Liputan6.com, Jakarta Pantun dan syair merupakan dua jenis karya sastra lama yang memiliki keunikan masing-masing. Meski keduanya termasuk dalam kategori puisi lama, pantun dan syair memiliki beberapa perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan pantun dan syair dari berbagai aspek, mulai dari struktur, rima, isi, hingga karakteristik lainnya.
Pengertian Pantun dan Syair
Sebelum membahas perbedaannya, mari kita pahami terlebih dahulu pengertian dari pantun dan syair:
Pengertian Pantun
Pantun adalah bentuk puisi lama yang berasal dari tradisi lisan Melayu. Kata "pantun" sendiri berasal dari bahasa Minangkabau "patuntun" yang berarti penuntun. Pantun memiliki struktur yang khas dengan adanya sampiran dan isi. Biasanya pantun terdiri dari empat baris dalam satu bait dengan pola rima tertentu.
Pengertian Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang berasal dari tradisi Arab. Kata "syair" berasal dari bahasa Arab "syi'r" yang berarti puisi. Syair masuk ke Nusantara bersamaan dengan masuknya pengaruh Islam. Berbeda dengan pantun, syair memiliki struktur yang lebih bebas namun tetap terikat dengan pola rima tertentu.
Advertisement
Perbedaan Struktur Bait Pantun dan Syair
Salah satu perbedaan mendasar antara pantun dan syair terletak pada struktur baitnya:
Struktur Bait Pantun
Pantun memiliki ciri khas struktur bait sebagai berikut:
- Terdiri dari 4 baris dalam satu bait
- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran
- Baris ketiga dan keempat merupakan isi
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
Contoh struktur bait pantun:
Pergi ke pasar membeli durian (sampiran)Durian dibeli dari pedagang (sampiran)Hidup di dunia hanyalah pinjaman (isi)Akhirat nanti tempat berpulang (isi)
Struktur Bait Syair
Sementara itu, syair memiliki struktur bait sebagai berikut:
- Terdiri dari 4 baris dalam satu bait
- Semua baris merupakan isi, tidak ada sampiran
- Setiap baris terdiri dari 8-14 suku kata
- Isi syair biasanya berkesinambungan antar bait
Contoh struktur bait syair:
Wahai anakku dengarlah pesanTuntutlah ilmu dengan tekunJangan lengah sepanjang zamanAgar hidupmu tidak tersungkur
Perbedaan Rima Pantun dan Syair
Selain struktur bait, pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam pola rimanya:
Rima Pantun
Pantun memiliki pola rima a-b-a-b atau a-a-a-a. Artinya:
- Baris pertama dan ketiga memiliki rima yang sama (a)
- Baris kedua dan keempat memiliki rima yang sama (b)
- Atau semua baris memiliki rima yang sama (a-a-a-a)
Contoh rima pantun a-b-a-b:
Pergi ke hutan mencari kayu (a)Kayu diambil untuk ukiran (b)Hidup di dunia amatlah fana (a)Akhirat kekal selamanya (b)
Rima Syair
Syair memiliki pola rima a-a-a-a. Artinya:
- Semua baris dalam satu bait memiliki rima akhir yang sama
Contoh rima syair:
Wahai anakku dengarlah pesan (a)Tuntutlah ilmu dengan keikhlasan (a)Jangan lengah di sepanjang zaman (a)Agar hidupmu penuh keberkahan (a)
Advertisement
Perbedaan Isi Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam hal isi atau kandungan pesannya:
Isi Pantun
Karakteristik isi pantun antara lain:
- Terdiri dari sampiran dan isi
- Sampiran biasanya tidak berhubungan langsung dengan isi
- Isi pantun mengandung pesan, nasihat, atau gagasan utama
- Biasanya singkat dan padat makna
Contoh isi pantun:
Anak ayam turun sepuluh (sampiran)Mati satu tinggal sembilan (sampiran)Tuntutlah ilmu dengan sungguh (isi)Agar tidak menyesal kemudian (isi)
Isi Syair
Sementara itu, karakteristik isi syair meliputi:
- Seluruh baris merupakan isi, tidak ada sampiran
- Isi syair biasanya berupa cerita panjang yang berkesinambungan
- Dapat berisi kisah, nasihat, atau ajaran agama
- Bahasanya cenderung lebih puitis dan menggunakan kiasan
Contoh isi syair:
Wahai anakku dengarlah pesanTuntutlah ilmu sepenuh kesanggupanJangan lengah di kala lapangKelak berguna di masa mendatang
Perbedaan Karakteristik Bahasa Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam karakteristik bahasa yang digunakan:
Karakteristik Bahasa Pantun
Pantun memiliki ciri bahasa sebagai berikut:
- Menggunakan bahasa yang ringkas dan padat makna
- Pilihan kata cenderung sederhana dan mudah dipahami
- Sering menggunakan ungkapan atau peribahasa
- Adanya permainan bunyi untuk menciptakan keindahan
Contoh karakteristik bahasa pantun:
Pucuk pauh delima batuAnak sembilang di tapak tanganSungguh jauh negeri satuHilang di mata di hati jangan
Karakteristik Bahasa Syair
Sementara itu, syair memiliki ciri bahasa sebagai berikut:
- Menggunakan bahasa yang lebih puitis dan berbunga-bunga
- Sering menggunakan kiasan dan perumpamaan
- Pilihan kata cenderung lebih kompleks
- Gaya bahasa lebih beragam untuk menambah keindahan
Contoh karakteristik bahasa syair:
Wahai insan yang budimanDengarlah nasihat yang disampaikanIbarat permata yang berkilauanMenerangi gelap kehidupan
Advertisement
Perbedaan Jenis dan Tema Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam hal jenis dan tema yang diangkat:
Jenis dan Tema Pantun
Pantun memiliki beragam jenis dan tema, antara lain:
- Pantun nasihat
- Pantun jenaka
- Pantun teka-teki
- Pantun adat
- Pantun agama
- Pantun cinta
- Pantun anak-anak
Contoh pantun nasihat:
Jalan-jalan ke kota PadangJangan lupa membeli durianRajin-rajinlah kita sembahyangAgar selamat dunia akhirat
Jenis dan Tema Syair
Sementara itu, jenis dan tema syair meliputi:
- Syair romantis
- Syair sejarah
- Syair keagamaan
- Syair kiasan
- Syair panji
Contoh syair keagamaan:
Wahai insan yang berimanTegakkanlah shalat lima waktuJanganlah lalai dalam keseharianAgar hidup penuh berkah selalu
Perbedaan Fungsi dan Penggunaan Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam hal fungsi dan penggunaannya dalam masyarakat:
Fungsi dan Penggunaan Pantun
Pantun memiliki beberapa fungsi dan penggunaan, antara lain:
- Sebagai media komunikasi dalam pergaulan sehari-hari
- Untuk menyampaikan nasihat atau petuah
- Sebagai hiburan dan permainan kata-kata
- Untuk mengungkapkan perasaan cinta atau kasih sayang
- Sebagai media pendidikan moral dan budi pekerti
Contoh penggunaan pantun dalam komunikasi sehari-hari:
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanBaru bertemu sudah berpisahRindu hati tak tertahankan
Fungsi dan Penggunaan Syair
Sementara itu, syair memiliki fungsi dan penggunaan sebagai berikut:
- Untuk menceritakan kisah atau sejarah
- Sebagai media dakwah dan penyebaran ajaran agama
- Untuk mengungkapkan pemikiran filosofis
- Sebagai karya sastra yang dibacakan atau dinyanyikan
- Untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan
Contoh penggunaan syair dalam dakwah:
Wahai saudara seimanMarilah kita tegakkan kebaikanAmar makruf nahi mungkarAgar hidup penuh keberkahan
Advertisement
Perbedaan Asal-Usul dan Perkembangan Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam hal asal-usul dan perkembangannya:
Asal-Usul dan Perkembangan Pantun
Pantun memiliki sejarah perkembangan sebagai berikut:
- Berasal dari tradisi lisan Melayu
- Sudah ada sejak zaman pra-Islam di Nusantara
- Berkembang secara luas di berbagai daerah Indonesia
- Menjadi bagian penting dalam adat istiadat Melayu
- Terus berkembang hingga saat ini dalam berbagai bentuk
Contoh pantun yang menunjukkan akar budaya Melayu:
Pulau Pandan jauh ke tengahGunung Daik bercabang tigaHancur badan dikandung tanahBudi yang baik dikenang juga
Asal-Usul dan Perkembangan Syair
Sementara itu, syair memiliki sejarah perkembangan sebagai berikut:
- Berasal dari tradisi sastra Arab
- Masuk ke Nusantara bersamaan dengan penyebaran Islam
- Awalnya berkembang di lingkungan istana dan pesantren
- Banyak digunakan untuk menyebarkan ajaran agama
- Berkembang menjadi berbagai jenis syair di Nusantara
Contoh syair yang menunjukkan pengaruh Arab:
Bismillah itu permulaan kataDengan nama Allah Tuhan semestaYang Rahman Rahim sifat-Nya nyataKepada hamba yang meminta
Perbedaan Cara Membaca dan Menyampaikan Pantun dan Syair
Pantun dan syair juga memiliki perbedaan dalam cara membaca dan menyampaikannya:
Cara Membaca dan Menyampaikan Pantun
Pantun biasanya dibaca atau disampaikan dengan cara:
- Dibacakan dengan irama yang khas
- Sering digunakan dalam bentuk berbalas pantun
- Dapat disampaikan secara spontan dalam percakapan
- Biasanya dibacakan dengan suara yang lantang
- Penekanan pada rima akhir setiap baris
Contoh cara membaca pantun:
Pergi ke pasar membeli durian (dibaca dengan penekanan pada "ian")Durian dibeli dari pedagang (penekanan pada "ang")Hidup di dunia hanyalah pinjaman (penekanan pada "an")Akhirat nanti tempat berpulang (penekanan pada "ang")
Cara Membaca dan Menyampaikan Syair
Sementara itu, syair biasanya dibaca atau disampaikan dengan cara:
- Dibacakan dengan irama yang mengalun
- Sering dinyanyikan atau dilagukan
- Biasanya dibacakan dalam acara-acara tertentu
- Penekanan pada keindahan bahasa dan makna
- Dibacakan secara bersambung antar bait
Contoh cara membaca syair:
Wahai anakku dengarlah pesan (dibaca dengan irama mengalun)Tuntutlah ilmu dengan sungguhJangan lengah sepanjang zamanAgar hidupmu tidak tersungkur
Advertisement
Perbedaan Pantun dan Syair dalam Karya Sastra Modern
Meski merupakan bentuk puisi lama, pantun dan syair tetap memiliki pengaruh dalam perkembangan sastra modern:
Pantun dalam Karya Sastra Modern
Pantun terus berkembang dalam sastra modern dengan beberapa modifikasi:
- Digunakan dalam lirik lagu pop dan dangdut
- Muncul dalam bentuk pantun modern dengan tema kontemporer
- Digunakan sebagai media kritik sosial dan politik
- Menjadi inspirasi bagi penyair modern dalam menciptakan puisi
- Digunakan dalam iklan dan slogan
Contoh pantun modern:
Main game sampai pagi hariLupa waktu tak ingat diriTeknologi memang canggih sekaliTapi jangan sampai merusak budi
Syair dalam Karya Sastra Modern
Sementara itu, syair juga memiliki perkembangan dalam sastra modern:
- Menjadi inspirasi bagi puisi-puisi panjang
- Digunakan dalam musikalisasi puisi
- Muncul dalam bentuk syair modern dengan tema-tema kekinian
- Menjadi bagian dari pertunjukan sastra
- Digunakan sebagai media refleksi filosofis
Contoh syair modern:
Di era digital penuh gejolakManusia terbuai dunia mayaLupa diri hingga tersungkurJadilah bijak dalam bermedia
Kesimpulan
Pantun dan syair merupakan dua bentuk karya sastra lama yang memiliki keunikan masing-masing. Meski keduanya termasuk dalam kategori puisi lama, pantun dan syair memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal struktur, rima, isi, karakteristik bahasa, fungsi, dan perkembangannya. Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan kekayaan tradisi sastra Nusantara yang patut dilestarikan dan dikembangkan.
Memahami perbedaan pantun dan syair tidak hanya penting dalam konteks pembelajaran sastra, tetapi juga dalam upaya melestarikan warisan budaya. Kedua bentuk karya sastra ini memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang masih relevan hingga saat ini. Dengan memahami perbedaan dan keunikan masing-masing, kita dapat lebih menghargai kekayaan sastra lama dan menggunakannya sebagai inspirasi dalam berkarya di era modern.
Advertisement