Liputan6.com, Jakarta Gonore merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita, namun seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas terutama pada wanita. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri gonore pada wanita agar dapat dilakukan penanganan sedini mungkin.
Pengertian Gonore
Gonore atau yang dikenal juga sebagai kencing nanah adalah infeksi bakteri yang menyerang saluran reproduksi. Bakteri penyebab gonore yaitu Neisseria gonorrhoeae dapat menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata. Penyakit ini umumnya ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman dengan orang yang terinfeksi.
Pada wanita, gonore seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas sehingga sulit terdeteksi. Namun jika dibiarkan, infeksi dapat menyebar ke organ reproduksi bagian atas dan menyebabkan komplikasi serius seperti kemandulan. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan terutama bagi wanita yang aktif secara seksual atau memiliki faktor risiko tinggi tertular penyakit menular seksual.
Advertisement
Penyebab Gonore pada Wanita
Penyebab utama gonore pada wanita adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat masuk dan berkembang biak di saluran reproduksi wanita melalui beberapa cara, antara lain:
- Hubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangan yang terinfeksi gonore
- Kontak langsung antara alat kelamin dengan cairan tubuh yang terinfeksi
- Penggunaan alat bantu seksual yang terkontaminasi bakteri gonore
- Penularan dari ibu yang terinfeksi ke bayi saat proses persalinan
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita tertular gonore antara lain:
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Tidak menggunakan pengaman saat berhubungan seksual
- Riwayat pernah menderita penyakit menular seksual sebelumnya
- Usia muda dan aktif secara seksual
- Menggunakan narkoba suntik
- Tinggal di daerah dengan tingkat infeksi gonore yang tinggi
Memahami faktor-faktor risiko ini penting agar wanita dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat. Penggunaan pengaman secara konsisten dan membatasi jumlah pasangan seksual merupakan cara efektif untuk mengurangi risiko tertular gonore.
Ciri-Ciri Gonore pada Wanita
Mengenali ciri-ciri gonore pada wanita seringkali sulit karena sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Keputihan abnormal berwarna kuning atau hijau
- Rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
- Nyeri atau ketidaknyamanan di area panggul
- Perdarahan di luar masa menstruasi
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Demam ringan
- Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area genital
Pada beberapa kasus, infeksi gonore juga dapat menyebar ke organ tubuh lain dan menimbulkan gejala tambahan seperti:
- Nyeri dan pembengkakan sendi (artritis gonokokal)
- Ruam kulit kemerahan
- Nyeri tenggorokan jika terjadi infeksi di area mulut
- Nyeri dan gatal di area anus jika terjadi infeksi rektal
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala di atas tidak selalu menunjukkan adanya infeksi gonore. Beberapa penyakit menular seksual lain atau infeksi saluran kemih juga dapat menimbulkan gejala serupa. Oleh karena itu, pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat.
Advertisement
Diagnosis Gonore pada Wanita
Diagnosis gonore pada wanita dilakukan melalui beberapa tahapan pemeriksaan, antara lain:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, aktivitas seksual, dan gejala yang dialami pasien. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi seperti keputihan abnormal atau pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Pengambilan Sampel untuk Kultur Bakteri
Sampel cairan dari leher rahim atau uretra diambil menggunakan cotton swab untuk dilakukan kultur bakteri. Metode ini dapat mengidentifikasi keberadaan bakteri Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore.
3. Tes Amplifikasi Asam Nukleat (NAAT)
Tes ini menggunakan teknologi PCR untuk mendeteksi material genetik bakteri gonore. NAAT memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi sehingga sering digunakan sebagai gold standard dalam diagnosis gonore.
4. Tes Urin
Pada beberapa kasus, pemeriksaan sampel urin juga dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri gonore.
5. Pemeriksaan Darah
Tes darah dapat membantu mengidentifikasi adanya infeksi atau peradangan di dalam tubuh. Namun pemeriksaan ini tidak spesifik untuk gonore sehingga perlu dikombinasikan dengan metode diagnosis lainnya.
Selain mendiagnosis gonore, dokter juga akan melakukan skrining untuk penyakit menular seksual lainnya seperti klamidia, sifilis dan HIV. Hal ini penting mengingat seringkali terjadi ko-infeksi antara gonore dengan penyakit menular seksual lainnya.
Pengobatan Gonore pada Wanita
Pengobatan gonore pada wanita bertujuan untuk mengeliminasi bakteri penyebab infeksi dan mencegah penyebaran ke organ tubuh lainnya. Beberapa metode pengobatan yang umumnya digunakan antara lain:
1. Terapi Antibiotik
Antibiotik merupakan pengobatan utama untuk mengatasi infeksi gonore. Beberapa jenis antibiotik yang sering diresepkan antara lain:
- Ceftriaxone: diberikan dalam bentuk suntikan intramuskular dosis tunggal
- Azithromycin: diberikan dalam bentuk tablet oral dosis tunggal
- Cefixime: alternatif pengobatan oral jika ceftriaxone tidak tersedia
Pemilihan jenis antibiotik disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat resistensi bakteri di daerah setempat. Penting untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik sesuai anjuran dokter meskipun gejala sudah membaik.
2. Penanganan Pasangan Seksual
Pasangan seksual dari penderita gonore juga perlu mendapatkan pengobatan untuk mencegah penularan kembali. Sebaiknya menghindari aktivitas seksual hingga pengobatan selesai dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
3. Perawatan Suportif
Selain antibiotik, dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri atau anti-inflamasi untuk mengatasi gejala yang mengganggu. Penderita juga dianjurkan untuk banyak minum air putih dan istirahat yang cukup untuk membantu proses penyembuhan.
4. Penanganan Komplikasi
Jika terjadi komplikasi seperti penyakit radang panggul, maka pengobatan tambahan mungkin diperlukan. Hal ini dapat meliputi pemberian antibiotik spektrum luas atau bahkan perawatan di rumah sakit pada kasus yang berat.
Evaluasi pasca pengobatan penting dilakukan untuk memastikan infeksi telah sembuh sepenuhnya. Tes ulang biasanya dilakukan 1-2 minggu setelah pengobatan selesai. Jika hasil tes masih positif, maka pengobatan ulang dengan antibiotik yang berbeda mungkin diperlukan.
Advertisement
Pencegahan Gonore pada Wanita
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk menghindari infeksi gonore. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan gonore pada wanita antara lain:
1. Praktik Seks Aman
Penggunaan pengaman seperti kondom secara konsisten dan benar saat berhubungan seksual dapat mengurangi risiko penularan gonore secara signifikan. Hindari berganti-ganti pasangan seksual dan pastikan untuk menggunakan pengaman baru setiap kali berhubungan.
2. Skrining Rutin
Wanita yang aktif secara seksual sebaiknya melakukan tes skrining gonore secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko tinggi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan skrining tahunan bagi wanita di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual.
3. Edukasi dan Komunikasi
Penting untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit menular seksual dan cara pencegahannya. Komunikasi terbuka dengan pasangan mengenai riwayat kesehatan seksual juga dapat membantu mengurangi risiko penularan.
4. Hindari Douching
Praktik douching atau pembilasan vagina dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di vagina dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya hindari kebiasaan ini kecuali atas anjuran dokter.
5. Perawatan Kebersihan yang Tepat
Jaga kebersihan area genital dengan cara yang benar. Hindari penggunaan sabun yang terlalu keras atau produk pembersih vagina yang tidak perlu karena dapat mengganggu pH alami vagina.
6. Vaksinasi
Meskipun belum ada vaksin khusus untuk gonore, vaksinasi terhadap beberapa penyakit menular seksual lain seperti HPV dapat membantu melindungi kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Â
Komplikasi Gonore pada Wanita
Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi gonore pada wanita dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:
1. Penyakit Radang Panggul (PID)
Infeksi gonore yang menyebar ke organ reproduksi bagian atas seperti rahim, saluran tuba dan ovarium dapat menyebabkan peradangan kronis yang dikenal sebagai penyakit radang panggul. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri panggul, demam dan bahkan kemandulan jika tidak ditangani.
2. Kehamilan Ektopik
Jaringan parut akibat infeksi gonore dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana embrio berkembang di luar rahim. Hal ini dapat mengancam jiwa ibu jika tidak segera ditangani.
3. Infertilitas
Peradangan dan jaringan parut pada saluran tuba akibat infeksi gonore dapat menyebabkan penyumbatan dan menghalangi perjalanan sel telur. Hal ini dapat mengakibatkan infertilitas atau kesulitan untuk hamil.
4. Artritis Gonokokal
Pada beberapa kasus, bakteri gonore dapat menyebar melalui aliran darah dan menginfeksi sendi, menyebabkan peradangan dan nyeri yang dikenal sebagai artritis gonokokal.
5. Endokarditis
Meskipun jarang terjadi, infeksi gonore yang menyebar ke jantung dapat menyebabkan peradangan pada lapisan dalam jantung (endokarditis) yang berpotensi mengancam jiwa.
6. Meningitis
Penyebaran bakteri ke selaput otak dapat menyebabkan meningitis gonokokal, suatu kondisi peradangan selaput otak yang serius.
7. Komplikasi pada Kehamilan
Wanita hamil dengan infeksi gonore berisiko mengalami kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan dapat menularkan infeksi ke bayi saat proses persalinan.
Mengingat besarnya risiko komplikasi yang dapat terjadi, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting dilakukan. Wanita yang dicurigai terinfeksi gonore atau memiliki faktor risiko tinggi sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Gonore pada Wanita
Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai gonore pada wanita. Penting untuk memahami fakta yang sebenarnya agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar gonore pada wanita:
Mitos 1: Gonore hanya menyerang pria
Fakta: Gonore dapat menyerang baik pria maupun wanita. Bahkan pada wanita, infeksi seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas sehingga sulit terdeteksi.
Mitos 2: Gonore dapat disembuhkan dengan meminum banyak air putih
Fakta: Gonore adalah infeksi bakteri yang memerlukan pengobatan antibiotik untuk sembuh. Minum banyak air memang baik untuk kesehatan namun tidak dapat menyembuhkan infeksi gonore.
Mitos 3: Gonore hanya ditularkan melalui hubungan seksual
Fakta: Meskipun penularan utama memang melalui hubungan seksual, gonore juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan.
Mitos 4: Menggunakan pil KB dapat mencegah penularan gonore
Fakta: Pil KB hanya mencegah kehamilan namun tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk gonore. Penggunaan kondom tetap diperlukan untuk mencegah penularan.
Mitos 5: Gonore akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
Fakta: Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi gonore dapat menyebar ke organ lain dan menyebabkan komplikasi serius. Pengobatan antibiotik diperlukan untuk menyembuhkan infeksi.
Mitos 6: Seseorang yang pernah terinfeksi gonore menjadi kebal terhadap infeksi berikutnya
Fakta: Seseorang dapat terinfeksi gonore berulang kali. Infeksi sebelumnya tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi di masa depan.
Mitos 7: Gonore hanya menyerang orang dengan banyak pasangan seksual
Fakta: Siapa pun yang aktif secara seksual berisiko tertular gonore, bahkan jika hanya memiliki satu pasangan. Risiko memang meningkat pada mereka yang memiliki banyak pasangan seksual.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan penanganan yang tepat jika dicurigai terinfeksi gonore. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Kapan Harus Ke Dokter?
Mengingat gonore seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas pada wanita, penting untuk mengetahui kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter. Berikut beberapa kondisi di mana wanita disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis:
1. Mengalami Gejala Mencurigakan
Jika mengalami gejala seperti keputihan abnormal, nyeri saat buang air kecil, pendarahan di luar masa menstruasi atau nyeri panggul, sebaiknya segera periksa ke dokter. Meskipun gejala tersebut belum tentu menunjukkan gonore, pemeriksaan dini penting untuk menentukan penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Pasangan Terdiagnosis Gonore
Jika pasangan seksual didiagnosis menderita gonore atau penyakit menular seksual lainnya, segera lakukan pemeriksaan meskipun tidak mengalami gejala apapun. Pengobatan dini dapat mencegah komplikasi dan penularan lebih lanjut.
3. Memiliki Faktor Risiko Tinggi
Wanita dengan faktor risiko tinggi seperti berganti-ganti pasangan seksual, tidak konsisten menggunakan pengaman, atau tinggal di daerah dengan prevalensi gonore yang tinggi sebaiknya melakukan skrining rutin meskipun tidak ada gejala.
4. Berencana Hamil
Sebelum merencanakan kehamilan, sebaiknya lakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk skrining penyakit menular seksual. Hal ini penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin nantinya.
5. Hamil
Wanita hamil sebaiknya melakukan skrining gonore dan penyakit menular seksual lainnya sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan rutin. Infeksi yang tidak terdeteksi dapat membahayakan janin dan proses persalinan.
6. Pasca Pengobatan
Setelah menjalani pengobatan gonore, penting untuk melakukan pemeriksaan ulang sesuai anjuran dokter. Hal ini untuk memastikan infeksi telah sembuh sepenuhnya dan tidak ada resistensi terhadap antibiotik yang diberikan.
7. Kekhawatiran akan Paparan
Jika merasa khawatir telah terpapar gonore atau penyakit menular seksual lainnya, misalnya setelah melakukan hubungan seksual berisiko, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa deteksi dan pengobatan dini sangat krusial dalam penanganan gonore. Jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika memiliki kekhawatiran terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Keterbukaan dan kejujuran saat berkonsultasi akan membantu dokter memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Kesimpulan
Gonore pada wanita merupakan masalah kesehatan yang serius namun seringkali sulit terdeteksi karena minimnya gejala yang muncul. Pemahaman mengenai ciri-ciri, faktor risiko dan cara pencegahan gonore sangat penting, untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita. Deteksi dini melalui skrining rutin dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius seperti penyakit radang panggul dan infertilitas.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam menghindari infeksi gonore. Praktik seks aman, komunikasi terbuka dengan pasangan dan pemeriksaan kesehatan rutin merupakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan. Jika dicurigai terinfeksi atau memiliki faktor risiko tinggi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai gonore, diharapkan wanita dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Ingatlah bahwa kesehatan seksual dan reproduksi merupakan bagian integral dari kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.