Malaysia dan Indonesia Perkuat Kolaborasi Pendidikan Melalui Penandatanganan Tiga LOI

Penandatanganan ini melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Barat.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 21 Apr 2025, 15:10 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 14:17 WIB
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemajuan Desa dan Wilayah Malaysia Ahmad Zahid Hamidi (ketiga dari kiri) dalam jumpa pers usai penandatanganan tiga LOI, Senin (21/4/2025), di DKI Jakarta.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemajuan Desa dan Wilayah Malaysia Ahmad Zahid Hamidi (ketiga dari kiri) dalam jumpa pers usai penandatanganan tiga LOI, Senin (21/4/2025), di DKI Jakarta. (Dok. Liputan6.com/Khairisa Ferida)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Malaysia dan Indonesia menandatangani tiga Letter of Intent (LOI) yang menandai komitmen kuat antara kedua negara dalam bidang pendidikan, khususnya Pendidikan dan Latihan Teknikal dan Vokasi (TVET).

LOI berfungsi sebagai langkah awal sebelum pembuatan perjanjian yang lebih detail seperti MoU (Memorandum of Understanding) resmi.

Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan kunjungan tiga hari Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemajuan Desa dan Wilayah Malaysia Ahmad Zahid Hamidi ke DKI Jakarta.

Dua LOI berlangsung antara Universiti Kuala Lumpur (UniKL) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sementara satu LOI lainnya ditandatangani antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang diwakili langsung oleh Gubernur Mahyeldi Ansharullah dengan Education Malaysia Global Services (EMGS).

"Pemeteraian LOI ini menekankan komitmen bersama dalam memperkukuh VET dan merangsang pertumbuhan sosioekonomi kedua-dua negara serta mencerminkan dedikasi Malaysia dan Indonesia dalam melahirkan tenaga kerja mahir yang bersedia menghadapi cabaran global yang menggabungkan kecemerlangan akademik dan nilai budaya ke arah pembangunan mampan," demikian disampaikan Ahmad pasca penandatanganan LOI di Jakarta, Senin (21/4/2025), yang turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Rano Karno.

LOI antara UniKL dan pemerintah DKI Jakarta berfokus pada pengembangan program TVET melalui penelitian bersama, mobilitas mahasiswa, kolaborasi industri, dukungan teknis, dan transfer kredit (mahasiswa dari institusi pendidikan di Jakarta yang mengikuti program kerja sama dengan UniKL dapat mengalihkan atau "mentransfer" sebagian mata kuliah yang sudah mereka pelajari ke UniKL). Kerja sama ini mendukung visi DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi global, dengan mempersiapkan tenaga kerja profesional di bidang pembangunan infrastruktur, perencanaan kota, dan administrasi publik.

Sementara itu, LOI antara UniKL dan Sumatera Barat menitikberatkan pada pengenalan program Ulul Albab Hufaz TVET Minangkabau, yang memadukan prinsip-prinsip Islam dan warisan budaya Minangkabau dalam pelatihan vokasi. Tujuan utama program ini adalah memberdayakan para hafiz Al-Qur’an dengan keahlian teknis dan keterampilan kewirausahaan, sehingga mampu menjawab kebutuhan industri baik di tingkat lokal maupun global.

Kedua kerja sama tersebut akan berlangsung selama lima tahun, dengan memanfaatkan sumber daya akademik dan kapasitas penelitian UniKL yang didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan jaringan industri di Indonesia. Diharapkan, kolaborasi ini dapat meningkatkan daya saing lulusan melalui program TVET yang relevan dengan kebutuhan industri, memperkuat inovasi dalam pendidikan vokasi, melestarikan budaya melalui integrasi kurikulum, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis tenaga kerja terampil.

Komitmen Malaysia Sebagai Ketua ASEAN 2025

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemajuan Desa dan Wilayah Malaysia Ahmad Zahid Hamidi (tengah) saat menyaksikan penandatanganan LOI dengan Sumatera Barat, Senin (21/4/2025), di DKI Jakarta.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kemajuan Desa dan Wilayah Malaysia Ahmad Zahid Hamidi (tengah) saat menyaksikan penandatanganan LOI dengan Sumatera Barat, Senin (21/4/2025), di DKI Jakarta. (Dok. Liputan6.com/Khairisa Ferida)... Selengkapnya

Melalui pendekatan strategis ini, UniKL menargetkan untuk menarik 1.000 hingga 1.500 mahasiswa dari Indonesia setiap tahun, dengan DKI Jakarta dan Sumatera Barat sebagai zona utama rekrutmen pada tahap awal. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Malaysia dalam mengekspor pendidikan dan memperkuat mobilitas akademik di kawasan ASEAN.

Inisiatif ini tidak hanya mendukung tujuan pendidikan nasional Malaysia dan Indonesia, namun juga berkontribusi pada pengembangan tenaga kerja regional yang lebih kuat, terampil, dan siap menghadapi tantangan masa depan. UniKL menegaskan posisinya sebagai pelopor regional dalam bidang TVET dan memperlihatkan pentingnya kerja sama internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN.

Selain itu, penandatanganan LOI antara Gubernur Sumatera Barat dan EMGS memperkuat kerja sama strategis dalam memfasilitasi pengiriman mahasiswa penerima beasiswa dari Sumatera Barat ke institusi pendidikan tinggi (IPT) di Malaysia. Ruang lingkup kerja sama ini mencakup proses aplikasi visa pelajar, program pra-keberangkatan, serta penempatan mahasiswa ke universitas yang sesuai.

Menurut data Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, pada tahun 2024 terdapat 11.455 mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Malaysia. Data EMGS menunjukkan peningkatan 28 persen dalam jumlah permohonan baru dari pelajar Indonesia pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

LOI ini akan membuka lebih banyak peluang bagi institusi pendidikan tinggi di Malaysia untuk menerima mahasiswa dari Sumatera Barat, yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pelajar internasional di Malaysia. Kolaborasi ini sekaligus mempererat hubungan bilateral Malaysia-Indonesia di bidang pendidikan.

"Saya berharap menerusi ketiga-tiga LOI yang dimeterai melalui lawatan kerja ke Indonesi kali ini akan dapat memperluas mobiliti akademik antara Malaysia dan Indonesia, malah menyokong pembangunan modal insan yang berkemahiran tinggi dan bersedia menghadapi cabaran Revolusi Industri 4.0," ungkap Ahmad.

Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Malaysia berkomitmen untuk terus menunjukkan kepemimpinan proaktif dalam mendorong integrasi pendidikan regional. Hal ini mencakup penguatan jaringan institusi TVET dan pemberdayaan generasi muda ASEAN dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang relevan guna menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan terbentuk komunitas ASEAN yang kompetitif, terintegrasi, dan berkelanjutan, dengan pendidikan sebagai katalisator bagi perdamaian, persatuan, dan kemajuan di kawasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya