meramu kebudayaan Indonesia dalam pagelaran kali ini. Mengapa saya mengambil tema The Ceremony of Java? Karena, dalam setiap kehidupan seseorang tentunya menjalankan beberapa ritual upacara mulai dari kelahiran, pernikahan hingga kematian. Saya juga terinspirasi dari keanggunan para penari Bedoyo dari abad ke-3 yang merupakan tarian khas Keraton," ujar Oscar.
Sebanyak 48 busana mulai dari ready-to-wear hingga night gown disuguhkan oleh pria 37 tahun ini. Jari-jari kreativitasnya sangat tampak di busana-busana yang ia hadirkan. Menggunakan warna-warna alam seperti merah, ungu, cokelat dan hitam serta cutting modern look mampu berbalut sempurna dalam busana yang ia hadirkan. Walaupun menggunakan kain-kain batik lama, namun feel modern tetap kental terasa dalam setiap balutan busana yang dihadirkan.
"Saya mengangkat batik dari motif-motif lama. Selain itu, pada show kali ini saya juga ingin mengembalikan batik-batik prada emas ke permukaan. Untuk inspirasi tarian bedoyo yang saya angkat ke panggung JFW 2015 adalah rasa saat saya memperhatikan tarian bedoyo. Mulai dari gerakannya, kostum yang dilengkapi dengan selendangnya. Itulah yang coba saya angkat dalam show kali ini," tutur Oscar saat ditemui oleh Liputan6.com di Jakarta Fashion Week 2015 Selasa (4/11/2014).
Untuk menyempurnakan nuansa mistis dan megah upacara adat Jawa ala Oscar Lawalata, hadir pula desainer asal Belanda bernama Mada van Gaans. Mada menghadirkan 60 aksesoris khas Jawa yang ia buat dari kulit, perak dan tembaga. Permainan warna-warna hitam, emas dan perak yang edgy, futuristik dan feminim dengan motif khas Jawa kuno membuat koleksi ini menjadi terlihat sempurna apalagi saat disandingkan dengan deretan busana Oscar.Â
"Indonesia menjadi sumber inspirasi dari setiap karya saya selain itu saya juga banyak belajar dari pengrajin lokal saat mengunjungi kota Yogyakarta, " tutur Mada. (Cyn/Igw)