Liputan6.com, Jakarta - Istilah Friends with Benefits atau FWB semakin populer belakangan ini, terutama di kalangan anak muda. Namun, banyak yang masih belum memahami apa sebenarnya arti dan konsep dari FWB ini. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu FWB, karakteristiknya, motivasi di baliknya, aturan yang biasa berlaku, serta berbagai risiko yang perlu diwaspadai.
Definisi FWB (Friends with Benefits)
FWB atau Friends with Benefits adalah sebuah jenis hubungan di mana dua orang yang berteman juga terlibat dalam aktivitas intim atau seksual, namun tanpa adanya komitmen romantis atau keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana dua orang memiliki hubungan pertemanan yang disertai dengan keintiman fisik, tetapi tidak ada ikatan emosional atau harapan akan masa depan bersama.
Dalam konteks FWB, "benefits" atau manfaat yang dimaksud biasanya merujuk pada aktivitas seksual atau keintiman fisik lainnya. Namun, penting untuk dipahami bahwa definisi dan batasan dari FWB dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan antara individu yang terlibat.
Beberapa karakteristik umum dari hubungan FWB meliputi:
- Tidak ada komitmen romantis atau eksklusivitas
- Fokus utama pada keintiman fisik, bukan emosional
- Kedua pihak tetap mempertahankan status "teman"
- Tidak ada harapan atau rencana untuk hubungan jangka panjang
- Fleksibilitas dan kebebasan untuk mengakhiri hubungan kapan saja
Penting untuk dicatat bahwa meskipun FWB sering dikaitkan dengan hubungan kasual, setiap individu mungkin memiliki interpretasi dan ekspektasi yang berbeda tentang apa yang termasuk dalam "manfaat" dari hubungan tersebut.
Advertisement
Karakteristik Hubungan FWB
Hubungan Friends with Benefits memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari jenis hubungan lainnya. Berikut ini adalah beberapa ciri utama dari hubungan FWB:
- Tidak ada komitmen romantis: Kedua pihak sepakat bahwa hubungan mereka tidak melibatkan perasaan romantis atau keinginan untuk berkomitmen dalam hubungan yang serius.
- Fokus pada keintiman fisik: Aktivitas seksual atau keintiman fisik menjadi aspek utama dalam hubungan FWB, tanpa adanya keterlibatan emosional yang mendalam.
- Mempertahankan status pertemanan: Meskipun terlibat dalam aktivitas intim, kedua pihak tetap menganggap satu sama lain sebagai teman dan tidak mengubah dinamika pertemanan mereka secara signifikan.
- Fleksibilitas dan kebebasan: Tidak ada kewajiban atau tanggung jawab seperti dalam hubungan romantis tradisional. Kedua pihak bebas untuk mengakhiri aspek "benefits" dari hubungan kapan saja tanpa konsekuensi emosional yang berat.
- Komunikasi terbuka: Diperlukan kejujuran dan keterbukaan dalam mendiskusikan batasan, harapan, dan aturan main dalam hubungan FWB.
- Tidak eksklusif: Umumnya, kedua pihak bebas untuk menjalin hubungan atau berkencan dengan orang lain, kecuali ada kesepakatan lain yang dibuat.
- Bersifat sementara: Hubungan FWB sering dianggap sebagai pengaturan sementara dan tidak dimaksudkan untuk bertahan dalam jangka panjang.
- Minimalnya keterlibatan publik: Berbeda dengan hubungan romantis, FWB biasanya tidak melibatkan aktivitas publik seperti kencan atau memperkenalkan pasangan kepada keluarga dan teman-teman.
- Tidak ada harapan akan masa depan bersama: Kedua pihak tidak memiliki rencana atau harapan untuk mengembangkan hubungan menjadi sesuatu yang lebih serius di masa depan.
- Fokus pada kesenangan dan kepuasan mutual: Tujuan utama dari hubungan FWB adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mencari kesenangan bersama tanpa beban emosional.
Penting untuk diingat bahwa meskipun karakteristik-karakteristik ini umumnya berlaku untuk hubungan FWB, setiap hubungan bisa memiliki nuansa dan aturan mainnya sendiri tergantung pada kesepakatan antara individu yang terlibat. Komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa kedua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang sifat dan batasan hubungan mereka.
Motivasi di Balik Hubungan FWB
Ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih untuk menjalin hubungan Friends with Benefits. Motivasi ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan bahkan dapat berbeda antara kedua pihak yang terlibat dalam hubungan yang sama. Berikut adalah beberapa motivasi umum yang sering menjadi latar belakang seseorang memilih hubungan FWB:
- Pemenuhan kebutuhan fisik: Bagi sebagian orang, FWB menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan seksual tanpa harus terikat dalam komitmen romantis.
- Menghindari komitmen: Beberapa individu mungkin tidak siap atau tidak ingin terlibat dalam hubungan yang serius, tetapi masih ingin menikmati keintiman fisik.
- Eksplorasi seksual: FWB dapat menjadi sarana untuk mengeksplorasi seksualitas dan preferensi seseorang dalam lingkungan yang relatif aman dan tanpa tekanan.
- Kesibukan: Bagi mereka yang memiliki jadwal yang padat atau fokus pada karir, FWB bisa menjadi solusi untuk tetap memiliki kehidupan seksual tanpa tuntutan waktu dan energi dari hubungan romantis.
- Pemulihan dari hubungan sebelumnya: Setelah mengalami putus cinta atau perceraian, beberapa orang memilih FWB sebagai cara untuk kembali aktif secara seksual tanpa harus langsung terjun ke dalam hubungan yang serius.
- Menghindari kesepian: FWB bisa menjadi cara untuk mendapatkan kedekatan fisik dan emosional tanpa komitmen penuh dari sebuah hubungan.
- Eksperimen sosial: Beberapa orang mungkin tertarik untuk mencoba FWB karena penasaran atau ingin mengalami jenis hubungan yang berbeda.
- Kenyamanan: Memiliki partner seksual yang sudah dikenal dan dipercaya bisa menjadi pilihan yang lebih nyaman dibandingkan mencari pasangan baru atau terlibat dalam hubungan satu malam.
- Menghindari drama: Bagi sebagian orang, FWB dianggap sebagai cara untuk menikmati aspek positif dari hubungan tanpa drama emosional yang sering menyertai hubungan romantis.
- Ketidaksiapan emosional: Beberapa individu mungkin merasa belum siap secara emosional untuk hubungan yang serius, tetapi masih ingin memiliki kedekatan dengan seseorang.
Penting untuk diingat bahwa motivasi ini bisa berubah seiring waktu, dan apa yang awalnya dimulai sebagai FWB bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih atau justru berakhir sama sekali. Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka antara kedua pihak sangat penting untuk memastikan bahwa motivasi dan harapan tetap sejalan sepanjang hubungan berlangsung.
Advertisement
Aturan Umum dalam Hubungan FWB
Meskipun hubungan Friends with Benefits (FWB) sering dianggap sebagai hubungan yang bebas dan tanpa aturan, sebenarnya ada beberapa pedoman umum yang sering diterapkan untuk menjaga keharmonisan dan menghindari komplikasi. Berikut adalah beberapa aturan yang umumnya disepakati dalam hubungan FWB:
- Komunikasi terbuka: Kedua pihak harus selalu jujur dan terbuka tentang perasaan, harapan, dan batasan mereka. Jika ada perubahan dalam dinamika hubungan, hal ini harus didiskusikan secara terbuka.
- Tidak ada kecemburuan: Mengingat sifat hubungan yang tidak eksklusif, kedua pihak diharapkan untuk tidak menunjukkan kecemburuan jika salah satu pihak berkencan atau terlibat dengan orang lain.
- Menjaga privasi: Umumnya disepakati untuk tidak membicarakan detail hubungan FWB kepada orang lain, terutama teman-teman bersama.
- Batasan emosional: Kedua pihak harus menghindari terlalu terikat secara emosional. Ini termasuk menghindari perilaku yang biasanya dikaitkan dengan hubungan romantis, seperti kencan formal atau menghabiskan terlalu banyak waktu bersama di luar aktivitas seksual.
- Keamanan seksual: Penggunaan alat kontrasepsi dan tes kesehatan rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan kedua belah pihak.
- Tidak ada harapan: Kedua pihak harus memahami bahwa hubungan ini tidak akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. Jika salah satu pihak mulai mengembangkan perasaan romantis, ini harus dikomunikasikan.
- Fleksibilitas untuk mengakhiri: Harus ada kesepakatan bahwa hubungan FWB dapat diakhiri kapan saja oleh salah satu pihak tanpa ada konsekuensi negatif.
- Menghormati batasan: Jika salah satu pihak menetapkan batasan tertentu (misalnya, jenis aktivitas seksual yang tidak ingin dilakukan), ini harus dihormati sepenuhnya.
- Tidak ada kewajiban: Tidak ada kewajiban untuk selalu tersedia atau merespon pesan/panggilan dengan segera. Hubungan ini seharusnya tidak mengganggu kehidupan sehari-hari atau prioritas lainnya.
- Kejujuran tentang partner lain: Jika salah satu pihak mulai terlibat secara seksual dengan orang lain, ini harus diinformasikan demi keamanan kesehatan kedua belah pihak.
Penting untuk diingat bahwa aturan-aturan ini dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan antara individu yang terlibat. Beberapa pasangan FWB mungkin memiliki aturan tambahan atau berbeda yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Yang terpenting adalah kedua pihak harus merasa nyaman dengan aturan yang ditetapkan dan siap untuk mendiskusikan kembali jika ada yang perlu diubah.
Risiko dan Dampak Negatif FWB
Meskipun hubungan Friends with Benefits (FWB) mungkin terlihat menarik bagi sebagian orang, ada beberapa risiko dan dampak negatif yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa potensi masalah yang mungkin timbul dari hubungan FWB:
- Perkembangan perasaan romantis: Salah satu risiko terbesar adalah ketika salah satu pihak mulai mengembangkan perasaan romantis, sementara yang lain tidak. Ini dapat menyebabkan sakit hati dan merusak hubungan pertemanan yang ada.
- Komplikasi emosional: Meskipun tujuannya adalah untuk menghindari keterlibatan emosional, seringkali sulit untuk memisahkan sepenuhnya antara aktivitas fisik dan perasaan. Ini dapat menyebabkan kebingungan emosional dan stres.
- Risiko kesehatan seksual: Jika tidak berhati-hati, hubungan FWB dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual, terutama jika salah satu atau kedua pihak memiliki partner seksual lain.
- Dampak pada harga diri: Beberapa orang mungkin merasa bahwa hubungan FWB menurunkan harga diri mereka, terutama jika mereka sebenarnya menginginkan hubungan yang lebih serius.
- Merusak pertemanan: Jika hubungan FWB berakhir dengan buruk, ini dapat merusak pertemanan yang ada dan bahkan mempengaruhi dinamika dalam kelompok pertemanan yang lebih luas.
- Kecemburuan: Meskipun aturannya adalah tidak boleh cemburu, perasaan ini sering kali sulit untuk dikontrol, terutama jika salah satu pihak mulai berkencan dengan orang lain.
- Stigma sosial: Di beberapa masyarakat, hubungan FWB masih dipandang negatif, yang dapat menyebabkan tekanan sosial atau penilaian dari orang lain.
- Ketidakpuasan jangka panjang: Beberapa orang mungkin merasa bahwa hubungan FWB, meskipun memuaskan secara fisik, tidak memenuhi kebutuhan emosional mereka dalam jangka panjang.
- Kesulitan dalam hubungan masa depan: Pengalaman FWB yang berulang dapat mempengaruhi cara seseorang memandang dan menjalani hubungan romantis di masa depan.
- Risiko kehamilan yang tidak diinginkan: Meskipun bukan risiko khusus FWB, aktivitas seksual selalu membawa risiko kehamilan jika tidak dilakukan dengan perlindungan yang tepat.
Untuk meminimalkan risiko-risiko ini, penting bagi kedua pihak untuk memiliki komunikasi yang jelas dan terbuka tentang harapan, batasan, dan perasaan mereka. Selain itu, penting juga untuk selalu memprioritaskan kesehatan fisik dan mental, serta siap untuk mengakhiri hubungan FWB jika mulai menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Advertisement
Perbedaan FWB dengan Jenis Hubungan Lain
Untuk memahami lebih baik tentang Friends with Benefits (FWB), penting untuk membandingkannya dengan jenis hubungan lain. Berikut adalah perbedaan utama antara FWB dan beberapa jenis hubungan lainnya:
-
FWB vs Hubungan Romantis Tradisional:
- FWB: Tidak ada komitmen jangka panjang, fokus pada keintiman fisik, tidak ada harapan romantis.
- Hubungan Romantis: Ada komitmen, melibatkan perasaan romantis, ada harapan untuk masa depan bersama.
-
FWB vs Hubungan Satu Malam (One Night Stand):
- FWB: Berulang dengan orang yang sama, ada unsur pertemanan, lebih familiar.
- One Night Stand: Biasanya hanya sekali dengan orang asing, tidak ada hubungan lebih lanjut.
-
FWB vs Teman Biasa:
- FWB: Ada aktivitas seksual atau keintiman fisik.
- Teman Biasa: Tidak ada aktivitas seksual, fokus pada persahabatan platonis.
-
FWB vs Pacaran Kasual:
- FWB: Biasanya tidak ada kencan formal, fokus pada aktivitas seksual.
- Pacaran Kasual: Mungkin melibatkan kencan dan aktivitas sosial, potensial untuk berkembang menjadi hubungan serius.
-
FWB vs Hubungan Jarak Jauh:
- FWB: Biasanya melibatkan kedekatan fisik yang rutin.
- Hubungan Jarak Jauh: Jarang bertemu secara fisik, lebih fokus pada komunikasi dan komitmen emosional.
-
FWB vs Hubungan Terbuka:
- FWB: Tidak ada komitmen romantis utama.
- Hubungan Terbuka: Ada komitmen romantis utama, tetapi diperbolehkan memiliki partner lain.
-
FWB vs Poliamori:
- FWB: Fokus pada satu partner FWB tanpa komitmen romantis.
- Poliamori: Melibatkan multiple hubungan romantis dengan persetujuan semua pihak.
-
FWB vs Teman Curhat:
- FWB: Melibatkan aktivitas seksual, mungkin tidak terlalu dalam secara emosional.
- Teman Curhat: Fokus pada dukungan emosional dan berbagi rahasia, tanpa aktivitas seksual.
-
FWB vs Hubungan Platonik:
- FWB: Ada elemen seksual atau keintiman fisik.
- Hubungan Platonik: Murni non-seksual, fokus pada persahabatan dan kedekatan emosional.
-
FWB vs Kencan Online:
- FWB: Biasanya dengan seseorang yang sudah dikenal, ada unsur pertemanan.
- Kencan Online: Bertemu orang baru, potensial untuk berbagai jenis hubungan.
Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan bisa memiliki nuansa dan karakteristik uniknya sendiri. Batasan antara berbagai jenis hubungan ini terkadang bisa menjadi kabur, dan yang terpenting adalah adanya komunikasi yang jelas dan persetujuan antara pihak-pihak yang terlibat tentang sifat dan harapan dari hubungan mereka.
Tips Menjalani Hubungan FWB
Jika Anda memutuskan untuk menjalani hubungan Friends with Benefits (FWB), ada beberapa tips yang dapat membantu menjaga hubungan tetap sehat dan menghindari komplikasi. Berikut adalah beberapa saran untuk menjalani hubungan FWB:
- Komunikasi yang jelas: Diskusikan secara terbuka tentang harapan, batasan, dan aturan main dari awal. Pastikan kedua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang sifat hubungan.
- Tetapkan batasan: Tentukan dengan jelas apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam "benefits". Ini bisa mencakup jenis aktivitas seksual, frekuensi pertemuan, atau bahkan hal-hal seperti menginap atau sarapan bersama.
- Jaga kesehatan: Selalu praktikkan seks yang aman. Lakukan tes kesehatan secara rutin dan gunakan alat kontrasepsi yang sesuai.
- Hormati privasi: Jangan membagikan detail hubungan FWB Anda kepada orang lain tanpa persetujuan partner Anda.
- Jaga emosi: Sadari bahwa perasaan bisa berubah. Jika Anda mulai mengembangkan perasaan romantis, bicarakan dengan partner Anda dan putuskan langkah selanjutnya.
- Tetap realistis: Ingat bahwa hubungan FWB biasanya bersifat sementara. Jangan membangun harapan untuk hubungan jangka panjang kecuali kedua pihak setuju untuk mengubah sifat hubungan.
- Prioritaskan pertemanan: Jangan biarkan aspek "benefits" mengganggu dasar pertemanan Anda. Tetap menjaga interaksi dan aktivitas non-seksual yang biasa Anda lakukan sebagai teman.
- Bersikap jujur: Jika Anda mulai berkencan atau tertarik pada orang lain, beritahu partner FWB Anda. Kejujuran akan membantu menghindari kesalahpahaman dan menjaga kepercayaan.
- Perhatikan tanda-tanda: Jika hubungan mulai terasa tidak nyaman atau salah satu pihak mulai merasa terbebani, pertimbangkan untuk mengakhirinya.
- Jaga keseimbangan: Pastikan hubungan FWB tidak mengganggu aspek lain dalam hidup Anda, seperti pekerjaan, hobi, atau hubungan sosial lainnya.
- Hindari kebiasaan pasangan: Jangan terlibat dalam aktivitas yang biasanya dilakukan oleh pasangan romantis, seperti merayakan hari jadi atau memperkenalkan ke keluarga.
- Tetap terbuka untuk hubungan lain: Ingat bahwa FWB tidak eksklusif. Tetap terbuka untuk bertemu dan berkencan dengan orang lain jika Anda menginginkannya.
- Evaluasi secara berkala: Tinjau kembali hubungan FWB Anda secara teratur untuk memastikan bahwa kedua pihak masih merasa nyaman dan puas.
- Siap untuk mengakhiri: Jika salah satu pihak ingin mengakhiri hubungan FWB, hormati keputusan tersebut dan coba untuk mengakhirinya dengan baik-baik.
- Jaga diri sendiri: Prioritaskan kesejahteraan mental dan emosional Anda. Jika hubungan FWB mulai berdampak negatif pada Anda, jangan ragu untuk mengakhirinya.
Ingat, setiap hubungan FWB bisa berbeda dan apa yang berhasil untuk satu pasangan mungkin tidak cocok untuk yang lain. Yang terpenting adalah memastikan bahwa kedua pihak merasa nyaman, dihormati, dan puas dengan pengaturan yang ada.
Advertisement
Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memulai FWB
Sebelum memutuskan untuk memulai hubungan Friends with Benefits (FWB), ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Keputusan ini bisa memiliki dampak signifikan pada kehidupan emosional dan sosial Anda. Berikut adalah beberapa pertimbangan kunci:
- Kesiapan emosional: Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda benar-benar siap untuk hubungan yang hanya bersifat fisik tanpa keterlibatan emosional yang mendalam.
- Motivasi: Pahami dengan jelas mengapa Anda ingin menjalani hubungan FWB. Pastikan ini bukan karena tekanan atau harapan yang tidak realistis.
- Nilai pribadi: Pertimbangkan apakah hubungan FWB sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip hidup Anda.
- Potensi dampak pada pertemanan: Pikirkan bagaimana hubungan FWB mungkin mempengaruhi pertemanan Anda, terutama jika berakhir dengan buruk.
- Risiko kesehatan: Pertimbangkan risiko kesehatan yang terkait dengan aktivitas seksual dan pastikan Anda siap untuk melakukan seks yang aman.
- Ekspektasi jangka panjang: Pikirkan tentang apa yang Anda inginkan dalam jangka panjang. Apakah FWB sejalan dengan tujuan hubungan Anda di masa depan?
- Potensi kecemburuan: Evaluasi apakah Anda bisa menangani situasi di mana partner FWB Anda mungkin berkencan atau intim dengan orang lain.
- Reputasi sosial: Pertimbangkan bagaimana hubungan FWB mungkin dipandang oleh lingkungan sosial Anda dan apakah Anda siap menghadapi potensi penilaian negatif.
- Kemampuan berkomunikasi: Pastikan Anda merasa nyaman untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang keinginan, batasan, dan perasaan Anda.
- Potensi perasaan romantis: Pikirkan tentang apa yang akan Anda lakukan jika Anda atau partner Anda mulai mengembangkan perasaan romantis.
- Dampak pada kehidupan sehari-hari: Pertimbangkan bagaimana hubungan FWB mungkin mempengaruhi rutinitas, pekerjaan, atau komitmen lain Anda.
- Pengalaman masa lalu: Refleksikan pengalaman hubungan Anda sebelumnya. Apakah Anda pernah mengalami kesulitan memisahkan antara fisik dan emosional?
- Kesiapan untuk mengakhiri: Pikirkan tentang bag aimana Anda akan menangani situasi jika hubungan FWB perlu diakhiri, baik oleh Anda atau partner Anda.
- Potensi konflik kepentingan: Jika Anda dan partner FWB berada dalam lingkungan yang sama (misalnya, tempat kerja atau kelompok pertemanan), pertimbangkan bagaimana hubungan ini mungkin mempengaruhi dinamika tersebut.
- Kesiapan untuk bertanggung jawab: Meskipun FWB tidak melibatkan komitmen romantis, tetap ada tanggung jawab terhadap kesehatan dan kesejahteraan satu sama lain. Pastikan Anda siap untuk mengemban tanggung jawab ini.
Mengambil waktu untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini dengan cermat dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih informasi tentang apakah hubungan FWB cocok untuk Anda. Ingatlah bahwa tidak ada jawaban yang benar atau salah; yang terpenting adalah Anda merasa nyaman dan yakin dengan keputusan Anda.
Pandangan Masyarakat terhadap FWB
Pandangan masyarakat terhadap hubungan Friends with Benefits (FWB) sangat bervariasi dan sering kali kontroversial. Persepsi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya, agama, usia, dan latar belakang sosial. Berikut adalah beberapa perspektif umum yang ada di masyarakat mengenai FWB:
- Liberalisme seksual: Sebagian masyarakat, terutama di negara-negara Barat dan kalangan muda perkotaan, melihat FWB sebagai bentuk ekspresi kebebasan seksual. Mereka menganggap bahwa individu memiliki hak untuk menentukan jenis hubungan yang mereka inginkan, termasuk hubungan yang berfokus pada keintiman fisik tanpa komitmen romantis.
- Konservatisme moral: Di sisi lain, banyak kelompok masyarakat, terutama yang berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional atau religius, memandang FWB sebagai perilaku yang tidak bermoral atau bertentangan dengan norma sosial. Mereka mungkin melihat hubungan semacam ini sebagai bentuk promiskuitas atau degradasi nilai-nilai keluarga.
- Feminisme dan kesetaraan gender: Beberapa kelompok feminis melihat FWB sebagai bentuk pemberdayaan perempuan, di mana perempuan dapat mengekspresikan seksualitas mereka tanpa terikat pada ekspektasi tradisional tentang hubungan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa FWB dapat memperkuat stereotip gender yang merugikan.
- Kesehatan publik: Dari perspektif kesehatan masyarakat, FWB sering dilihat sebagai praktik yang berisiko karena potensinya dalam penyebaran penyakit menular seksual. Hal ini mendorong kampanye edukasi tentang pentingnya seks yang aman dalam segala jenis hubungan.
- Psikologi dan kesehatan mental: Beberapa ahli psikologi memperingatkan tentang potensi dampak negatif FWB terhadap kesehatan mental, terutama jika ada ketidakseimbangan harapan atau perasaan di antara para pihak yang terlibat. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa FWB bisa menjadi pilihan yang sehat bagi individu tertentu dalam situasi tertentu.
- Generasi milenial dan Gen Z: Generasi yang lebih muda cenderung lebih terbuka terhadap konsep FWB, melihatnya sebagai alternatif yang valid untuk hubungan tradisional. Mereka mungkin menganggapnya sebagai cara untuk mengeksplorasi seksualitas dan intimitas tanpa tekanan komitmen jangka panjang.
- Media dan budaya pop: FWB sering digambarkan dalam film, acara TV, dan musik populer, yang dapat mempengaruhi persepsi publik. Terkadang digambarkan sebagai sesuatu yang glamor dan menyenangkan, tapi juga sering menunjukkan komplikasi emosional yang mungkin timbul.
- Perspektif akademis: Studi sosiologi dan antropologi telah meneliti fenomena FWB sebagai bentuk evolusi hubungan modern. Beberapa melihatnya sebagai respons terhadap perubahan dinamika sosial dan ekonomi yang mempengaruhi cara orang membentuk dan mempertahankan hubungan.
- Pandangan hukum: Dari sudut pandang hukum, FWB umumnya dianggap sebagai hubungan konsensual antara orang dewasa dan tidak melanggar hukum selama tidak melibatkan pihak di bawah umur atau unsur paksaan. Namun, di beberapa negara dengan hukum yang lebih konservatif, praktik ini mungkin dianggap ilegal.
- Perspektif kesehatan reproduksi: Beberapa ahli kesehatan reproduksi menekankan pentingnya edukasi dan akses terhadap kontrasepsi dalam konteks FWB, mengingat potensi kehamilan yang tidak diinginkan.
Penting untuk diingat bahwa pandangan masyarakat terhadap FWB terus berkembang seiring dengan perubahan norma sosial dan budaya. Apa yang dianggap tidak dapat diterima di satu masyarakat mungkin dianggap normal di masyarakat lain. Terlepas dari pandangan umum, keputusan untuk terlibat dalam hubungan FWB tetap merupakan pilihan pribadi yang harus diambil dengan pertimbangan matang dan kesadaran penuh akan potensi konsekuensinya.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar FWB
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Friends with Benefits (FWB) beserta jawabannya:
-
Apakah FWB sama dengan hubungan satu malam?
Tidak, FWB berbeda dari hubungan satu malam. FWB melibatkan hubungan yang berulang dengan orang yang sama, sementara hubungan satu malam biasanya hanya terjadi sekali dengan orang yang baru dikenal.
-
Bisakah FWB berubah menjadi hubungan romantis?
Meskipun mungkin, ini tidak umum terjadi. Beberapa FWB memang berkembang menjadi hubungan romantis, tetapi ini bukan tujuan utama dari hubungan tersebut. Jika salah satu pihak mulai mengembangkan perasaan romantis, penting untuk mendiskusikannya secara terbuka.
-
Apakah normal jika saya mulai cemburu dalam hubungan FWB?
Perasaan cemburu bisa muncul dalam hubungan FWB, meskipun ini tidak diharapkan. Jika Anda mulai merasa cemburu, ini mungkin tanda bahwa Anda mulai mengembangkan perasaan yang lebih dalam. Penting untuk mendiskusikan perasaan ini dengan partner Anda.
-
Seberapa sering sebaiknya kita bertemu dalam hubungan FWB?
Tidak ada aturan pasti tentang frekuensi pertemuan dalam FWB. Ini tergantung pada kesepakatan dan kebutuhan kedua belah pihak. Yang penting adalah memastikan bahwa frekuensi pertemuan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari atau membuat salah satu pihak merasa terbebani.
-
Apakah kita harus memberi tahu teman-teman tentang hubungan FWB kita?
Ini adalah keputusan pribadi. Beberapa orang memilih untuk menjaga hubungan FWB mereka pribadi untuk menghindari penilaian atau gosip. Yang lain mungkin merasa nyaman memberi tahu teman-teman dekat. Yang terpenting adalah memastikan bahwa kedua pihak setuju tentang siapa yang boleh tahu.
-
Bagaimana cara mengakhiri hubungan FWB dengan baik?
Cara terbaik untuk mengakhiri hubungan FWB adalah dengan komunikasi yang jujur dan langsung. Jelaskan alasan Anda ingin mengakhiri hubungan tersebut dan coba untuk melakukannya dengan cara yang menghormati perasaan satu sama lain. Ingat bahwa tujuannya adalah untuk mempertahankan pertemanan jika mungkin.
-
Apakah FWB aman dari segi kesehatan?
Seperti halnya semua hubungan seksual, FWB memiliki risiko kesehatan tertentu. Penting untuk selalu mempraktikkan seks yang aman, termasuk penggunaan kontrasepsi dan melakukan tes kesehatan secara rutin. Komunikasi terbuka tentang status kesehatan dan partner seksual lain juga sangat penting.
-
Bagaimana jika salah satu dari kami mulai berkencan dengan orang lain?
Ini harus didiskusikan sejak awal. Biasanya, hubungan FWB tidak eksklusif, jadi berkencan dengan orang lain umumnya dianggap dapat diterima. Namun, penting untuk memberi tahu partner FWB Anda jika Anda mulai terlibat secara serius dengan orang lain, terutama jika ini akan mempengaruhi hubungan FWB Anda.
-
Apakah ada aturan tentang menginap setelah berhubungan intim dalam FWB?
Ini tergantung pada kesepakatan antara kedua pihak. Beberapa orang merasa bahwa menginap terlalu mirip dengan hubungan romantis dan memilih untuk tidak melakukannya. Yang lain mungkin tidak keberatan. Yang penting adalah mendiskusikan dan menyepakati hal ini sejak awal.
-
Bagaimana cara menjaga agar perasaan romantis tidak berkembang dalam FWB?
Meskipun tidak ada jaminan, beberapa cara untuk meminimalkan risiko berkembangnya perasaan romantis termasuk: membatasi waktu yang dihabiskan bersama di luar aktivitas seksual, menghindari perilaku yang biasanya dikaitkan dengan hubungan romantis (seperti kencan formal atau memperkenalkan ke keluarga), dan tetap terbuka untuk berkencan dengan orang lain.
Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan FWB unik, dan apa yang berhasil untuk satu pasangan mungkin tidak cocok untuk yang lain. Komunikasi terbuka dan kejujuran adalah kunci untuk mengelola hubungan FWB dengan sukses.
Kesimpulan
Friends with Benefits (FWB) adalah fenomena hubungan modern yang kompleks dan sering kali kontroversial. Meskipun menawarkan keintiman fisik tanpa komitmen romantis, hubungan ini memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Kunci untuk menjalani FWB dengan sukses adalah komunikasi yang jelas, kejujuran, dan kesadaran diri.
Penting untuk diingat bahwa FWB bukan pilihan yang cocok untuk semua orang. Sebelum memulai hubungan semacam ini, pertimbangkan dengan matang kesiapan emosional, nilai-nilai pribadi, dan potensi dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik Anda. Jika dijalani dengan bijak dan saling menghormati, FWB bisa menjadi pengalaman yang memuaskan bagi beberapa orang. Namun, jika mulai menimbulkan perasaan tidak nyaman atau konflik internal, jangan ragu untuk mengakhirinya.
Terlepas dari pandangan pribadi atau sosial tentang FWB, yang terpenting adalah menghormati pilihan orang lain dan memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri dan partner dalam setiap jenis hubungan yang dijalani. Pada akhirnya, keputusan untuk terlibat dalam hubungan FWB adalah pilihan pribadi yang harus diambil dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)