Beda Indonesian Fashion Chamber dengan Asosiasi Desainer Lainnya

Indonesian Fashion Chamber (IFC) diklaim berbeda dengan asosiasi profesi lainnya.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 17 Des 2015, 17:03 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 17:03 WIB
IFC
Indonesian Fashion Chamber (IFC) diklaim berbeda dengan asosiasi profesi lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Indonesian Fashion Chamber (IFC) merupakan wadah baru bagi para desainer untuk mengembangkan industri mode tanah air. Padahal sebelumnya telah banyak asosiasi yang mewadahi para desainer. Lantas apa perbedaan IFC dengan asosiasi lainnya?

Ali Charisma, National Chairman IFC, mengatakan, IFC berbeda dengan asosiasi profesi lainnya. Sebab, anggota IFC tidak hanya desainer, tetapi juga pelaku industri kreatif lainnya.

"Bukan hanya desainer saja, tetapi pelaku industri kreatif, bukan sekedar pengusaha, jadi yang kreatif, agency, EO, kata kuncinya kreatif," kata dia di sela-sela acara peresmian IFC, Rabu (17/12/2015).

Karena itu, Ali pun membuka selebar-lebarnya bagi pelaku industri kreatif untuk bergabung. Namun, ia pun meminta supaya pelaku itu bisa berkontribusi selain mendapat manfaat dari bergabung ke IFC.

Tujuan Ali membentuk asosiasi dengan konsep seperti ini adalah untuk memudahkan para pelaku kreatif untuk saling berkolaborasi. Proses yang lebih mudah itu akan mempercepat pula pengembangan industri mode di Indonesia.

"Jadi kalau mau kerja sama dengan profesi lain harus izin dulu, ada MoU kerja samanya. Beda kalau di dalam sendiri ada member-member yang memang bisa bekerja sama untuk mengembangkan industri mode, jadi kami bisa lebih cepat langkahnya," pungkas Ali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya