Cara Menghitung Jangka Sorong: Panduan Lengkap Penggunaan Alat Ukur Presisi

Pelajari cara menghitung jangka sorong dengan tepat. Panduan lengkap tentang bagian-bagian, fungsi, dan teknik pengukuran menggunakan alat ukur presisi ini.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Nov 2024, 11:25 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 11:25 WIB
cara menghitung jangka sorong
cara menghitung jangka sorong ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur presisi yang sangat penting dalam berbagai bidang, mulai dari teknik mesin hingga laboratorium sains. Alat ini memungkinkan pengukuran yang sangat akurat untuk dimensi suatu benda, baik diameter luar, diameter dalam, maupun kedalaman. Namun, banyak orang masih kesulitan dalam menggunakan dan membaca hasil pengukuran jangka sorong dengan tepat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang cara menghitung jangka sorong, mulai dari pengenalan bagian-bagiannya, fungsi, hingga teknik pengukuran yang benar.

Pengertian dan Sejarah Jangka Sorong

Jangka sorong, yang juga dikenal sebagai kaliper vernier atau vernier caliper dalam bahasa Inggris, adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur dimensi suatu benda dengan tingkat ketelitian hingga 0,1 mm atau 0,01 cm. Alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu rahang tetap dan rahang geser, serta dilengkapi dengan skala utama dan skala nonius untuk pembacaan hasil pengukuran.

Sejarah jangka sorong dimulai pada abad ke-17 ketika Pierre Vernier, seorang matematikawan dan insinyur asal Prancis, menemukan prinsip skala nonius pada tahun 1631. Penemuan ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh berbagai ilmuwan dan insinyur hingga mencapai bentuk jangka sorong modern yang kita kenal saat ini. Sejak saat itu, jangka sorong telah menjadi alat ukur standar di berbagai industri dan bidang ilmu pengetahuan.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Untuk dapat menggunakan jangka sorong dengan benar, penting untuk memahami bagian-bagian utamanya. Berikut adalah komponen-komponen penting pada jangka sorong:

  • Rahang Tetap: Bagian yang tidak bergerak dan terhubung langsung dengan skala utama.
  • Rahang Geser: Bagian yang dapat digeser untuk menyesuaikan dengan ukuran benda yang diukur.
  • Skala Utama: Skala dengan satuan sentimeter (cm) atau inci yang terletak pada bagian tetap jangka sorong.
  • Skala Nonius: Skala tambahan dengan ketelitian lebih tinggi yang terletak pada rahang geser.
  • Pengukur Kedalaman: Batang tipis yang dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau ceruk.
  • Baut Pengunci: Digunakan untuk mengunci posisi rahang geser setelah pengukuran dilakukan.
  • Rahang Dalam: Bagian yang digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu benda berongga.
  • Rahang Luar: Bagian yang digunakan untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.

Fungsi dan Kegunaan Jangka Sorong

Jangka sorong memiliki berbagai fungsi dan kegunaan dalam pengukuran presisi. Beberapa fungsi utama jangka sorong antara lain:

  • Mengukur diameter luar suatu benda, seperti diameter batang, pipa, atau bola.
  • Mengukur diameter dalam suatu benda berongga, seperti diameter lubang atau silinder.
  • Mengukur kedalaman suatu lubang atau ceruk pada benda.
  • Mengukur ketebalan suatu benda tipis, seperti lembaran logam atau plastik.
  • Mengukur jarak antara dua titik dengan presisi tinggi.

Keunggulan jangka sorong dibandingkan alat ukur lainnya terletak pada tingkat ketelitiannya yang tinggi. Dengan skala nonius, jangka sorong mampu memberikan hasil pengukuran hingga ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Hal ini menjadikan jangka sorong sebagai alat yang sangat penting dalam berbagai aplikasi teknik, manufaktur, dan penelitian ilmiah.

Cara Menggunakan Jangka Sorong

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, penting untuk menggunakan jangka sorong dengan teknik yang benar. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan jangka sorong:

  1. Pastikan jangka sorong dalam kondisi bersih dan bebas dari kotoran atau debu.
  2. Kalibrasi jangka sorong dengan memastikan bahwa ketika rahang tertutup rapat, skala utama dan skala nonius menunjukkan angka nol yang tepat.
  3. Buka rahang jangka sorong dengan menggeser rahang geser.
  4. Tempatkan benda yang akan diukur di antara rahang jangka sorong. Pastikan benda terpasang dengan benar dan tidak miring.
  5. Tutup rahang jangka sorong hingga mengapit benda dengan pas, namun jangan terlalu kencang yang dapat merusak benda atau mempengaruhi akurasi pengukuran.
  6. Kencangkan baut pengunci untuk memastikan posisi rahang tidak bergeser selama pembacaan.
  7. Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius.
  8. Setelah selesai, longgarkan baut pengunci dan bersihkan jangka sorong sebelum disimpan.

Cara Membaca Skala Jangka Sorong

Membaca skala jangka sorong dengan benar adalah kunci untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Berikut adalah langkah-langkah untuk membaca skala jangka sorong:

  1. Baca skala utama: Perhatikan angka pada skala utama yang berada tepat di sebelah kiri garis nol pada skala nonius. Ini adalah angka bulat dalam satuan sentimeter atau milimeter.
  2. Baca skala nonius: Cari garis pada skala nonius yang paling tepat berhimpit dengan garis pada skala utama. Nomor garis ini menunjukkan angka desimal tambahan.
  3. Gabungkan hasil pembacaan: Jumlahkan hasil pembacaan skala utama dengan hasil pembacaan skala nonius untuk mendapatkan hasil pengukuran final.

Contoh: Jika skala utama menunjukkan 2,3 cm dan garis ke-7 pada skala nonius yang berhimpit, maka hasil pengukurannya adalah 2,37 cm (dengan asumsi ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm).

Cara Menghitung Jangka Sorong

Setelah memahami cara membaca skala, langkah selanjutnya adalah menghitung hasil pengukuran jangka sorong. Berikut adalah metode umum untuk menghitung hasil pengukuran jangka sorong:

  1. Tentukan nilai skala utama (x cm)
  2. Tentukan nilai skala nonius (y * 0,01 cm, di mana y adalah nomor garis nonius yang berhimpit)
  3. Jumlahkan kedua nilai tersebut: Hasil = x + (y * 0,01) cm

Contoh perhitungan:

Misalkan skala utama menunjukkan 3,4 cm dan garis ke-6 pada skala nonius yang berhimpit.

Skala utama = 3,4 cmSkala nonius = 6 * 0,01 cm = 0,06 cm

Hasil pengukuran = 3,4 cm + 0,06 cm = 3,46 cm

Tingkat Ketelitian Jangka Sorong

Tingkat ketelitian jangka sorong sangat penting untuk dipahami karena mempengaruhi akurasi pengukuran. Ketelitian jangka sorong ditentukan oleh skala noniusnya. Beberapa tingkat ketelitian umum pada jangka sorong adalah:

  • 0,1 mm atau 0,01 cm: Jangka sorong standar yang paling umum digunakan
  • 0,05 mm atau 0,005 cm: Jangka sorong dengan ketelitian lebih tinggi
  • 0,02 mm atau 0,002 cm: Jangka sorong presisi tinggi untuk pengukuran yang sangat akurat

Untuk menentukan tingkat ketelitian jangka sorong, gunakan rumus berikut:

Ketelitian = 1 / (jumlah garis pada skala nonius)

Misalnya, jika skala nonius memiliki 50 garis, maka ketelitiannya adalah:

Ketelitian = 1 / 50 = 0,02 mm atau 0,002 cm

Jenis-jenis Jangka Sorong

Terdapat beberapa jenis jangka sorong yang digunakan untuk berbagai keperluan pengukuran. Berikut adalah beberapa jenis jangka sorong yang umum digunakan:

  • Jangka Sorong Manual: Jenis paling umum yang menggunakan skala nonius untuk pembacaan.
  • Jangka Sorong Digital: Menggunakan layar digital untuk menampilkan hasil pengukuran, memudahkan pembacaan dan mengurangi kesalahan.
  • Jangka Sorong Dial: Menggunakan jarum penunjuk pada dial untuk menunjukkan hasil pengukuran dengan ketelitian tinggi.
  • Jangka Sorong Kedalaman: Dirancang khusus untuk mengukur kedalaman lubang atau ceruk.
  • Jangka Sorong Ketinggian: Digunakan untuk mengukur ketinggian atau perbedaan elevasi suatu benda.

Setiap jenis jangka sorong memiliki kelebihan dan aplikasi khusus. Pemilihan jenis jangka sorong yang tepat tergantung pada kebutuhan pengukuran dan tingkat ketelitian yang diperlukan.

Kalibrasi dan Perawatan Jangka Sorong

Untuk memastikan akurasi pengukuran yang konsisten, jangka sorong perlu dikalibrasi dan dirawat dengan baik. Berikut adalah beberapa tips untuk kalibrasi dan perawatan jangka sorong:

  • Lakukan kalibrasi secara berkala, minimal setiap 6 bulan atau sesuai dengan frekuensi penggunaan.
  • Pastikan jangka sorong selalu bersih dan bebas dari debu atau kotoran sebelum dan sesudah penggunaan.
  • Simpan jangka sorong di tempat yang kering dan bebas dari kelembaban berlebih untuk mencegah korosi.
  • Gunakan minyak pelumas khusus pada bagian yang bergerak untuk menjaga kelancaran pergerakan.
  • Hindari menjatuhkan atau membenturkan jangka sorong untuk mencegah kerusakan pada skala atau komponen lainnya.
  • Jika menggunakan jangka sorong digital, ganti baterai secara teratur dan pastikan kontak baterai bersih.
  • Lakukan pemeriksaan visual secara rutin untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan pada komponen jangka sorong.

Aplikasi Jangka Sorong dalam Berbagai Bidang

Jangka sorong memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang industri dan ilmu pengetahuan. Beberapa contoh penggunaan jangka sorong dalam berbagai bidang antara lain:

  • Teknik Mesin: Mengukur dimensi komponen mesin, toleransi part, dan kontrol kualitas produksi.
  • Otomotif: Mengukur diameter piston, ketebalan kampas rem, dan berbagai komponen kendaraan.
  • Elektronika: Mengukur dimensi komponen elektronik seperti resistor, kapasitor, atau PCB.
  • Kedokteran Gigi: Mengukur dimensi gigi atau protesa gigi dengan presisi tinggi.
  • Perhiasan: Mengukur diameter batu mulia atau ketebalan logam mulia dalam pembuatan perhiasan.
  • Laboratorium Sains: Mengukur spesimen penelitian atau sampel eksperimen dengan akurasi tinggi.
  • Industri Manufaktur: Kontrol kualitas produk, pengukuran komponen dalam proses perakitan.
  • Arsitektur dan Konstruksi: Mengukur dimensi material bangunan atau komponen arsitektural.

Perbandingan Jangka Sorong dengan Alat Ukur Lainnya

Meskipun jangka sorong adalah alat ukur yang sangat versatil dan akurat, penting untuk memahami perbandingannya dengan alat ukur lainnya. Berikut adalah perbandingan jangka sorong dengan beberapa alat ukur lain yang umum digunakan:

  • Mistar atau Penggaris:
    • Ketelitian lebih rendah (umumnya 1 mm)
    • Lebih mudah digunakan untuk pengukuran cepat
    • Tidak dapat mengukur diameter dalam atau kedalaman
  • Mikrometer:
    • Ketelitian lebih tinggi (hingga 0,001 mm)
    • Lebih akurat untuk pengukuran ketebalan
    • Rentang pengukuran lebih terbatas dibanding jangka sorong
  • Dial Indicator:
    • Sangat akurat untuk mengukur variasi kecil dalam dimensi
    • Lebih cocok untuk pengukuran komparatif daripada pengukuran absolut
    • Tidak dapat mengukur diameter dalam seperti jangka sorong
  • Laser Distance Meter:
    • Ideal untuk pengukuran jarak jauh
    • Tidak dapat mengukur diameter atau ketebalan seperti jangka sorong
    • Lebih mahal dibandingkan jangka sorong manual

Tips dan Trik Menggunakan Jangka Sorong

Untuk memaksimalkan akurasi dan efisiensi penggunaan jangka sorong, berikut beberapa tips dan trik yang dapat diterapkan:

  • Selalu bersihkan jangka sorong dan objek yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran.
  • Pastikan objek yang diukur berada tegak lurus terhadap rahang jangka sorong untuk menghindari kesalahan paralaks.
  • Gunakan tekanan yang konsisten saat mengapit objek dengan rahang jangka sorong. Tekanan berlebih dapat menyebabkan deformasi pada objek lunak atau mempengaruhi akurasi pengukuran.
  • Saat mengukur diameter dalam, pastikan rahang dalam jangka sorong sepenuhnya masuk ke dalam lubang yang diukur.
  • Untuk pengukuran berulang, gunakan fitur pengunci pada jangka sorong untuk mempertahankan pengaturan yang sama.
  • Lakukan beberapa kali pengukuran dan ambil rata-ratanya untuk meningkatkan akurasi, terutama untuk pengukuran kritis.
  • Saat mengukur benda yang bergerak atau berputar, pastikan untuk menghentikan pergerakannya terlebih dahulu.
  • Gunakan kaca pembesar jika diperlukan untuk membaca skala nonius dengan lebih akurat, terutama pada jangka sorong dengan ketelitian tinggi.
  • Selalu kembalikan jangka sorong ke posisi nol setelah selesai digunakan untuk menjaga kalibrasi.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Jangka Sorong

Meskipun jangka sorong adalah alat ukur yang presisi, masih ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi antara lain:

  • Kesalahan Paralaks: Terjadi ketika mata pengamat tidak sejajar dengan skala saat membaca hasil pengukuran.
  • Kesalahan Nol: Ketika skala utama dan nonius tidak tepat menunjukkan angka nol saat rahang tertutup rapat.
  • Tekanan Berlebih: Memberikan tekanan terlalu kuat saat mengapit objek dapat menyebabkan deformasi atau pembacaan yang tidak akurat.
  • Kesalahan Pembacaan Skala: Salah membaca atau menginterpretasikan skala utama dan nonius.
  • Penggunaan Jangka Sorong yang Tidak Sesuai: Menggunakan jangka sorong untuk mengukur objek yang terlalu besar atau kecil di luar rentang pengukurannya.
  • Kalibrasi yang Tidak Tepat: Menggunakan jangka sorong yang tidak dikalibrasi dengan benar dapat menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.
  • Kesalahan Konversi Satuan: Salah mengkonversi hasil pengukuran dari satu satuan ke satuan lainnya.

Perkembangan Teknologi Jangka Sorong

Seiring dengan kemajuan teknologi, jangka sorong juga mengalami berbagai perkembangan untuk meningkatkan akurasi dan kemudahan penggunaannya. Beberapa perkembangan terbaru dalam teknologi jangka sorong meliputi:

  • Jangka Sorong Digital dengan Konektivitas Bluetooth: Memungkinkan transfer data pengukuran langsung ke perangkat komputer atau smartphone.
  • Jangka Sorong dengan Sensor Optik: Menggunakan teknologi optik untuk meningkatkan akurasi pembacaan skala.
  • Jangka Sorong dengan Material Komposit: Menggunakan material ringan namun kuat untuk mengurangi berat alat tanpa mengorbankan kekuatan.
  • Jangka Sorong dengan Layar OLED: Memberikan tampilan yang lebih jelas dan mudah dibaca dalam berbagai kondisi pencahayaan.
  • Jangka Sorong dengan Fitur Pengukuran Otomatis: Dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi objek dan melakukan pengukuran secara otomatis.
  • Jangka Sorong dengan Perangkat Lunak Analisis: Terintegrasi dengan software yang dapat menganalisis dan memproses data pengukuran secara real-time.

Kesimpulan

Jangka sorong merupakan alat ukur presisi yang sangat penting dalam berbagai bidang teknik dan ilmu pengetahuan. Kemampuannya untuk mengukur dimensi dengan tingkat ketelitian tinggi menjadikannya alat yang tidak tergantikan dalam banyak aplikasi. Memahami cara menghitung jangka sorong dengan benar, termasuk membaca skala dan menginterpretasikan hasilnya, adalah keterampilan penting bagi siapa pun yang bekerja dalam bidang yang memerlukan pengukuran akurat.

Meskipun teknologi terus berkembang dengan munculnya jangka sorong digital dan fitur-fitur canggih lainnya, prinsip dasar penggunaan jangka sorong tetap sama. Ketelitian dalam penggunaan, perawatan yang baik, dan pemahaman akan keterbatasan alat ini tetap menjadi kunci untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan dapat diandalkan.

Dengan terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan jangka sorong, kita dapat memastikan bahwa pengukuran yang dilakukan selalu memenuhi standar presisi yang diperlukan dalam berbagai bidang pekerjaan dan penelitian. Jangka sorong, dengan segala keunggulannya, akan terus menjadi alat yang tidak tergantikan dalam dunia pengukuran presisi di masa mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya